c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

09 September 2023

14:07 WIB

E-commerce Moncer, PIS Bidik Bisnis Logistik di Asia Tenggara

PIS menilai pesatnya perkembangan industri e-commerce memberikan peluang nyata bagi bisnis logistik di Asia Tenggara.

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

<i>E-commerce</i> Moncer, PIS Bidik Bisnis Logistik di Asia Tenggara
<i>E-commerce</i> Moncer, PIS Bidik Bisnis Logistik di Asia Tenggara
Kapal milik PT Pertamina International Shipping (PIS). Dok. PIS

JAKARTA - Kawasan Asia Tenggara digadang-gadang punya potensi besar untuk mengembangkan sektor logistik di kancah global. Peluang itu tak lepas perkembangan industri e-commerce di kawasan ini beberapa tahun terakhir.

CEO PT Pertamina International Shipping (PIS) Yoki Firnandi dalam sesi diskusi bertajuk 'Navigating The ASEAN's Logistics Landscape, Overcoming Complexity for Succes' pun menyatakan pihaknya tak sebatas akan mendukung industri logistik nasional, tetapi juga bisa unjuk gigi di kawasan ASEAN.

"Saat ini kami operasikan lebih dari 300 kapal dan berlayar di 26 rute internasional. PIS terus berkembang untuk menjadi perusahaan perkapalan dan logistik maritim terkemuka di Asia Tenggara," ujar Yoki lewat siaran pers di Jakarta, Sabtu (9/9).

Baca Juga: PIS-Pelindo Kerja Sama Pengembangan Jakarta Integrated Green Terminal

Bahkan, Yoki mengatakan pihaknya akan terus berinvestasi lebih masif lagi di keseluruhan Asia. Menurut dia, hal itu tak lepas dari peluang dan masa depan yang menjanjikan pada sektor pelayaran di Benua Kuning.

"Ada peluang besar di sektor pelayaran internasional, kami menyusun strategi dan juga melakukan transformasi terutama untuk peningkatan transportasi dan logistik energi," tambahnya.

Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Jodi Mahardi meyakini pasar logistik di Asia Tenggara saat ini tengah berkembang begitu pesat.

Perkembangan itu, sambung Jodi, didorong antara lain oleh keberlangsungan industri e-commerce, konektivitas sambungan dengan kecepatan tinggi yang terus tumbuh, hingga digitalisasi.

"Rata-rata tingkat pertumbuhan tahunan dari 2023 hingga 2030 sebesar 10,7%. Ini juga bisa menjadi peluang tumbuhnya pendapatan di sektor perkapalan," kata dia.

Indonesia pun ia sebut punya potensi menaikkan indeks kompetitif logistik. Pasalnya, pemerintah 10 tahun belakangan telah gencar membangun proyek infrastruktur strategis, termasuk untuk mendukung sistem logistik.

Meski begitu, Jodi tak menampik bahwa Indonesia punya tantangan, salah satunya adalah status Indonesia sebagai negara kepulauan yang terdiri lebih dari 17 ribu pulau sehingga perlu strategi membenahi konektivitas antarpulau.

Baca Juga: Otoritas Kepabeanan ASEAN Bahas Harmonisasi Barang

Selain itu, ekonomi hijau juga menjadi tantangan sekaligus peluang bagi perlogistikan di tanah air. Hal tersebut sejalan dengan upaya pemerintah untuk melakukan transisi energi dalam mendukung tercapainya Net Zero Emission (NZE) tahun 2060 atau lebih cepat.

Jodi pun menegaskan bahwa hal-hal tersebut merupakan peluang strategis bagi Pertamina International Shipping yang notabene bisa mengembangkan kapal dual fuel hingga angkutan Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS).

"Green economy adalah masa depan, bagaimana kita bisa menangkap peluang ini dengan mulai menyiapkan dekarbonisasi di sektor logistik dan juga bisnis energi ramah lingkungan," tandas Jodi Mahardi.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar