c

Selamat

Jumat, 19 April 2024

EKONOMI

11 November 2021

18:48 WIB

DWP Kemenkop UKM Pacu Literasi Keuangan Usaha Mikro

Perhatian khusus terhadap aspek keuangan nantinya akan berdampak pada peningkatan kualitas dan kecerdasan finansial dari kalangan usaha mikro

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

DWP Kemenkop UKM Pacu Literasi Keuangan Usaha Mikro
DWP Kemenkop UKM Pacu Literasi Keuangan Usaha Mikro
Proses mengeringkan kain batik setelah diproses menggunakan pewarna alami mangrove di Desa Klaces, Kampung Laut, Cilacap, Jateng, Kamis (4/11). ANTARAFOTO/Idhad Zakaria

JAKARTA – Peningkatan literasi keuangan pelaku usaha mikro dinilai sebagai hal penting. Pengetahuan yang minim akan keuangan bisa membuat akses ke lembaga pembiayaan menjadi tertutup. Selain itu, pelaku usaha mudah terpengaruh oleh penjual produk keuangan sehingga tidak memilih sesuai kebutuhan.

"Kemampuan mengelola keuangan bagi usaha mikro sangat diperlukan untuk kinerja dan keberlangsungan usaha," sebut Penasihat DWP Kemenkop UKM Suzana Teten Masduki dalam siaran pers di Jakarta, Kamis (11/11).

Ia mengatakan perhatian khusus terhadap aspek keuangan nantinya akan berdampak pada peningkatan kualitas dan kecerdasan finansial dari kalangan usaha mikro yang disinyalir dapat memperbaiki roda perekonomian sebuah negara.

Hal itu tak lepas dari realita di mana tidak semua pelaku usaha mikro memiliki pengetahuan keuangan yang cukup. Padahal, kemampuan pelaku usaha dalam mengenal dan mengakses sumber keuangan akan berdampak pada tingkat pertumbuhan bisnis mereka.

Hasil dari Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) ketiga yang dilakukan OJK pada 2019 mengenai indeks literasi keuangan, menunjukkan hanya 38% dari total penduduk Indonesia yang memiliki literasi keuangan yang baik.
 
 Suzana menyebutkan para pelaku usaha mikro tidak bisa mengambil keputusan yang tepat terkait pengelolaan finansial jika mereka belum bisa memahami konsep-konsep dasar keuangan. Sebaliknya, pelaku usaha yang punya dasar pengetahuan yang baik akan mampu mengambil keputusan yang cermat, seperti pinjaman, investasi, dan sebagainya.

"Jika dibandingkan dengan pelaku usaha yang tidak memiliki dasar pengetahuan keuangan, akan memungkinan timbulnya risiko dalam usahanya seperti kerugian bahkan kebangkrutan," ungkap dia.

Karena itu, dalam memperingati HUT ke-22, Dharma Wanita Persatuan bersama Kementerian Koperasi dan UKM menggelar pelatihan vokasional untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi bagi para pelaku usaha mikro. Kali ini, pelaku usaha mikro di Kabupaten Cirebon yang mendapatkan jatah pelatihan tersebut.

Ia berharap lewat pelatihan vokasional literasi keuangan dan akses pembiayaan bagi usaha mikro, para pelaku usaha bisa menerima wawasan dan keterampilan baru agar bisa diaplikasikan dalam mengembangkan usahanya.

Naik Kelas
Dalam kesempatan itu, Deputi Bidang Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Eddy Satriya berkomitmen untuk membantu seluruh pelaku usaha mikro yang butuh pendampingan terkait pengaturan transaksi laporan keuangan dalam operasional bisnis mereka.

Dengan literasi keuangan yang mumpuni di kalangan usaha mikro, Eddy meyakini Kementerian Koperasi dan UKM akan ikut termudahkan dalam menyosialisasikan program-program strategis, seperti akses pembiayaan hingga transformasi ke usaha formal.

Eddy juga mengatakan para pelaku usaha mikro yang telah punya optimisme akan produk yang dipasarkan harus meningkatkan literasi keuangan mereka untuk mengakses pembiayaan. Jika hal-hal tersebut berhasil terpenuhi, ia yakin usaha mikro bisa naik kelas.

"Setelah itu, nanti akan digabungkan dalam satu wadah koperasi yang modern. Kalau diperlukan, nanti juga akan ditindaklanjuti dengan memberikan sertifikasi sesuai kebutuhan," imbuh Eddy Satriya.

Lebih lanjut, Suzana mengatakan pelatihan dan pendampingan kepada para pelaku UMKM tak terbatas pada aspek keuangan. Peran penting yang dimiliki UMKM dalam perekonomian nasional membuat para pemangku kepentingan harus memberikan pendampingan dalam bidang peningkatan pengetahuan kewirausahaan, pemberdayaan SDM, manajemen pembiayaan, hingga aspek pemasaran.

"UMKM ini punya peran penting dalam membantu perekonomian Indonesia sehingga untuk mengembangkannya, khususnya pada segmen usaha mikro, perlu pendampingan dari berbagai aspek," kata Suzana.

Senada, Eddy Satriya mengatakan pelaku usaha mikro memegang peran penting dan menjadi tulang punggung perekonomian bangsa. Ia pun meminta para pelaku usaha mikro harus melek teknologi dan memanfaatkan akses digital, termasuk untuk perbaikan literasi keuangan hingga pemasaran.

"Pemanfaatan digitalisasi juga untuk memaksimalkan produktifitas usaha yang tengah mereka geluti," tandas Eddy Satriya.

 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar