c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

08 Maret 2025

14:31 WIB

Dukung Swasembada Pangan, WPI Perluas Kemitraan

Tahun ini WPI menargetkan kemitraan melalui FEP seluas 50 ribu hektare (ha) di Jawa dan Sumatera. Target ini naik dari realisasi tahun lalu seluas 30 ribu ha yang dikelola lebih dari 20 ribu petani

<p>Dukung Swasembada Pangan, WPI Perluas Kemitraan</p>
<p>Dukung Swasembada Pangan, WPI Perluas Kemitraan</p>

Petugas pendamping dari Wilmar Padi Indonesia (WPI) memberikan penyuluhan kepada petani padi di Kabupaten, Ngawi, Jawa Timur. ANTARA/ WPI

JAKARTA - Wilmar Padi Indonesia (WPI) menyatakan komitmennya untuk mendukung program swasembada pangan nasional yang gencara disuarkan pemerintah. Salah satunya melalui Farmer Engagement Program (FEP), program pendampingan petani melakukan budi daya padi.

Rice Business Head PT WPI Saronto mengatakan, tahun ini pihaknya menargetkan kemitraan melalui FEP seluas 50 ribu hektare (ha) di Jawa dan Sumatera. Target ini naik dari realisasi tahun lalu seluas 30 ribu ha, yang dikelola oleh lebih dari 20 ribu petani.

"Peningkatan target tersebut seiring bertambahnya daerah yang menjalin kerjasama dengan perusahaan," katanya, di Jakarta, Sabtu (8/3).

Program kemitraan tersebut, imbuhnya, tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara dengan luas lahan kemitraan terbesar di Jawa Timur mencapai 14 ribu ha.

“Petani telah merasakan manfaat kemitraan, sehingga program kami dapat diterima dengan baik,” ujarnya

Selain program kemitraan dengan petani, Saronto menyatakan dukungan terhadap program pangan nasional melalui penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kementerian Pertanian, terkait pembelian gabah di tingkat petani seharga Rp6.500 per kilogram (kg).

Pihaknya juga berperan dalam membantu Perum Bulog memasok beras public service obligation (PSO), sebagai cadangan pangan pemerintah yang akan disalurkan sepanjang Februari hingga April 2025.

Perusahaan, kata dia lagi, juga menyediakan fasilitas tolling atau maklon untuk membantu Bulog menggiling gabah di lima lokasi pabrik WPI, dengan kapasitas 1.000 ton per unit per hari selama musim panen raya (Maret-April 2025). “Kami turut membantu Bulog dalam mengidentifikasi daerah panen dan kelompok tani yang siap menjual gabahnya," katanya pula.

Warga Binaan
Sejak tahun lalu, WPI telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan dalam program budi daya padi di Pulau Nusa Kambangan, Cilacap, Jawa Tengah. Menurut dia, program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan produksi pangan, tetapi juga memberdayakan warga binaan dengan keterampilan bertani.

Selain itu, pihaknya juga bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Blora, Jateng berupa penanaman padi seluas 500 ha, dan program tanam bersama TNI-Polri di 30 lokasi di Jawa dan Sumatera. Sebagai bagian dari optimasi lahan pertanian, perusahaan juga membantu menghidupkan kembali lahan tidur di Sidoarjo (Jawa Timur) dan Palembang (Sumatera Selatan).

"Pemanfaatan lahan tidur bisa menjadi alternatif untuk menambah produksi pangan," ujar Saronto.

Saronto mengatakan, salah satu potret keberhasilan peningkatan produktivitas padi petani yang menerapkan program FEP, terjadi di Kabupaten Blora Jawa Tengah. Di daerah tersebut, tingkat produktivitas mencapai 10,5 ton per hektare.

"Tujuan utama FEP adalah meningkatkan kesejahteraan petani padi melalui peningkatan produktivitas lahan pertanian," serunya.

Berdasarkan pengalaman di lapangan, tambahnya, peningkatan produksi gabah petani rata-rata sebesar 15% setelah mendapat pendampingan. Dia menambahkan, keberhasilan kemitraan FEP tidak terlepas dari peran berbagai pihak, terutama pemerintah dan petani yang turut mempromosikan program tersebut.

Dua Kali Lipat
Pihaknya berharap luas lahan yang bergabung dalam FEP di Blora dapat meningkat dua kali lipat menjadi 800 hektare tahun depan. Dikatakannya, perusahaan terus berkomitmen menjalin kemitraan dengan petani padi melalui FEP.

Hingga Februari 2024, luas lahan kemitraan dengan petani mencapai 20 ribu hektare (ha), tersebar di 19 kabupaten di Jawa Timur, Banten, Lampung, Sumatera Utara dan Sumatera Selatan.

Peningkatan luas lahan kemitraan dengan petani tersebut bertambah signifikan dari 2023 yang hanya 8.903 ha. Hingga Februari lalu, perusahaan telah menggandeng 16.928 petani. Program tersebut telah dimulai pada 2021 dan lahan yang dikerjasamakan saat itu baru 617 ha.

Menurut Saronto, pihaknya berharap kemitraan dalam FEP dapat meningkat menjadi 30 ribu ha hingga akhir tahun ini. Hal itu diharapkan dapat sejalan dengan program pemerintah dalam meningkatkan produksi gabah dalam negeri. "Kemitraan ini merupakan bukti dari keberhasilan kerjasama dari pemerintah, petani, dan perusahaan," katanya.

Kepala Dinas Pangan Pertanian Peternakan dan Perikanan Kabupaten Blora Ngaliman menambahkan, program tersebut dinilai efektif dalam membantu petani meningkatkan usaha taninya. Jika ditarik lebih jauh, tujuan utamanya mendukung program pemerintah meningkatkan ketahanan pangan nasional.

Program FEP yang dimulai akhir 2023, lanjutnya menunjukkan hasil positif, pada lahan yang mengikuti rekomendasi budi daya FEP, produktivitas gabah kering panen (GKP) mencapai 10,5 ton per hektare, meningkat satu ton dibandingkan dengan metode tradisional.

"Kami berharap kerjasama (dengan WPI) ini dapat terus ditingkatkan, baik dalam pembinaan maupun luas arealnya, sehingga lebih banyak petani Blora yang dapat terfasilitasi dalam peningkatan usaha taninya," pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar