27 Juni 2022
12:56 WIB
Editor: Fin Harini
MUKOMUKO – Dua pabrik minyak kelapa sawit di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu, beroperasi normal lagi, setelah sepekan terakhir membatasi jumlah pembelian tandan buah segar kelapa sawit petani akibat tangki penampungan CPO yang penuh.
Sebelumnya, ada dua pabrik minyak kelapa sawit tersebut adalah PT Usaha Sawit Mandiri dan PT Sapta Sentosa Jaya Abadi.
"Dua pabrik tersebut beroperasi normal, kecuali PT Sentosa Sejahtera Sejati berhenti beroperasi akibat tangki penampungan CPO milik perusahaan itu penuh dan maintenance atau pemeliharaan mesin," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko Apriansyah, di Mukomuko, Minggu (26/6), dilansir dari Antara.
Menurut dia, kemungkinan industri CPO di daerah ini tidak lagi membatasi pembelian jumlah tandan buah segar (TBS) kelapa sawit dari petani karena sudah ada pengiriman CPO ke pembeli.
Dia mengatakan, selama ini pabrik membatasi jumlah pembelian TBS kelapa sawit milik petani, karena terbatasnya penjualan minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).
Selanjutnya, ia berharap, tidak ada lagi tandan buah segar kelapa sawit "restan", sisa yang belum diolah sehingga menyebabkan sawit busuk di loading ramp.
Dia juga berharap, dengan adanya pengiriman CPO ke penjual dapat berdampak terhadap kenaikan harga TBS kelapa sawit milik petani daerah ini.
Harga tandan buah segar kelapa sawit mulai merangkak naik, setelah dua bulan terakhir turun karena terbatasnya penjualan minyak sawit mentah atau CPO dari daerah ini.
“Harga sawit mulai merangkak naik sebesar Rp70 hingga Rp200 per kilogram dibandingkan sebelumnya, mudah-mudahan kenaikan harga ini terus berlanjut," ujarnya lagi.
Baca Juga: Apkasindo: Harga TBS Sawit Di Aceh Utara Rp1.700 Per Kg
Dia menyebutkan, harga sawit di pabrik PT Sapta Sentosa Jaya Abadi masih sebesar Rp670 per kg, harga sawit di PT Surya Andalan Primatama naik dari sebesar Rp730 per kg menjadi Rp930 per kg.
Kemudian harga sawit di PT Usaha Sawit Mandiri naik dari sebesar Rp970 menjadi Rp1.120 per kg, dan harga sawit di PT Bumi Mentari Karya masih sebesar Rp1.140 per kg.
Harga sawit di PT Karya Sawitindo Mas naik dari sebesar Rp950 per kg menjadi Rp1.050 per kg, harga sawit di PT Mukomuko Indah Lestari naik dari sebesar Rp970 per kg menjadi Rp1.070 per kg, harga sawit di PT Daria Dharma Pratama naik dari sebesar Rp1.000 per kg menjadi Rp1.070 per kg.
Lalu, harga TBS sawit di PT Karya Agro Sawitindo masih sebesar Rp1.050 per kilogram, dan harga sawit di PT Gajah Sakti Sawit naik dari sebesar Rp1.020 per kilogram menjadi Rp1.130 per kg.
Dia berharap, setelah ini penjualan CPO dari daerah ini kembali lancar supaya harga TBS sawit milik petani setempat naik.
Keluhkan Anjloknya Harga TBS
Sebelumnya, Pengurus Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) menemui Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, di sela-sela rapat koordinasi Kantor Staf Presiden bersama kementerian/lembaga di Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (25/6).
Pada pertemuan itu Ketua Umum Apkasindo Gulat Menurung menyampaikan berbagai persoalan petani sawit kepada Moeldoko, terutama terkait anjloknya harga TBS Sawit.
Gulat mengungkapkan, berdasarkan data posko pengaduan harga TBS Apkasindo di 22 provinsi, per 23 Juni 2022, harga TBS sudah menyentuh angka Rp1.127 per kilogram untuk petani swadaya, dan Rp2.002 per kilogram untuk petani bermitra, atau mengalami penurunan 24-57% di bawah harga normal.
"Jika berdasarkan harga penetapan Dinas Perkebunan di 22 provinsi tersebut. Kondisi ini memberikan multiplier effect pada petani. Untuk itu kami menemui Kepala KSP Moeldoko untuk mendapat saran. Karena selain sebagai Kepala Staf Kepresidenan beliau juga Dewan Pembina Apkasindo,” kata Gulat.
Menurut Gulat, penyebab anjloknya harga TBS salah satunya karena besaran pajak-pajak ekspor, seperti Bea Keluar, Pungutan Ekspor Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), pemenuhan wajib pasok dan harga (DMO/DPO), serta percepatan ekspor Flush Out. Besaran pajak-pajak ekspor tersebut, kemudian dibebankan kepada petani.
“Akibatnya, meski harga CPO Rotterdam pada 23 Juni 2022 mencapai US$1.450 per ton, petani hanya bisa menikmati harga TBS Rp1.027-2.002 per kilogram. Bahkan untuk petani yang hanya bisa menjual ke pengepul, TBS hanya dihargai Rp400 per kilogram,” terang Gulat.
Baca Juga: Larangan Ekspor CPO Sebabkan Penurunan NTP Mei 2022
Di sisi lain, lanjut Gulat, pabrik kelapa sawit (PKS) saat ini menghadapi kegamangan, sebab di satu sisi PKS harus membeli TBS petani, namun di sisi lain industri pengolahan lambat menyerap CPO PKS.
“Jadi anjloknya harga TBS petani karena besaran beban dari CPO dan lambatnya ekspor,” jelasnya.
Pada kesempatan itu, Gulat mengusulkan pemerintah menjadikan DMO/DPO dan percepatan eskpor Flush Out sebagai pilihan.
“Ketentuan Flush Out sebaiknya menjadi alternatif yang bisa dipakai oleh eksportir, jika keberatan memenuhi DMO/DPO. Kalau eksportir tidak mau memenuhi DMO/DPO boleh menggantinya dengan FO sebesar US$200 ribu per ton,” usulnya.
Sementara itu, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menegaskan, akan berusaha semaksimal mungkin membantu dan berjuang mengembalikan kenormalan harga TBS.
“Saya juga akan segera menyampaikan ke Presiden soal keluhan dan usulan Apkasindo,” kata Moeldoko.