15 Desember 2021
10:55 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Dian Kusumo Hapsari
JAKARTA – Wakil Ketua Komisi VI Aria Bima mendukung PT Krakatau Steel untuk memperkuat industri besi dan baja ke depannya. Pasalnya, permintaan dan kebutuhan terhadap besi dan baja menjadi faktor penting dalam mendukung proyek strategis nasional.
Aria optimistis, Krakatau Steel bisa menjadi ujung tombak terhadap industri ini. Apalagi, pasar baja untuk kebutuhan nasional hingga maupun global akan terus meningkat.
"Sebagai gambaran, kebutuhan baja Indonesia kini sekitar 15 juta ton, sementara produksi total nasional hanya 13 juta ton. Diperkirakan kebutuhan baja Indonesia akan menjadi di atas 20 juta ton pada 2025," kata Aria dalam keterangan pers, Jakarta, Selasa (14/12).
Informasi tambahan, emiten dengan kode saham KRAS ini berhasil membukukan keuntungan lebih dari Rp1 triliun pada 2021. Padahal sebelumnya, PT Krakatau Steel beruntun mengalami kerugian selama 2012-2019 dan memiliki beban utang tinggi.
Menanggapi capaian itu, Aria menambahkan, perbaikan pada tata kelola industri besi dan baja nasional tetap perlu dilakukan. Disebabkan, masih rendahnya penyerapan produk baja nasional, akibat membanjirnya baja impor dengan harga yang lebih murah.
“Saya mendorong Krakatau Steel untuk terus berinovasi, agar produk baja kita dapat bersaing dengan harga dan kualitas yang baik” terangnya.
Terkait utang krakatau steel yang mencapai Rp31 triliun, Aria percaya, hal tersebut terjadi akibat pengeluaran investasi yang belum menghasilkan sesuai rencana.
Namun, penilaiannya, PT KS masih memiliki kemampuan secara positif untuk dapat menyelesaikan hutang hutangnya, karena perusahaan masih memiliki ekuitas positif.
Saat ini, Krakatau Steel memiliki kewajiban jangka pendek untuk membayar hutang yang jatuh tempo pada akhir tahun ini kepada Bank Himbara sebesar US$200 juta,
"Hitungan matematis sederhana, seharusnya Krakatau Steel mampu menyelesaikan masalah hutang jangka pendek itu, karena memiliki aset lancar sebesar US$835,34 juta. Kami di DPR RI juga akan terus mendukung upaya KS untuk menyelesaikan kewajibannya,” tambahnya.
Dukungan tersebut sangat penting, mengingat Krakatau Steel berhasil membukukan kinerja positif pada 2020-2021. Selain itu, ia menggarisbawahi, akan terjadi banyak dampak negatif bagi masyarakat dan negara jika Krakatau Steel berhenti beroperasi.
"Jadi menurut kami, saat ini perlu dilakukan penyelesaian masalah beban keuangan, meskipun sifatnya hanya jangka pendek," ujarnya.
Selain itu, diperlukan dana tambahan yang dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan perusahaan yang memiliki kompetensi di industri terkait. Untuk membuka kesempatan Krakatau Steel memiliki kinerja yang lebih baik di masa mendatang.
"Lebih jauh, Komisi VI DPR RI bersama pemerintah saat ini tengah membuat kebijakan yang mendukung penguatan industri besi dan baja nasional ke depan," jelasnya.
Siap Lakukan Penguatan Industri
Menanggapi itu, Direktur Komersial PT Krakatau Steel Melati Sarnita mengatakan, saat ini PT KS merupakan satu-satunya BUMN di bidang baja nasional, yang berada di posisi terbaik untuk mendukung pertahanan negara dan pembangunan nasional.
Di tengah dampak negatif pandemi covid-19 yang terjadi, ternyata mendorong berbagai perusahaan untuk berinovasi agar tetap bisa bertahan. Tak terkecuali bagi BUMN Besi Baja di Indonesia, PT Krakatau Steel.
Hal ini dibuktikan oleh perusahaan pelat merah jnj dengan mencatatkan laba bersih sebesar Rp326 miliar pada 2020. Padahal, sejak 2012 secara berturut-turut perseroan selalu merugi.
"Tentu pencapaian ini tidaklah mudah. Krakatau Steel butuh waktu 51 tahun untuk membangun jaringan infrastruktur dan bisnis supporting yang terintegrasi di Cilegon dan di seluruh Indonesia, dengan portofolio bisnis yang lengkap," ujar Melati.
Saat ini, tambahnya, KS merupakan Market leader nomor satu di Indonesia yang menguasai >48% total dari pangsa pasar dalam negeri, untuk Hot Rolled Coil.
Selain itu KS mencapai business excellence, dengan memanfaatkan klaster industri baja di Cilegon dari baja hilir dan support. Pada saat bersamaan, kapasitas produksi perseroan telah terintegrasi di seluruh value chain.
"Kami telah merestrukturisasi keuangan, organisasi hingga transformasi bisnis untuk bisa melakukan pencapaian bisnis yang lebih baik tahun depan," ungkap Melati.
Ia juga menginformasikan, baru saja KS meluncurkan platform marketplace khusus baja beserta turunannya, yaitu KRASmart untuk memudahkan konsumen membeli baja dengan standar dan layanan yang baik.
Perseroan menyebut, potensi dengan memanfaatkan teknologi digital mampu membuka pasar baru dan penetrasi pasar produk-produk hilirisasi.
"Dengan KRASmart, harapannya akan memperbaiki pemasaran lebih efisien waktu dan membangun brand awareness dan memudahkan konsumen," kata Melati.
Selanjutnya, inovasi bisnis berupa KRASmart merupakan wujud keseriusan Krakatau Steel, dalam menyambut era digitalisasi untuk memperbaiki aspek penjualan hingga aspek keuangan.
Melati juga yakin dengan transformasi yang terus dilakukan Krakatau Steel akan semakin sehat, efisien, sehingga kompetitif dalam memperkuat industri besi dan baja nasional.