c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

26 Juli 2024

10:28 WIB

Dorong Ekspor, Kemendag Pertemukan Pengelola SRG Dengan Pembeli Luar Negeri

Kemendag melalui Bappebti terus mendorong peningkatan ekspor komoditas, salah satunya dengan business matching antara pengelola SRG dan pembeli luar negeri.

Penulis: Erlinda Puspita

<p>Dorong Ekspor, Kemendag Pertemukan Pengelola SRG Dengan Pembeli Luar Negeri</p>
<p>Dorong Ekspor, Kemendag Pertemukan Pengelola SRG Dengan Pembeli Luar Negeri</p>

Ilustrasi Sistem Resi Gudang. (ANTARA/ KBI)

JAKARTA - Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) bersama Direktorat Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag) bekerja sama mendorong kinerja transaksi perdagangan ekspor komoditas. 

Salah satu upaya bersama yang dilakukan adalah dengan mempertemukan pengelola gudang Sistem Resi Gudang (SRG) dengan pembeli potensial dari luar negeri. 

"Pelaksanaan SRG tidak hanya untuk orientasi pasar dalam negeri, namun juga bermanfaat untuk menembus pasar luar negeri. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini kami mempertemukan para pengelola gudang SRG dengan para pelaku usaha dari luar negeri dalam kegiatan penjajakan bisnis (business matching). Kemitraan petani dengan pengelola gudang akan membantu hasil budi daya petani untuk memenuhi permintaan pasar, termasuk ekspor," ujar Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Sistem Resi Gudang dan Pasar Lelang Komoditas, Heryono Hadi Prasetyo, dikutip dari keterangan resminya, Jumat (26/7). 

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2006 tentang Sistem Resi Gudang yang telah diubah menjadi Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2011, SRG merupakan salah satu instrumen perdagangan yang bertujuan mendukung terwujudnya kelancaran produksi dan distribusi, serta memberikan kesempatan bagi penyimpan/pemilik barang untuk memperoleh alternatif permodalan dari lembaga pembiayaan bank maupun non-bank. 

Heryono menyampaikan hingga saat ini, nilai resi gudang yang diterbitkan pada Januari-Juli 2024 tercatat sebesar Rp1,76 triliun dengan nilai pembiayaan sebesar Rp985,7 miliar. 

Dia juga menyatakan pengelolaan gudang SRG harus dilakukan profesional, sehingga bisa berdampak positif bagi rantai pasok komoditas ke luar negeri. 

Adapun komoditas yang saat ini diekspor melalui gudang SRG antara lain rumput laut, ikan, teh, lada, kopi, dan timah. Ekspor yang telah berjalan terbukti memberikan keuntungan untuk petani dan pelaku usaha, pengelola gudang SRG, dan perbankan. 

Berdasarkan data transaksi, saat ini terdapat dua puluh gudang SRG yang berorientasi pasar luar negeri, yaitu Makassar, Sidoarjo, Bangka, Takalar, Bener Meriah, Aceh Tengah, dan Subang. Heryono pun berharap agar ke depannya gudang SRG ekspor di wilayah lain bisa aktif. 

"Bappebti, pemerintah provinsi, dan pemerintah kabupaten/kota harus menguatkan kolaborasi untuk membantu petani dan pelaku usaha dalam optimalisasi SRG di daerah," kata Heryono. 

Lebih lanjut, Direktur Pengembangan Pasar dan Informasi Ekspor, Arief Wibisono berharap, kegiatan penjajakan bisnis ini dapat membuka peluang kerja sama inovatif dan saling menguntungkan.

"Pemerintah senantiasa memfasilitasi pelaku usaha dalam upaya peningkatan ekspor, salah satunya melalui kegiatan penjajakan bisnis. Kegiatan ini diharapkan dapat terus berlanjut hingga realisasi ekspor," tegas Arief. 

Ketua Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah Subang, Miftahudin Shaf, selaku pengelola gudang SRG menyampaikan, melalui kegiatan ini pihaknya memperoleh kesepakatan kontrak pengiriman untuk 132 ton greenbean robusta dari gudang SRG Koperasi Produsen Gunung Luhur Berkah ke Dubai. 

"SRG bermanfaat membuka akses pembiayaan untuk membantu pemenuhan stok dan arus kas selama menunggu waktu pengiriman," pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar