22 Maret 2022
11:48 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
CIKARANG – Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mendorong industri baja Tanah Air menjadi pemimpin dalam inovasi melalui penerapan industri 4.0, dan meningkatkan kemampuan untuk memenuhi material dasar bagi industri pengguna.
“Dengan begitu, bisa memiliki daya saing yang lebih tinggi dibandingkan dengan produk yang dihasilkan oleh negeri lain,” katanya pada acara Pelepasan Ekspor Besi Baja Ke Amerika Serikat oleh PT Gunung Raja Paksi Tbk (GRP), Jakarta, Senin (21/3).
Menperin mengemukakan, setelah melewati berbagai gelombang dan varian pandemi covid-19, industri logam dasar berhasil mencatatkan pertumbuhan positif pada kuartal IV/2021 sebesar 11,31% atau naik dibanding kuartal sebelumnya yang berada di angka 9,52%.
Ia menilai, pertumbuhan sektor ini lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan industri nasional. Dirinya secara khusus menyampaikan apresiasi kepada seluruh pelaku industri baja di Tanah Air.
Menperin mengungkapkan, kontribusi sektor industri terhadap perekonomian dapat dilihat dari tiga hal. Pertama, ekspansi melalui peningkatan investasi.
“Kami melihat PT Gunung Raja Paksi Tbk. telah meningkatkan investasi, salah satunya light section mill (LSM) yang diharapkan bisa memulai produksi April tahun ini dan operasional blast furnace baru di September mendatang,” jelasnya.
Kontribusi kedua adalah melalui ekspor yang membawa devisa bagi bangsa dan negara. “GRP menyampaikan rencananya untuk meningkatkan porsi ekspor hingga 20% pada 2022,” ujar Menperin.
Ketiga, pendalaman struktur industri. Menperin berharap, semua industri baja dapat segera melakukan pendalaman struktur, berpartisipasi membangun dan memenuhi rantai pasok baja dari hulu, sehingga menghasilkan bahan baku yang murah dan berkualitas.
Pemenuhan produk hulu sebagai bahan baku hingga produk hilir yang tinggi inovasi, harus terpenuhi dalam harmonisasi supply-demand baja nasional.
“Untuk itu, pemerintah telah menyusun kebijakan pengembangan industri nasional sesuai dengan Rencana Induk Pengembangan Industri Nasional (RIPIN) 2015-2035, yang saat ini telah memasuki tahap kedua tahun 2020-2024 dengan target kapasitas baja nasional sebesar 17 juta ton,” sebutnya.
Melalui realisasi investasi yang massif dilakukan oleh sejumlah perusahaan, pemerintah optimistis target peningkatan kapasitas industri baja nasional bisa mencapai 11,9 juta ton.
Hal ini juga didukung dengan Proyek Klaster 10 Juta Ton Baja di Cilegon - Banten yang diharapkan membawa multiplier effect, tidak hanya dari sisi tenaga kerja, namun juga tax revenue, dan kontribusi terhadap PDB nasional.
Sebagai tambahan, industri juga berkontribusi melalui proses produksi yang lebih ramah lingkungan. Menperin mengapresiasi PT GRP yang mulai membeli carbon credit sebagai bagian komitmen terhadap dunia, "Bahwa upaya menjaga lingkungan tidak terpisahkan dari industri,” jelasnya.
Ekspor Baja ke AS
GRP telah berhasil menembus pasar Amerika Serikat dengan mengekspor baja struktur ke Casa Grande, Arizona- Amerika Serikat. Tepatnya ke perusahaan industri mobil elektrik, Lucid Motors. Dalam kesempatan tersebut, Menperin melepas ekspor produk jenis structural beam sebanyak 700 MT senilai US$1 Juta.
Dirinya menjelaskan, untuk melakukan ekspor ke Amerika Serikat, butuh sertifikasi yang memadai. Untuk itu, Agus menilai, produk yang dikirim sudah memenuhi sertifikat dari beberapa agensi internasional, yang tidak mudah untuk diperoleh.
“Suatu kebanggaan bagi kita bahwa anak bangsa bisa melakukan itu,” kata Menperin.
Presiden Direktur PT Gunung Raja Paksi Tbk Abednedju Giovano Warani Sangkaeng menyampaikan, ini merupakan pengiriman trial order untuk pembangunan pabrik Lucid Motors. Menurutnya, ekspor kali ini menandakan bahwa produk baja dalam negeri sudah berhasil menembus pasar USA.
Pengiriman baja ke negeri Paman Sam tersebut merupakan upaya perusahaan untuk mencapai target ekspor 2022 senilai US$70 juta.
Selain itu, untuk meningkatkan porsi ekspor menjadi 20%, dibandingkan 2021 yang hanya 5%. Pada 2021, nilai ekspor yang dicapai GRP mencapai US$44 juta.
PT GRP yang berdiri sejak 1970, merupakan salah satu perusahaan baja yang memiliki peran strategis pada pengembangan industri baja nasional. Hal ini ditunjukkan dengan realisasi investasi PT GRP sampai 2021 sebesar US$488,71 juta (sekitar Rp7 triliun) dengan memproduksi baja dari hulu sampai hilir.
Selain penjualan dalam negeri, PT GRP telah melakukan ekspor dengan nilai sebesar US$45 juta atau meningkat dibandingkan tahun 2020 yang mencapai US$28 juta.