c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

22 Desember 2023

08:00 WIB

Dirut Bulog Baru Janji Tingkatkan Penyerapan Beras Nasional

Bulog memastikan dan berupaya untuk menambah penyerapan beras nasional melalui penambahan kapasitas offtaker.

Penulis: Erlinda Puspita

Dirut Bulog Baru Janji Tingkatkan Penyerapan Beras Nasional
Dirut Bulog Baru Janji Tingkatkan Penyerapan Beras Nasional
(Kiri) Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi dalam paparannya di agenda Ngobrol Bareng Bersama Bulog, Kamis (21/12). Validnews/Erlinda PW

JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi mengungkapkan, pada 2024 Bulog berencana memperbesar kemampuan penyerapan produksi beras dalam negeri atau offtaker yang selama ini telah berlangsung, salah satunya melalui program Makmur oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN). 

Menurut Bayu, selama ini Bulog hanya mampu menyerap beras produksi nasional tidak lebih dari 10 ribu ton.

“Selama ini, keterlibatan Bulog masih sedikit, ke depan akan diperbesar. Sekarang kita masih sedikit penyerapannya, tidak sampai 10 ribu ton. Kita ingin lebih besar 100 ribu ton atau lebih,” ujar Bayu dalam agenda di Bulog Corporate University, Jakarta, Kamis (21/12).

Program Makmur sendiri merupakan program yang dicanangkan Kementerian BUMN sejak Agustus 2021. 

Praktiknya, program ini menjadikan ekosistem pertanian lebih komprehensif, yakni mulai dari permodalan melalui kredit yang diberikan oleh Bank Himbara (himpunan bank negara), pengadaan bibit, pupuk, dan lainnya oleh BUMN. Sedangkan hasil pertanian akan diserap oleh Bulog melalui contract farming.

Oleh karena itu, sejumlah upaya peningkatan penyerapan menurut Bayu akan dilakukan melalui beberapa cara. Pertama adalah mendorong Kementerian Pertanian (Kementan) sebagai pihak yang bertanggungjawab dengan produksi, untuk meningkatkan nilai tambah dan pemanfaatan teknologi.

“Adanya teknologi, mudah-mudahan bisa ada peningkatan produktivitas, jadi beras yang dibeli Bulog bisa jadi lebih besar,” kata Bayu.

Kedua, mempercepat pemantauan dan usaha untuk melakukan pengadaan dalam negeri. Ini dilakukan oleh Bulog di tiap kantor cabang di tiap-tiap daerah dengan pemantauan perkembangan tanaman padi secara intensif. Melalui cara ini, menurut Bayu, maka Bulog bisa memperkirakan sedini mungkin jumlah beras yang bisa diserap di masing-masing wilayah pantauan.

“Selama pemantauan kita saat ini, sayangnya belum banyak produksi atau wilayah yang belum tanam itu masih banyak. Juga diperkirakan harga (beras) ke depan masih agak mahal karena akan mengisi dulu di pembeli-pembeli yang ada di sekitarnya,” tutur Bayu.

Ketiga adalah meningkatkan pendayagunaan dan pemanfaatan fasilitas yang saat ini ada di Bulog. Bayu merincikan, saat ini Bulog telah memiliki Modern Rice Milling Plant (MRMP), Rice To Rice (RTR), Unit Pengolahan (UP), dan Corn Drying Center (CDC). Seluruh fasilitas tersebut menurutnya, di tahun 2024 akan dioptimalkan dan literasi antara Bulog dengan kegiatan petani dalam negeri juga akan lebih diintenskan.

Berdasarkan data Bulog, hingga saat ini Bulog telah memiliki 10 MRMP yang tersebar di Subang, Sragen, Kendal, Karawang, Lampung, Bojonegoro, Jember, Banyuwangi, dan Sumbawa. 

MRMP yang tersebar di seluruh sentra produksi beras ini akan digunakan untuk produksi pangan, jasa pengeringan, jasa penggilingan, jasa pengemasan, dan jasa penyimpanan Gabah Kering Giling (GKG).

Untuk alat RTR sendiri terdapat di 7 wilayah, yaitu DKI Jakarta, Indramayu, Sukoharjo, Sidoarjo, Lombok Timur, Makassar, dan Sidrap. Sedangkan UP hingga saat ini yang dimiliki Bulog ada 5 unit tersebar di Bantul, Mojolaban, Candirejo, Anabanua, dan Lancirang. Kemudian untuk fasilitas CDC ada dua, di Bolaang Mongondow dan Dompu.

Upaya keempat adalah Bulog berencana menggalang jejaring untuk mengetahui cadangan beras yang ada di masyarakat.

“Jadi nanti kita punya peta. Cadangan tidak akan langsung kita serap, tapi istilahnya crowding out. Jadi kalau Bulog masuk membeli, biasanya itu beras berebutan sama pedagang lokal, ini crowding out,” jelas Bayu.

Melalui crowding out tersebut, maka Bulog bisa memperkirakan harga beras di kawasan mana yang akan naik dan turun, juga mengetahui kawasan mana saja yang ketersediaan pangannya tercukupi atau tidak.

“Jaringan cadangan pangan masyarakat ini akan kita coba dalami dan libatkan stakeholder,” kata dia. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar