c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

06 Februari 2024

15:29 WIB

Digemari Milenial, Bisnis Emas BSI tumbuh 21,38%

BSI melihat, tren tersebut mengindikasikan minat anak muda terhadap investasi melalui emas. Untuk itu, BSI berupaya meningkatkan literasi dan inklusi pembiayaan dan investasi melalui emas

Digemari Milenial, Bisnis Emas BSI tumbuh 21,38%
Digemari Milenial, Bisnis Emas BSI tumbuh 21,38%
Konter Layanan Emas Bank Syariah Indonesia (BSI). Dok. BSI

JAKARTA - PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan pertumbuhan bisnis emas sebesar 21,38% (year-on-year/yoy) per Desember 2023. Uniknya, sekitar 47,47% dari pertumbuhan tersebut berasal dari generasi milenial.

“Hingga Desember 2023, bisnis emas di BSI mencapai Rp7,2 triliun, tumbuh 21,38% secara tahunan yang didominasi oleh generasi milenial sebanyak 47,47%,” kata Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa (6/2).

Di samping kinerja yang telah tercapai, BSI memproyeksikan, bisnis emas akan terus meningkat seiring dengan harga perdagangan emas dunia yang terus naik. Juga permintaan masyarakat yang terus tinggi, serta peran bank/jasa keuangan dalam mengenalkan emas.

BSI melihat, tren tersebut mengindikasikan minat anak muda terhadap investasi melalui emas. Untuk itu, BSI berupaya meningkatkan literasi dan inklusi pembiayaan dan investasi melalui emas.

Hal itu dilakukan dengan memfasilitasi layanan emas di lebih dari 1.000 outlet BSI seluruh Indonesia. Selain itu, juga layanan digital melalui BSI Mobile untuk cicil emas, tabung emas & gadai emas, produk cicil emas dengan margin yang kompetitif, serta cicilan ringan yang dapat diangsur hingga jangka waktu maksimal 5 tahun.

BSI Mobile menyediakan menu E-mas untuk membantu nasabah mulai menabung emas sesuai saldo rupiah yang dimiliki dikonversi ke emas. Fitur tersebut juga memungkinkan nasabah menyicil emas sesuai jangka waktu yang dipilih, serta gadai emas untuk membantu masyarakat yang membutuhkan solusi dana murah dan cepat.

“Peningkatan angka inklusi keuangan syariah menjadi tantangan besar bagi BSI untuk memberikan literasi kepada masyarakat, dalam banyak bentuk salah satunya investasi yang sudah umum di masyarakat Indonesia sejak dulu yakni emas,” tambah Anton.

Pembiayaan Tumbuh
Sebelumnya, BSI melaporkan perolehan laba bersih Rp5,7 triliun atau tumbuh 33,88% pada 2023 secara tahunan (yoy). Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengungkap, kontributor utama penopang kinerja positif BSI di antaranya adalah pembiayaan, penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan dana murah yang tumbuh dua digit. Kemudian, respons strategi yang tepat serta model bisnis yang fleksibel dan terdigitalisasi.

Bisa dibilang pada tahun pertama sejak merger pada Februari 2021, BSI sudah menorehkan kinerja gemilang ditopang oleh pembiayaan yang tumbuh dan sehat di semua segmen konsumer, korporasi, UMKM, gadai emas, hingga kartu pembiayaan.

“Pembiayaan BSI mampu tumbuh sehat dan sustain sebesar 9,32% (yoy) sehingga total pembiayaan di Desember 2201 mencapai Rp171,29 triliun,” kata Direktur Retail Banking BSI Kokok Alun Akbar, Rabu (2/2).

Pertumbuhan pembiayaan tersebut, lanjutnya, terutama ditopang oleh pembiayaan konsumer yang tumbuh sebesar 19,99% (yoy), gadai emas tumbuh 12,92% (yoy), mikro tumbuh 12,77% (yoy) dan komersial tumbuh 6,86% (yoy).

BSI juga terus mendorong pertumbuhan pembiayan kepada UMKM, sehingga komposisi pembiayaan UMKM BSI di Desember 2021 mencapai 23,05% atau meningkat dibandingkan Desember 2020 sebesar 22,4%.

“Ke depan, komitmen BSI terhadap pengembangan sektor UMKM tidak akan luntur dan kami akan terus menyalurkan pembiayaan UMKM kepada target nasabah yang sehat dan sustain,” ujar Alun.

Terkait restrukturisasi nasabah akibat dampak covid-19, BSI telah memberikan restrukturisasi kepada 93 ribu nasabah, dengan outstanding pembiayaan mencapai Rp18,41 triliun. Di antara jumlah tersebut sebanyak 61% atau 65 ribu nasabah merupakan nasabah UMKM dengan nilai Rp8,79 triliun.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar