c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

01 Agustus 2025

11:03 WIB

Didorong Beras, BPS: RI Alami Inflasi 0,30% Pada Juli 2025

BPS mencatat komoditas yang dominan mendorong inflasi adalah beras yang memberikan andil inflasi sebesar 0,06%.

Penulis: Fitriana Monica Sari

<p id="isPasted">Didorong Beras, BPS: RI Alami Inflasi 0,30% Pada Juli 2025</p>
<p id="isPasted">Didorong Beras, BPS: RI Alami Inflasi 0,30% Pada Juli 2025</p>

Ilustrasi sejumlah harga beras yang berada di agen koperasi. Validnews/Hasta Adhistra.

JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, Indonesia mengalami inflasi sebesar 0,30% (month-to-month/mtm) pada Juli 2025.

Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa BPS Pudji Ismartini menyampaikan, terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 108,27 pada Juni 2025, menjadi 108,60 pada Juli 2025.

Adapun, inflasi Indonesia tercatat sebesar 2,37% berdasarkan tahun ke tahun (yoy) dan inflasi 1,69% secara tahun kalender (ytd).

Dari kelompok pengeluaran, inflasi terbesar datang dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,74% (mtm) dan memberikan andil pada inflasi sebesar 0,22%.

“Komoditas yang dominan mendorong inflasi pada kelompok ini adalah beras yang memberikan andil inflasi sebesar 0,06%,” jelasnya dalam konferensi pers, Jakarta, Jumat (1/8).

Komoditas lain yang juga memberikan andil inflasi adalah tomat dan bawang merah, dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,05%. Kemudian cabai rawit dengan andil inflasi sebesar 0,04%.

Berikutnya bensin dengan andil inflasi 0,03% dan telur ayam ras dan biaya sekolah dasar dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,02%.

Baca Juga: BPS: Indonesia Alami Inflasi 0,19% Di Juni 2025

Selain itu, Pudji juga menyampaikan, ada beberapa komoditas yang memberikan andil deflasi pada Juli 2025. Antara lain, tarif angkutan udara dengan andil deflasi sebesar 0,03%.

Lebih lanjut, dia menyampaikan, terkait inflasi berdasarkan komponen. Inflasi Juli 2025 menurut komponen, seluruhnya mengalami inflasi.

"Inflasi Juli 2025 yang sebesar 0,30% utamanya didorong oleh inflasi komponen harga bergejolak," terang dia.

Komponen harga bergejolak atau volatile food mengalami inflasi sebesar 1,25% dan andil sebesar 0,20% pada inflasi. Komponen ini mayoritas inflasinya didorong dari gejolak harga beras, tomat, bawang merah, dan cabai rawit.

Berikutnya, komponen harga diatur pemerintah (administered price) mengalami inflasi sebesar 0,09% dengan andil sebesar 0,02%. Komponen ini mengalami inflasi dengan dominasi dari bensin, bahan bakar rumah tangga, dan sigaret kretek mesin (SKM).

Pada komponen inti, sebut Pudji, terjadi inflasi sebesar 0,13% dengan andil inflasi 0,08% yang dominan berkontribusi adalah biaya sekolah dasar (SD), biaya sekolah menengah pertama (SMP), biaya sekolah menengah atas (SMA), biaya bimbingan belajar, dan biaya taman kanak-kanak.

Inflasi Menurut Wilayah
Sementara jika dilihat berdasarkan sebaran wilayah pada Juli 2025, sebanyak 37 provinsi alami inflasi dan hanya satu provinsi sisanya alami deflasi.

Adapun, inflasi tertinggi berasal dari Kepulauan Maluku-Papua, yakni Provinsi Papua Pegunungan 1,65% (mtm) dan deflasi terdalam terjadi di Provinsi Papua 0,34% (mtm).

Sementara di Pulau Jawa, inflasi terendah terjadi di Provinsi DI Yogyakarta sebesar 0,05% (mtm), kemudian inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Barat sebesar 0,30% (mtm).

Lalu, inflasi terendah di wilayah Kepulauan Bali-Nusra terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) sebesar 0,17% (mtm), sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sebesar 0,96% (mtm).

Baca Juga: BI Nilai Inflasi Juni 2025 Tetap Terjaga Dalam Sasaran

Di pulau Kalimantan, inflasi terendah terjadi di Provinsi Kalimantan Timur sebesar 0,06% (mtm), sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Kalimantan Utara sebesar 0,59% (mtm).

Di Pulau Sulawesi, inflasi terendah terjadi di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 0,21% (mtm), sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Gorontalo sebesar 1,34% (mtm).

Selanjutnya, di kepulauan Sumatra, inflasi terendah terjadi di Provinsi Sumatra Selatan sebesar 0,14% (mtm), sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Provinsi Sumatra Utara sebesar 0,76% (mtm).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar