c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

20 September 2023

18:16 WIB

Dibayangi Risiko Global 2023, Pertumbuhan Asia-Pasifik Diproyeksi 4,7%

Asian Development Outlook (ADO) menyebutkan pertumbuhan ekonomi di kawasan ini diperkirakan akan tumbuh 4,7% pada 2023.

Penulis: Khairul Kahfi

Dibayangi Risiko Global 2023, Pertumbuhan Asia-Pasifik Diproyeksi 4,7%
Dibayangi Risiko Global 2023, Pertumbuhan Asia-Pasifik Diproyeksi 4,7%
Asian Development Bank (ADB). dok. Antara

MANILA - Asian Development Bank (ADB) memproyeksi, pertumbuhan ekonomi di Asia dan Pasifik akan tetap solid, meski risiko terhadap perkiraan ini juga terus meningkat. Asian Development Outlook (ADO) menyebutkan pertumbuhan ekonomi di kawasan ini diperkirakan akan tumbuh 4,7% di 2023.

Perkiraan pertumbuhan tersebut sedikit menurun dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 4,8%. Adapun untuk tahun depan, perekonomian kawasan masih dipertahankan di level 4,8%. 

“Pertumbuhan kawasan ini di paruh pertama 2023 masih positif, didorong oleh permintaan domestik yang kuat dan pembukaan kembali Republik Rakyat C(RRT), meskipun proyeksi dunia melemah sehingga mengurangi permintaan ekspor,” jelas Kepala Ekonom ADB Albert Park dalam keterangan resmi, Jakarta, Rabu (20/9) . 

Sejumlah sektor ekonomi juga disinyalir menopang kegiatan ekonomi seperti pariwisata yang bangkit kembali, sektor jasa yang tangguh, transfer uang yang masih cukup besar ke kawasan ini, serta membaiknya kondisi keuangan. 

Tak lupa, inflasi mulai menurun di sebagian besar perekonomian setelah memuncak pada 2022. 

“Kawasan Asia yang sedang berkembang terus tumbuh dengan kuat dan tekanan inflasi makin berkurang,” katanya.

Baca Juga: ADB: Pandemi-Inflasi Cetak Hampir 70 Juta Orang Miskin Di Asia

Namun, ADB khawatir, kemerosotan di sektor properti RRT dapat membebani prospek regional. Tingkat suku bunga yang tinggi di dunia juga telah meningkatkan risiko ketidakstabilan keuangan, meski bank sentral di kawasan ini sudah mulai menurunkan suku bunga sehingga akan membantu meningkatkan pertumbuhan.

Di sisi lain, gangguan pasokan yang terjadi secara sporadis akibat berlanjutnya invasi Rusia ke Ukraina, pembatasan ekspor, serta naiknya risiko kekeringan dan banjir akibat El Nino dapat memicu kembali lonjakan harga pangan dan menjadi tantangan terhadap ketahanan pangan. 

Albert pun berhatap, agar pemerintah di kawasan ini tetap mewaspadai sejumlah risiko yang akan dihadapi selanjutnya. Terutama, soal kemerosotan pasar properti di RRT yang masih patut dikhawatirkan. 

“Peristiwa cuaca ekstrem akibat perubahan iklim dan efek El Nino juga telah mengingatkan kita, bahwa berbagai perekonomian harus bekerja sama untuk membangun ketangguhan dan melindungi penduduk yang paling rentan,” ungkapnya.

Baca Juga: ADB Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi RI 2023 Melandai Jadi 4,8%

Hitungan ADB, inflasi 2023 di kawasan Asia yang sedang berkembang dan Pasifik diperkirakan sebesar 3,6%, turun dibandingkan proyeksi sebelumnya 4,2%. Hal ini terutama karena rendahnya inflasi di RRT, bersamaan dengan stabilnya harga pangan dan energi. 

Untuk tahun depan, inflasi di Asia-Pasifik kemungkinan bisa kembali turun meski tipis ke level 3,5%. 

Ekspektasi Pertumbuhan Subkawasan Asia-Pasifik
Di antara subkawasan Asia yang sedang berkembang, proyeksi pertumbuhan Asia Tenggara 2023 diturunkan menjadi 4,6% dari proyeksi sebelumnya sebesar 4,7%. Ekspektasi penurunan pertumbuhan terjadi akibat permintaan ekspor yang lebih lemah. 

Kemudian, perkiraan pertumbuhan turun juga berlaku bagi kawasan Asia Selatan juga, yang turun 10 basis poin menjadi 5,4%. Meskipun subkawasan ini tetap merupakan yang pertumbuhannya paling cepat, berkat investasi dan konsumsi yang kuat. 

Selanjutnya, proyeksi untuk Asia Timur diturunkan menjadi 4,4% dari sebelumnya 4,6%. Sementara itu, RRT kini diperkirakan tumbuh 4,9% tahun ini, turun dari proyeksi 5,0% pada April. 

Sementara itu, perkiraan pertumbuhan telah dinaikkan untuk kawasan Kaukasus dan Asia Tengah, serta Pasifik. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar