21 Juni 2025
14:43 WIB
Demi Devisa! Wamenpar Minta Pemda Ruang Lebar Untuk Wisman Tajir
Wamenpar imbau seluruh pemda memberi ruang bagi wisman dalam jajaran pembelanja terbesar selama wisata di Indonesia. Wisman dengan belanja besar mencakup AS, Rusia, Jerman, Inggris, dan Arab Saudi.
Editor: Khairul Kahfi
Sejumlah wisatawan asing turun dari Kapal Pesiar MV Vasco Da Gama saat bersandar di Pelabuhan Ahmad Yani, Ternate, Maluku Utara, Selasa (10/12/2024). Antara Foto/Andri Saputra
DENPASAR - Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar) Ni Luh Puspa mengimbau seluruh pemerintah daerah mendukung dan memberi ruang bagi wisatawan mancanegara yang masuk dalam jajaran pembelanja terbesar selama berwisata di Indonesia.
“Kita akan terus menyasar mereka, kita menyediakan atau mengharapkan bahwa pemerintah daerah juga ikut mendukung untuk memberikan ruang bagi wisatawan pembelanja besar ini,” kata dia saat memberi kuliah umum di Universitas Mahendradatta, Denpasar, Sabtu (21/6), melansir Antara.
Baca Juga: Wisman Melancong ke RI Capai 4,32 Juta Orang Hingga April 2025
Wamenpar mengatakan, ruang khusus bagi wisman dengan belanja besar ini bukan berarti mengesampingkan wisatawan lain, namun harus diakui mereka membawa devisa tinggi bagi negara.
“Kita ingin menyasar semua segmen turis, tapi kita juga ingin melihat, menyasar, dan memberikan ruang bagi segmen yang high spender atau luxury, itu perlu untuk kita seriusi,” ujarnya.
Ni Luh Puspa membuka data bahwa wisatawan mancanegara dengan belanja besar telah memberi efek ganda yang tinggi bagi pariwisata, budaya, ekonomi, kreatif, dan UMKM.
Adapun negara yang wisatawannya mengeluarkan banyak dana saat berada di Indonesia adalah Amerika Serikat, disusul Rusia, Jerman, Inggris, dan Arab Saudi.
Meskipun jumlah mereka hanya 3% dari total wisman yang datang ke Indonesia, beberapa kelompok negara ini pengeluaran rata-ratanya ketika ke Indonesia mencapai US$2.000 atau sekitar Rp32,82 juta per orang (kurs Rp16.411,60 per dolar AS).
“Kalau kita bicara soal lima (negara) yang kita saat ini menjadi wisatawan pembelanja besar bukan berarti melupakan yang lain misalnya untuk pariwisata massal China dan sekarang sudah bertumbuh juga India, jangan lupa tetangga kita yang paling memungkinkan pulang-pergi kapan pun yaitu Malaysia dan kemudian Australia,” ujar Ni Luh Puspa.
“Itu adalah wisatawan yang terus kita jaga tumbuhnya, kita jaga terus mereka untuk bisa menikmati wisata yang aman, nyaman, dan menyenangkan di Indonesia,” sambung wanita asal Buleleng itu.
Baca Juga: Kunjungan Wisman Ke Indonesia Meningkat
Sedikit berbeda dengan nasional, Wamenpar menyebut, untuk Bali saja, wisatawan mancanegara dengan belanja terbesar masih di dominasi Australia disusul Amerika, di mana para bule dapat mengeluarkan uang lebih dari US$2.000.
“Nah pengembangan pariwisata berkualitas di Bali juga penting untuk bisa meningkatkan proporsi dari high spender ini, tadi saya katakan hanya 3% saja, maka kita dorong lebih banyak lagi, lama tinggalnya lebih lama, dan atraksinya harusnya kita perbanyak,” ujarnya.
Kementerian Pariwisata menargetkan, sebanyak 14,6-16 juta kunjungan wisatawan mancanegara datang di 2025 dan diharapkan bisa menyumbang devisa sebesar US$19-22,1 miliar.
Pengeluaran Wisman di Indonesia Kuartal I/2025
Pada kuartal I/2025, BPS mendata, rerata pengeluaran wisman di nusantara mencapai US$1.277,17 atau sekitar Rp20,96 juta per kunjungan (kurs Rp16.411,60 per dolar AS).
Adapun capaian ini terhitung melesu ketimbang kuartal IV/2024 yang mencapai US$1.287,33 (Rp21,12 juta), bahkan lebih rendah dibanding kuartal I/2024 sekitar US$1.429,4 (Rp23,45 juta).
Petugas menyajikan makanan khas Indonesia di stan kegiatan Indonesia Spice Up The World di Terminal Keberangkatan Internasional Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Rabu (17/8/2022). Antara Foto/Fikri Yusuf
Lebih lanjut, proporsi pengeluaran wisman terbesar dialokasikan untuk akomodasi sebesar 38,07%. Diikuti, pengeluaran makan dan minum sebesar 19,40%, serta belanja dan cinderamata 11,90%.
Selanjutnya, wisman mengeluarkan anggaran rata-rata 8,22% untuk hiburan, paket tour lokal 5,36%, transportasi lokal 4,91%, penerbangan domestik 3,52%, sewa kendaraan 3,24%, kesehatan dan kecantikan 1,54%, biaya pelatihan 0,35%, dan untuk biaya lainnya mengeluarkan 3,50%.
Sementara itu, ata-rata durasi lama tinggal wisman sepanjang Januari-Maret 2025 sekitar 10,94 malam. Adapun capaian ini sedikit meningkat tipis dibanding kuartal IV/2024 (10,39 malam), kendati lebih rendah ketimbang kuartal I/2024 (11,73 malam).