03 Juni 2025
09:51 WIB
Data OJK, Paylater Jadi Jawara Di Sektor PVML
Paylater membukukan pertumbuhan paling tinggi di sektor Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML).
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Ilustrasi Paylater. Shutterstock/dok
JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan pembiayaan Buy Now Pay Later (BNPL) oleh perusahaan pembiayaan pada April 2025 meningkat sebesar 47,11% secara tahunan (year-on-year/yoy), menjadi Rp8,24 triliun.
Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Agusman dalam RDKB di Jakarta, Senin (2/6) memaparkan pertumbuhan tersebut paling tinggi di sektor PVML.
Dibandingkan bulan sebelumnya, pertumbuhan pembiayaan paylater juga lebih besar. Pada Maret 2025, pertumbuhan pembiayaan paylater tercatat sebesar Rp8,22 triliun dan tumbuh 39,28% yoy.
“Untuk pembiayaan BNPL oleh perusahaan pembiayaan, pada April 2025 meningkat sebesar 47,11% year-on-year, di Maret yang lalu 39,28% year-on-year, atau menjadi sebesar Rp8,24 triliun,” ucap Agusman.
Seiring kenaikan pembiayaan, tingkat pembiayaan bermasalah (Non-Performing Financing/NPF) pada sektor layanan paylater naik menjadi 3,78% pada April 2025, dibandingkan tingkat NPF yang tercatat sebesar 3,48% pada bulan sebelumnya.
Dalam kesempatan yang sama, Agusman menyebut piutang perusahaan pembiayaan atau multifinance pada April 2025 tumbuh 3,67%% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp504,18 triliun.
"Di sektor PVML, piutang pembiayaan perusahaan pembiayaan (PP) tumbuh 3,67% yoy pada April 2025 menjadi Rp504,18 triliun," katanya.
Meski demikian, dibandingkan bulan lalu, piutang pembiayaan multifinance ini tercatat mengalami penurunan. Pada Maret 2025, piutang pembiayaan tercatat Rp510,97 triliun.
Piutang perusahaan pembiayaan bulan ini didukung pembiayaan modal kerja yang tumbuh sebesar 8,74% yoy.
Dari sisi risiko, Agusman mengatakan profil risiko perusahaan pembiayaan terjaga dengan rasio NPF gross tercatat turun menjadi 2,43% dibandingkan pada Maret 2025 yang sebesar 2,71%. Sementara itu NPF net naik tipis, ke level 0,82% dari 0,8% pada bulan sebelumnya.
Selain itu, gearing ratio perusahaan pembiayaan berada di level 2,23 kali dan berada di bawah batas maksimum sebesar 10 kali.
Masih di sektor PVML, pembiayaan modal ventura di April 2025 tumbuh sebesar 1,04% yoy dengan nilai pembiayaan tercatat Rp16,49 triliun. Meski pertumbuhan membaik ketimbang Maret 2025, yang tercatat terkontraksi 0,34% dibandingkan Maret 2024, namun total nilai lebih rendah dibandingkan Maret yang sebesar Rp16,73 triliun.
Pada industri fintech peer to peer (P2P) lending, outstanding pembiayaan di April 2025 tumbuh 29,01% yoy dengan nominal sebesar Rp80,94 triliun. Tingkat risiko kredit macet secara agregat (TWP90) berada di posisi 2,93%.