11 Februari 2025
14:05 WIB
Danantara Siap Diluncurkan Bulan Depan
Danantara akan berperan sebagai super holding BUMN sekaligus kendaraan investasi pemerintah Indonesia. Pembentukan lembaga ini merupakan bagian dari undang-undang BUMN baru yang telah disahkan
Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan sambutan dalam Mandiri Investment Forum (MIF) 2025 di Jakarta, Selasa (11/2/2025). ANTARA/Bayu Saputra
JAKARTA - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo menyampaikan, Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (Danantara) bakal siap diluncurkan bulan depan atau Maret 2025. Hal ini ia sampaikan dalam Mandiri Investment Forum (MIF) 2025 di Jakarta.
Oleh karena itu, ia meminta para investor beserta pemangku kepentingan (stakeholders) untuk bersabar menunggu finalisasi detail dari pembentukan lembaga tersebut. "Mohon bersabar selama sebulan untuk memastikan adanya perincian yang tepat mengenai organisasi ini (Danantara) dan kami akan segera meluncurkan organisasi ini pada bulan depan," ujar Tiko dalam MIF 2025 di Jakarta, Selasa (11/2).
Menurutnya, Danantara akan berperan sebagai super holding BUMN sekaligus kendaraan investasi pemerintah Indonesia. Pembentukan lembaga ini merupakan bagian dari undang-undang baru mengenai BUMN yang telah disahkan, Selasa (5/2) lalu.
Danantara diharapkan dapat memperkuat sinergi antar-BUMN, menarik lebih banyak investasi global, dan memastikan efisiensi tata kelola perusahaan pelat merah di Indonesia. Adapun Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebut lahirnya Danantara memiliki sejumlah hal positif, salah satunya untuk percepatan investasi.
Erick mengatakan, Danantara merupakan sebuah terobosan yang ingin dilakukan oleh Presiden Prabowo Subianto agar peningkatan pertumbuhan ekonomi tidak selalu bergantung pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negera (APBN), melainkan dari dana yang dihasilkan dari korporasi.
"Ini bisa dipakai mengintervensi percepatan investasi atau pertumbuhan ekonomi, baik tadi intervensi yang namanya hilirisasi, apakah pangan, apakah listrik, apakah energi dan lain-lainnya," ujar Erick di Jakarta, Senin (3/2).
Untuk diketahui, pembentukan BPI Danantara tertuang dalam Undang-Undang Badan Usaha Milik Negara (UU BUMN) yang telah disahkan pada rapat paripurna ke-12 Masa Sidang-2 2025, Selasa (4/2) dan merupakan revisi ketiga atas Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang BUMN. BPI Danantara akan membawahi INA dan tujuh BUMN dengan total aset sekitar Rp9.480 triliun, sehingga menjadikannya sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF) terbesar keempat di dunia.
Kekuatan Besar
Senada, Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani menyatakan, pembentukan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) akan menjadi kekuatan besar bagi ekonomi Indonesia.
"BPI Danantara ini akan menjadi suatu kekuatan yang sangat besar untuk Indonesia dalam rangka mengembangkan perekonomian kita ke depannya," tuturnya.
Menurut dia, pemerintah bersama dengan investor yang hendak menanamkan modalnya akan segera menjalankan badan pengelola investasi di Tanah Air tersebut dalam waktu dekat. "Insya Allah bisa diluncurkan dalam waktu segera," serunya.
Pendapat serupa juga dikatakan oleh berbagai pihak, misalnya Wakil Ketua MPR RI Lestari Moerdijat yang berharap keberadaan BPI Danantara dapat menjadi katalisator masuknya investasi ke Indonesia. Menurutnya, kehadiran Danantara bisa menghasilkan daya dorong yang signifikan terhadap realisasi sejumlah target pembangunan yang dicanangkan pemerintah, sehingga hasil pembangunan tersebut bisa bermanfaat bagi kemakmuran rakyat.
Selanjutnya, Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi Bambang Brodjonegoro berharap BPI Danantara dapat mengupayakan investasi yang lebih agresif untuk merealisasikan berbagai program pembangunan. “Yang lebih penting, Danantara itu diharapkan bisa melakukan leverage (penggunaan pinjaman dari investor sebagai modal) sehingga bisa melakukan investasi yang lebih agresif untuk proyek-proyek di Indonesia,” ujar Bambang.