03 November 2025
16:09 WIB
Danantara Dorong Mitra Asing Gandeng Pemain Lokal Untuk Garap WtE
Sebanyak 24 perusahaan asing akan diminta membentuk konsorsium bersama pemain lokal baik swasta, BUMN atau BUMD untuk menggarap proyek WtE di 7 kota pertama.
Penulis: Siti Nur Arifa
Stefanus Ade Hadiwidjaja, Managing Director Investment Danantara dalam Media Briefing Waste to Energy di Wisma Danantara, Senin (3/11). ValidNewsID/Siti Nur Arifa
JAKARTA - Managing Director Investment Danantara Stefanus Ade Hadiwidjaja membeberkan tahap lanjutan, usai pihaknya mengumumkan 24 perusahaan asing dalam daftar penyedia terseleksi (DPT) sebagai mitra dalam menggarap proyek Waste to Energy (WtE) di 7 kota.
Dirinya mengungkap, pada tanggal 6 November mendatang, 24 perusahaan DPT akan diminta untuk membentuk konsorsium dengan pemain lokal baik dalam bentuk swasta, BUMN maupun BUMD termasuk memilih wilayah atau kota mana yang ingin mereka tangani sebagai lokasi pembangunan WtE.
"Dari 24 penyedia teknologi ini, kita minta untuk berpartner membuat konsorsium dengan pemain lokal, pemain swasta, dengan BUMN atau dengan BUMD mereka akan melakukan bid untuk masing-masing (kota)," kata Stevanus dalam sesi Media Briefing di Wisma Danantara, Senin (3/11).
Menurutnya, arahan untuk membentuk konsorsium dengan pemain lokal ini bertujuan untuk mewujudkan transfer ilmu dan teknologi guna memperkaya pemahaman pemain lokal terhadap industri pembangkit listrik ramah lingkungan dan energi terbarukan.
Lebih lanjut, Stevanus mengatakan Danantara membuka peluang bagi 24 perusahaan DPT apabila ingin melakukan penawaran untuk menggarap proyek WtE secara menyeluruh di 7 kota.
Menurutnya, sejauh ini ada beberapa perusahaan yang memang sudah melakukan riset lebih jauh sehingga memahami karakteristik sampah hingga wilayah di masing-masing kota.
"Kalau mereka mau ikut semua (kota) tendernya silakan, kalau mereka mau fokus kota-kotanya, mereka mau fokus (misal) 'saya ini paling ngerti kota Denpasar', silakan," beber Stevanus.
Kendati, dirinya mengungkap Danantara akan tetap memperhitungkan aspek manajemen risiko sehingga proyek WtE di masing-masing kota kemungkinan akan ditangani oleh perusahaan dengan konsorsium berbeda.
"Masing-masing kota itu akan ada tender masing-masing, jadi bisa ada 7 konsorsium yang menang. Kita juga enggak mau nanti 1 konsorsium bisa menang terlalu banyak, nanti kita akan tentukan karena kita mau ada risk management yang baik," urainya.
Spesifik, Stevanus mengungkap nilai investasi untuk setiap satu proyek WtE berada di kisaran Rp2,3-3,2 triliun per kota, tergantung dari lokasi, kapasitan, dan teknologi yang digunakan.
Adapun kapasitas pengolahan sampah per proyek diperkirakan berkisar 1.000 ton per hari, dengan setiap proyek WtE akan menjadi fasilitas modern dengan sistem pengelolaan tertutup, efisien dan ramah lingkungan.