17 Juni 2025
19:01 WIB
Dampak Perang Iran-Israel, Pertamina Susun Rute Pelayaran Alternatif
Rute pelayaran alternatif disiapkan Pertamina, supaya distribusi energi ke Indonesia tak terganggu oleh perang Iran-Israel.
Penulis: Yoseph Krishna
Editor: Fin Harini
VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso saat menemui awak media selepas Kick Off dan Coaching Clinic AJP 2025 di Jakarta, Selasa (17/6). ValidNewsID/Yoseph Krishna
JAKARTA - Ketegangan yang terjadi di Timur Tengah semakin mengkhawatirkan, termasuk bagi ketahanan energi di Indonesia. Pasalnya, Timur Tengah jadi jalur utama pengiriman minyak mentah ke tanah air.
VP Corporate Communication PT Pertamina Fadjar Djoko Santoso menegaskan panasnya tensi antara Iran dan Israel menjadi perhatian tersendiri bagi perusahaan. Dalam hal ini, Pertamina meningkatkan kewaspadaan seandainya terjadi ketegangan yang lebih parah di Timur Tengah.
Jika memang terjadi eskalasi konflik yang mengganggu jalur distribusi atau pelayaran kapal-kapal milik PT Pertamina, perusahaan pelat merah itu pun telah menyiapkan rute alternatif supaya tidak mengganggu pengiriman minyak ke Indonesia.
"Kami sudah menyiapkan skenario alternatif, rute alternatif melalui beberapa titik yang kita harapkan tidak mengganggu pasokan minyak dari Timur Tengah dan sekitarnya ke Indonesia," ucap Fadjar saat ditemui selepas Kick Off dan Coaching Clinic Anugerah Jurnalistik Pertamina (AJP) 2025 di Jakarta, Selasa (17/6).
Baca Juga: Pengamat: Batalkan Shifting Impor Minyak Ke AS
Untuk saat ini, Fadjar mengatakan pihaknya terus memantau secara berkala soal pergerakan kapal-kapal tanker milik Pertamina, khususnya yang memasok minyak mentah untuk dikirimkan ke Indonesia, di tengah memanasnya tensi antara Iran dan Israel.
"Kami sudah memantau melalui Pertamina Internasional Shipping, seluruh kapal-kapal khususnya yang berlayar di rute internasional saat ini masih dalam kondisi aman," tambah dia.
Di lain sisi, Fadjar juga menekankan sumber minyak mentah PT Pertamina tak hanya berasal dari Timur Tengah. Pertamina ia sebut punya sistem yang lebih fleksibel soal pasokan minyak mentah sebagai wujud antisipasi apabila sebuah negara sedang mengalami masalah dan tidak bisa memasok crude oil ke Indonesia.
"Kami memiliki sistem yang lebih fleksibel. Jadi ketika memang terjadi hambatan di satu titik, kami mempunyai alternatif sumber yang bisa dijadikan pasokan energi. Jadi, kami memastikan pasokan energi ke Indonesia tetap aman," tegasnya.
Baca Juga: Harga Pertalite Berpotensi Naik, Imbas Perang Iran-Israel
Termasuk juga dari Rusia, Fadjar tak menampik ada kemungkinan Indonesia bakal kembali mendatangkan minyak mentah dari Negeri Beruang Merah.
Apalagi, saat ini Presiden Prabowo Subianto dikabarkan tengah melenggang ke Rusia untuk melakukan kunjungan bilateral. Artinya bukan tak mungkin peluang impor minyak dari Rusia kembali dibuka di tengah kunjungan Kepala Negara.
"Pertamina sudah menyampaikan pernah mengimpor dari Rusia melalui skema tender. Ini juga yang akan terus kita lakukan. Jadi, kita tender secara terbuka ke berbagai pihak supaya lebih fleksibel, termasuk juga dari Rusia," tandas Fadjar Djoko Santoso.