c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

04 Juli 2025

12:12 WIB

Contek Inggris, Tim Negosiasi Tarif AS Upayakan Tarif Turun Maksimal

Tim negosiasi tarif dagang AS berupaya semaksimal mungkin menurunkan tarif resiprokal buat Indonesia di bawah 32%. Indonesia meniru kesepakatan dagang Inggris dengan AS sebesar 10%.

Editor: Khairul Kahfi

<p>Contek Inggris, Tim Negosiasi Tarif AS Upayakan Tarif Turun Maksimal</p>
<p>Contek Inggris, Tim Negosiasi Tarif AS Upayakan Tarif Turun Maksimal</p>

Penasihat Khusus Presiden untuk Perdagangan Internasional dan Kerjasama Multilateral Mari Elka Pangestu usai peringatan 'Lima Tahun Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Australia', Jakarta, Kamis (3/7). Antara/Cindy Frishanti

JAKARTA - Penasihat Khusus Presiden untuk Perdagangan Internasional dan Kerjasama Multilateral Mari Elka Pangestu mengatakan, tim negosiasi tarif dagang AS berupaya semaksimal mungkin untuk menurunkan tarif resiprokal buat Indonesia di bawah 32%.

Indonesia pun berkaca pada kesepakatan tarif dagang antara AS dan Inggris yang bisa ditekan seminimal mungkin di kisaran 10%.

“Kita tentunya harus semaksimal mungkin menurunkan (tarif dagang AS) dari 32%, kalau kita lihat yang didapat Inggris 10%, kalau bisa dapat 10% jauh lebih baik,” ujar Mari dalam wawancara singkat di Jakarta, Kamis (3/7) melansir Antara.

Baca Juga: Tidak Semuanya 47%, Kemendag Beri Ilustrasi Tarif Dagang AS Ke Indonesia

Mari menjelaskan, tarif resiprokal yang 'diancamkan' kepada Indonesia sebesar 32%, sebenarnya 22%. Adapun, dia menjelaskan, tarif resiprokal yang ditetapkan pada April lalu terdiri dari dua komponen.

Yakni, tarif dagang 10% merupakan tarif universal untuk semua pihak, dan 22% berupa diskon 50% dari hitungan AS untuk tarif resiprokal.

“Tapi apakah kita akan dikasih nol, atau hanya resiprokal tarifnya, atau bagian dari resiprokal tarifnya. Ini yang menjadi bahan negosiasi dan request and offer yang sedang berjalan saat ini,” tambah menteri perdagangan RI periode 2004-2011 itu.

Dia juga berharap, agar setidaknya tarif resiprokal untuk Indonesia bisa di bawah 20%, mengacu pada Vietnam yang sepakat dikenakan tarif 20%. Meski demikian, dia menekankan, semuanya masih dalam proses negosiasi.

Mari juga berpendapat, masih ada beberapa hal yang masih perlu diselesaikan dalam negosiasi tarif antara AS dengan China, Vietnam, dan Inggris, menambahkan ada kemungkinan akan tetap ada negosiasi atau dialog yang sedang berlangsung setelah tenggat waktu 9 Juli nanti.

Sebelumnya, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto memastikan, Indonesia telah bersiap menghadapi akhir masa negosiasi terkait tarif dagang dengan AS. Sejauh ini semua penawaran yang diberikan telah diterima, bahkan Indonesia juga telah melakukan penawaran kedua.

Kendati, Mendag Budi Santoso mengonfirmasi, hingga kini Indonesia belum berhasil mencapai kesepakatan final terkait hasil negosiasi tarif dagang resiprokal yang berlangsung dengan AS.

Pada 2 April, Presiden AS Donald Trump telah mengumumkan kenaikan tarif sedikitnya 10% ke banyak negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia, terhadap barang-barang yang masuk ke negara tersebut.

Menurut unggahan Gedung Putih di Instagram, Indonesia berada di urutan ke delapan di daftar negara-negara yang terkena kenaikan tarif AS, dengan besaran 32%.

Trump, pada 2 Juli menegaskan bahwa tidak akan mempertimbangkan penundaan tenggat waktu waktu 9 Juli untuk pemberlakuan kembali tarif impor.

AS Siap Sebar Surat Tarif Dagang
Melansir Bloomberg, Presiden AS Donald Trump mengatakan, pemerintahannya mungkin mulai mengirimkan surat kepada mitra dagang paling cepat pada Jumat (4/7) untuk menetapkan tingkat tarif unilateral sebelum batas waktu negosiasi pada 9 Juli mendatang.

"Kami mungkin akan mengirim beberapa surat, mungkin mulai besok, mungkin 10 surat sehari ke berbagai negara yang menyatakan berapa yang akan mereka bayar untuk berbisnis dengan AS," kata Trump di Washington, Kamis (3/7) waktu setempat.

Baca Juga: Bukan 47%, Kemendag Jelaskan Potensi Tarif Dagang AS Buat Indonesia

Trump telah lama mengancam, AS akan mengenakan tarif resiprokal jika negara-negara gagal mencapai kesepakatan dengan AS sebelum batas waktu di pekan depan. Pernyataan ini meningkatkan taruhan bagi mitra dagang AS yang telah bergegas untuk mengamankan perjanjian dengan AS.

Presiden AS awalnya mengumumkan tarif timbal balik yang lebih tinggi pada tanggal 2 April, tetapi menghentikannya selama 90 hari untuk memberi waktu bagi negara-negara untuk bernegosiasi, dengan menerapkan tarif 10% selama periode tersebut.

Sejauh ini, pemerintahan Trump telah mengumumkan kesepakatan dengan Inggris dan Vietnam serta menyetujui gencatan senjata dengan China yang mengakibatkan kedua ekonomi terbesar dunia itu saling melonggarkan tarif.

Ketika ditanya apakah akan ada lebih banyak kesepakatan tarif dagang dengan mitra, Trump menjawab sudah siap mengirimkan surat terkait tarif dagang.

 "kami memiliki beberapa kesepakatan lain, tetapi anda tahu, kecenderungan saya adalah untuk mengirimkan surat dan mengatakan tarif apa yang akan mereka bayarkan. Jauh lebih mudah,” jelasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar