09 Oktober 2025
18:10 WIB
Cetak Rekor, IHSG Sentuh ATH 8.126 Dan Kapitalisasi Pasar Rp14.995 T
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), nilai kapitalisasi pasar, dan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) mencatatkan rekor tertinggi (all time high/ATH) pada September 2025.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Ilustrasi sebuah pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan naik 0,52% ke posisi 8.081,54 di Bursa Efek Indonesia. Validnews/ Hasta Adhistra.
JAKARTA - Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menyampaikan, pasar modal domestik pada September 2025 mencatatkan kinerja yang positif.
Tercermin pada Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), nilai kapitalisasi pasar, dan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) yang mencatatkan rekor tertinggi (all time high/ATH).
"IHSG dan nilai kapitalisasi pasar sempat mencatatkan all time high, di mana IHSG mencapai level 8.126,56 pada 24 September 2025 dan nilai kapitalisasi pasar mencapai Rp14.995 triliun pada September 2025," ujar Inarno dalam konferensi pers secara virtual di Jakarta, Kamis (9/10).
Hingga penutupan September 2025, IHSG ditutup di level 8.061,06, atau menguat sebesar 2,94% (month to month/mtm). Artinya, IHSG telah menguat 13,86% (year to date/ytd), dengan nilai kapitalisasi pasar sebesar Rp14.890 triliun. Adapun, seluruh indeks sektoral secara (mtm) membukukan peningkatan kinerja, kecuali sektor infrastruktur.
Inarno menyebut, likuiditas transaksi saham pada September 2025 terpantau meningkat, didominasi oleh investor individu domestik.
Tak hanya IHSG dan nilai kapitalisasi pasar yang sempat mencetak ATH, kata Inarno, RNTH saham pada September 2025 juga sempat mencetak rekor tertinggi, yaitu sebesar Rp24,02 triliun per hari.
Baca Juga: Market Cap RI Rp15.000 T! OJK: Kepercayaan Investor Jadi Fondasi
Adapun secara (ytd) per akhir September 2025, RNTH tercatat sebesar Rp15,5 triliun, meningkat dibandingkan RNTH (ytd) per akhir Agustus 2025.
Namun di tengah kondisi tersebut, Inarno menuturkan, investor asing terpantau membukukan net sell sebesar Rp3,8 triliun (mtm) di pasar saham domestik. Sehingga secara (ytd) net sell investor asing tercatat sebesar Rp54,75 triliun.
Selanjutnya di pasar obligasi, indeks pasar obligasi (ICBI) menguat 0,87% atau 9,34% (ytd) ke level 429,35.
Di industri pengelolaan investasi, per akhir September 2025, nilai asset under management (AUM) tercatat sebesar Rp913,96 triliun, atau meningkat 3,16% (mtd) atau secara (ytd) naik 9,15%.
Adapun nilai aktiva bersih (NAB) reksadana yang merupakan bagian daripada AUM, tercatat sebesar Rp576,13 triliun, atau naik sebesar 4,67% (mtd) dan secara (ytd) naik sebesar 15,4%.
Lebih lanjut, Inarno menjelaskan, penguatan NAB ini turut ditopang oleh net subscription investor sebesar Rp20,96 triliun (mtm), khususnya pada reksadana dengan underlying fixed income dan pasar uang.
Secara keseluruhan, pada bulan September 2025, tercatat sebesar 643 ribu investor baru di pasar modal domestik. Sehingga, secara (ytd) investor pasar modal meningkat sebesar 3,79 juta, yaitu menjadi 18,66 juta atau naik sebesar 25,50% (ytd).
IPO dan Bursa Karbon
Penghimpunan dana di pasar modal juga menunjukkan perkembangan positif. Per akhir September 2025 secara (ytd), nilai penawaran umum oleh korporasi mencapai Rp186,52 triliun, dengan Rp13,15 triliun di antaranya merupakan fundraising dari 17 emiten baru.
Sementara itu, masih terdapat 20 pipeline penawaran umum (IPO) dengan nilai indikatif sebesar Rp10,33 triliun.
"Untuk penggalangan dana pada securities crowdfunding (SCF), selama September 2025 terdapat 37 efek baru dan juga terdapat 15 penerbit baru. Sehingga, total penerbit efek securities crowdfunding (SCF) saat ini berjumlah 547 penerbit serta 187.212 pemodal," tambah dia.
Pada pasar derivatif keuangan, sejak 10 Januari hingga 30 September 2025, tercatat 115 pihak yang telah memperoleh persetujuan prinsip OJK. Selama September 2025, volume transaksi mencapai 78.639 lot. Sehingga sejak awal tahun, total volume transaksi tercatat sebesar 812.223 lot.
Baca Juga: Pekan Ini IHSG Finis ke 8.118! Kapitalisasi Pasar Tembus Rp15.079 T
Selanjutnya, terkait perkembangan Bursa Karbon, sejak diluncurkan pada 26 September 2023 hingga 30 September 2025, tercatat 132 pengguna jasa yang telah terdaftar di bursa karbon.
Total volume transaksi tercatat sebesar 1.606.056 ton CO2 ekuivalen (tCO2e), dengan akumulasi nilai transaksi sebesar Rp78,46 miliar.
Inarno mengatakan, untuk memperkuat sinergi dalam pengaturan dan pengawasan derivatif keuangan dengan aset yang mendasari berupa efek, pada tanggal 6 Oktober 2025, OJK bersama Bappebti telah menandatangani adendum berita acara serah terima (BAST) terkait peralihan tugas pengaturan dan pengawasan derivatif keuangan untuk memperluas ruang lingkup pengawasan OJK, yaitu produk penyaluran amanat nasabah ke bursa berjangka luar negeri (PALN) dengan aset yang mendasari berupa efek.