22 November 2021
20:35 WIB
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Dian Kusumo Hapsari
JAKARTA – Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk yang bergerak di bisnis menara telekomunikasi, yakni PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk atau Mitratel resmi tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui mekanisme penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).
Emiten yang tercatat dengan kode saham MTEL itu telah mengagelar IPO dengan jumlah sebanyak 23,49 miliar lembar saham biasa atas nama, yang dipatok pada harga Rp800 per lembar saham. Hasilnya, perseroan bisa meraup dana sebesar Rp18,79 triliun.
Sesuai rencana, perseroan akan menggunakan 40% dana hasil IPO untuk belanja modal organik, 50% untuk anorganik, dan 10% untuk modal kerja serta kebutuhan Perseroan lainnya.
Direktur Utama Telkom, Ririek Adriansyah mengatakan, TelkomGroup telah dapat menyelesaikan satu milestone penting transformasi perusahaan dengan terimplementasinya strategi unlocking value bisnis tower perusahaan melalui IPO Mitratel.
"Langkah ini juga sejalan dengan transformasi yang tengah dilakukan Telkom untuk menjadi digital telco serta memperkuat posisi Mitratel di tengah kehadiran 5G yang dapat menumbuhkan kebutuhan operator akan menara telekomunikasi. Ini akan menjadi potensi yang baik bagi Mitratel untuk menjadi pemain menara telekomunikasi independen terbesar di Asia Tenggara," kata Ririek dalam keterangan di Jakarta, Senin (22/11).
Sementara itu, Direktur Utama Mitratel, Theodorus Ardi Hartoko menjelaskan bahwa dana dari hasil IPO akan digunakan mengembangkan kompetensi dan kapabilitasnya menjadi perusahaan unggul profesional transparan.
"Kami pahami perubahan teknologi yang cepat akan mengakselerasi seluruh kompetensi Mitratel baik saat ini maupun waktu mendatang. Hal ini telah dirumuskan dalam business plan yang tak hanya semata-mata pada bisnis menara telekomunikasi, tapi berkembang menjadi infrastructure company yang siap untuk mendukung era 5G dan kelanjutannya," ujar Theodorus.
Mitratel telah menunjuk PT BRI Danareksa Sekuritas, HSBC, JP Morgan, PT Mandiri Sekuritas, dan Morgan Stanley sebagai joint book runners dan joint global coordinators. BRI Danareksa Sekuritas bersama Mandiri Sekuritas juga bertindak sebagai joint lead managing underwriters dan domestic underwriters.
Selanjutnya, Kementerian BUMN berharap agar Mitratel dapat mendukung akselerasi digitalisasi bangsa demi menghadapi era 5G mendatang dan mewujudkan cita-cita bangsa, yakni menjadi salah satu negara dengan ekonomi digital terbesar khususnya di Asia Pacific pada 2025.
Mitratel sebagai perusahaan terbuka juga diharapkan tetap selalu menjaga kepatuhan, serta dapat memenuhi ekspektasi para pemegang saham untuk menjadi market leader di industri infrastruktur telekomunikasi dan memberikan nilai yang optimal bagi seluruh pemangku kepentingan.
Aksi korporasi pencatatan saham perdana Mitratel itu merupakan bagian dari komitmen transformasi sekaligus penataan portofolio perusahaan untuk memberikan value yang optimal bagi Mitratel, TelkomGroup, dan seluruh stakeholders.
Melalui IPO tersebut, Mitratel akan memperkuat posisinya sebagai The Best TowerCo In The Industry yang solid dan independen. Hal itu didukung dengan masuknya investasi SWF dari Indonesia dan internasional menunjukkan bahwa Mitratel memiliki rekam jejak kinerja yang baik dan potensi pertumbuhan yang tinggi di masa yang akan datang.
Disambut Antusias
Dikutip dari portal resmi Indonesia Investment Authority (INA), disampaikan bahwa mereka sangat antusias dapat berpartisipasi sebagai investor dalam IPO Mitratel untuk mempercepat pengembangan dan peningkatan kualitas infrastruktur digital, khususnya di sektor telekomunikasi Indonesia.
"Kami sangat antusias dapat berpartisipasi sebagai investor dalam IPO Mitratel untuk mempercepat pengembangan dan peningkatan kualitas infrastruktur digital, khususnya di sektor telekomunikasi Indonesia," tulisnya.
Selain itu, INA juga menyambut baik GIC, Abu Dhabi Investment Authority (ADIA), dan Abu Dhabi Growth Fund (ADG) yang turut berpartisipasi. Mereka yakin akan menambah nilai strategis bagi Mitratel.
IPO Mitratel dinilai akan mampu menjadi salah satu katalis untuk menggerakkan kembali pasar modal dan perekonomian Indonesia.
"Dengan dukungan seluruh shareholders dan stakeholders, Mitratel akan dikelola dengan tata kelola perusahaan yang baik dengan menjaga independensi, profesionalisme dan transparansi," imbuhnya.
Sekadar informasi, Mitratel merupakan perusahaan menara telekomunikasi terbesar di Indonesia yang berdiri sejak 2008. Mitratel telah mengelola lebih dari 28 ribu menara telekomunikasi yang tersebar di seluruh Indonesia.
Selain bisnis utamanya di bidang menara telekomunikasi, Mitratel juga melakukan ekspansi portfolio jasa turunan menara, seperti project solutions, managed services, fiberisasi dan digital services untuk mengakselerasi iklim digital di Indonesia.
Saat ini, Mitratel memiliki jangkauan layanan yang luas dan ekosistem bisnis telekomunikasi yang lengkap, serta memiliki rekam jejak nasional yang kuat di seluruh wilayah Indonesia. Perseroan mendukung penuh pemerataan ekonomi dan akses internet hingga ke pelosok negeri.
Mitratel memiliki rencana ekspansi jangka panjang ke pasar Asia Tenggara dan Asia Pasifik, demi memantapkan langkah untuk menjadi penyedia infrastruktur telekomunikasi terkemuka di Asia Tenggara.