c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

06 September 2021

13:24 WIB

Catat Sejarah, Indonesia-UEA Bahas Perundingan IUAE-CEPA Pertama

Perundingan IUAE-CEPA putaran kedua dijadwalkan terlaksana pada Oktober 2021

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

Catat Sejarah, Indonesia-UEA Bahas Perundingan IUAE-CEPA Pertama
Catat Sejarah, Indonesia-UEA Bahas Perundingan IUAE-CEPA Pertama
Tim dari dua negara Indonesia dan UEA memfinalkan draf kerja sama kedua negara. ANTARA/KBRI

JAKARTA – Indonesia dan Uni Emirat Arab mengebut upaya untuk memfinalisasi Persetujuan Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Uni Emirat Arab atau IUAE-CEPA. Perundingan yang dilakukan delegasi kedua negara dalam perundingan pertama dinilai berjalan sangat produktif, dan akan diikuti dengan pertemuan lanjutan.

Kembali Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi menyampaikan, IUAE-CEPA adalah upaya penting kedua negara untuk meningkatkan perdagangan dan investasi. Peningkatan kinerja kedua sektor tersebut sangat diperlukan di tengah upaya pemulihan ekonomi saat pandemi covid-19. 

Karenanya, hasil perundingan putaran pertama akan ditindaklanjuti dengan pertemuan-pertemuan teknis dan intersesi untuk membahas potensi kerja sama yang dapat dilakukan. 

"Misalnya, dalam hal dukungan terhadap industri kecil dan menengah, niaga elektronik, dan pengembangan industri halal,” ungkap Mendag Lutfi dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (6/9).

Informasi saja, pelaksanaan putaran pertama perundingan IUAE-CEPA ini juga telah dilaporkan kepada Presiden Joko Widodo oleh menteri kedua negara, saat kunjungan kehormatan Menteri Perdagangan Luar Negeri UEA Thani Al Zeyoudi di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (3/9). 

“Presiden RI menyambut sangat positif dimulainya perundingan CEPA antara kedua negara dan berharap agar perundingan IUAE-CEPA dapat dirampungkan dalam kurun waktu satu tahun,” lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Djatmiko Bris Witjaksono menyatakan, perundingan IUAE-CEPA mencatatkan sejarah baru sebagai perundingan dagang bilateral pertama Indonesia dengan negara di kawasan Teluk.

“Arti penting UEA bagi Indonesia adalah sebagai hub strategis untuk mempenetrasi pasar di negara-negara kawasan Timur Tengah, Afrika, dan Eropa,” imbuh Djatmiko.

Adapun UEA merupakan salah satu negara tujuan pasar ekspor nontradisional Indonesia yang menjadi hub perdagangan internasional di kawasan Timur Tengah. Sementara bagi UEA, IUAE-CEPA menjadi perundingan dagang bilateral pertama dengan mitra dagangnya di kawasan Asia.

Kemendag juga mencatat, total perdagangan antara Indonesia–UEA selama 2020 mencapai sebesar US$2,93 miliar. Terdiri dari nilai ekspor Indonesia ke UEA di tahun yang sama sebesar US$1,24 miliar, sementara impor Indonesia dari UEA tercatat sebesar US$1,68 miliar. 

Komoditas ekspor utama Indonesia ke UEA antara lain minyak sawit, perhiasan, tabung dan pipa besi, mobil dan kendaraan bermotor, serta kain tenun sintetis. Sementara, komoditas impor utama Indonesia dari UEA di antaranya produk setengah jadi besi atau baja, hidrokarbon acyclis, aluminium tidak ditempa, logam mulia koloid, dan polimer propilena.

Sepuluh Kelompok Kerja 
Pada perundingan putaran pertama IUAE-CEPA, delegasi Indonesia dipimpin Direktur Perundingan Bilateral Kemendag Ni Made Ayu Marthini. Sedangkan delegasi UEA dipimpin Assistant Undersecretary International Trade Affairs Sector, Ministry of Economy of UAE, Juma Al Kait.

Made menjelaskan, perundingan IUAE-CEPA mencakup 17 bab dan pembahasannya dibagi dalam sepuluh kelompok kerja atau working groups. Meliputi kelompok kerja perdagangan barang, perdagangan jasa, investasi, ketentuan asal barang, serta prosedur kepabeanan dan fasilitasi perdagangan. 

Kemudian, kerja sama ekonomi termasuk UKM, kekayaan intelektual, ketentuan legal dan isu institusional, pengadaan barang pemerintah, hingga halal dan ekonomi syariah.

“Setelah perundingan, kedua delegasi saling memahami kebijakan dan posisi masing-masing, serta menyepakati sejumlah langkah tindak lanjut perundingan pertama yang akan dibahas pada perundingan putaran berikutnya," terang Made. 

Nantinya, pertemuan teknis dan intersesi akan digelar untuk saling memberi klarifikasi dan melanjutkan diskusi mengenai potensi-potensi kerja sama. Pada perundingan pertama ini, kedua Ketua Delegasi juga telah menandatangani Term of Reference (ToR) Perundingan IUAE-CEPA. 

ToR ini merupakan dokumen yang akan menjadi pedoman bagi kedua delegasi dalam menjalankan perundingan IUAE-CEPA. Kedua negara sepakat untuk melaksanakan perundingan putaran kedua IUAE-CEPA pada Oktober 2021. 

Selain Kemendag, delegasi Indonesia juga diperkuat oleh perwakilan dari sejumlah K/L terkait. Di antaranya Kemenlu, Keminves/BKPM, Kemenko Bidang Perekonomian, Kemenkeu, Kementerian PPN/Bappenas, Kemenkum-HAM, dan Kemenag, 

Lalu, Kementan, Kemenperin, Kementerian KKP, Badan Standardisasi Nasional, Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP), KPPU), serta Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS).


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar