08 November 2023
09:57 WIB
Penulis: Erlinda Puspita
JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menjanjikan akan membagikan bibit cabai kepada masyarakat. Hal ini untuk mendorong agar masyarakat melakukan penanaman pangan mandiri di tengah mulai naiknya harga cabai.
Penyaluran bibit cabai akan disalurkan kepada masyarakat melalui program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL).
“Kita harapkan ada pembagian bibit Pak Dirjen KRPL, kita galakkan tanam cabai 5 sampai 10 pot di rumah untuk bisa mencukupi keluarga,” kata Amran kepada awak media saat ditemui di Kantor Kementerian Pertanian (Kementan), Selasa (7/11).
Amran menyebutkan, penyaluran bibit cabai ini akan dimulai tahun ini jika anggaran tersedia. Namun jika belum ada, akan dimulai penyaluran pada tahun depan.
“Yang butuh bibit, saya katakan, anggarkan tahun depan kemungkinan ya. Tapi bisa mulai sekarang kalau ada (anggarannya),” ucapnya.
Seperti diketahui, harga cabai saat ini mulai merangkak naik. Dari laporan Badan Pusat Statistik (BPS), untuk harga cabai selama pekan pertama (M1) November 2023, harga cabai merah rata-rata nasional naik menjadi Rp53.908 per kg dan cabai rawit naik menjadi Rp70.272 per kg.
Baca Juga: Mendag: Cabai Mahal Sesekali Terjadi Tak Apa-apa
BPS juga mengingatkan agar pemerintah memperhatikan adanya potensi kenaikan harga cabai merah dan cabai rawit yang terus berlanjut di beberapa waktu ke depan yang bisa mempengaruhi inflasi.
Kenaikan harga tersebut, sudah di atas dari Harga Acuan Pembelian (HAP) yang ditetapkan melalui Perbadan Nomor 17 Tahun 2023, yaitu HAP cabai merah keriting di level produsen sebesar Rp22.000–Rp29.600 per kg dan di level konsumen sebesar Rp37.000 per kg–Rp55.000 per kg.
Sementara itu, harga cabai rawit merah (CRM) ditetapkan untuk level produsen sebesar Rp25.000–Rp31.500 per kg dan level konsumen Rp40.000 – Rp57.000 per kg.
Sebagai upaya menstabilkan harga cabai yang terus naik saat ini, Badan Pangan Nasional (Bapanas) mulai melakukan intervensi stabilisasi dengan fasilitasi distribusi pangan (FDP) cabai dari daerah sentra ke daerah defisit cabai, salah satunya dari Sulawesi Selatan (Sulsel) ke Jakarta.
Oleh karena itu, pasokan cabai di Jakarta bisa terpenuhi dan harga bisa tetap stabil.
“Harga komoditas cabai yang mengalami kenaikan ini kita tekan dengan memfasilitasi pengangkutannya dari daerah-daerah yang masih berproduksi dan harganya relatif lebih rendah. Kita sudah identifikasi sentra cabai di luar Jawa seperti Sulsel yang siap memasok ke wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya,” kata Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi dalam keterangan resminya.
Baca Juga: BPS Ingatkan Kenaikan Harga Cabai Merah, Cabai Rawit, dan Gula Pasir
Tahap awal pengiriman cabai dari Sulsel ke Jakarta tercatat sebanyak 2,4 ton (80 coly) CRM melalui FDP. Ini dilakukan karena harga cabai di Jakarta saat ini mulai mengalami kenaikan signifikan.
Bapanas mencatat, harga cabai di Pasar Induk Kramat Jati Sabtu (4/11) untuk harga CRM rata-rata Rp70.000 per kg, sedangkan harga di pasar tradisional/pengecer sekitar Rp80.000 – Rp90.000 per kg. Bahkan di sejumlah daerah sudah tembus lebih dari Rp100.000 per kg. Kenaikan ini menurut Arief merupakan dampak El Nino, sehingga semua jenis cabai produksinya mengalami penurunan dan saat ini belum memasuki panen raya.
Dalam menstabilkan harga cabai di Jakarta, Deputi Bidang ketersediaan dan Stabilitas Pangan Bapanas, I Gusti Ketut Aswara menyampaikan, intervensi harga cabai dilakukan di lima pasar tradisional/pengecer di Jakarta.
"Kedatangan tahap awal cabai dari Sulsel ini dipasok ke lima pasar tradisional/pengecer yaitu Pasar Inpres Senen 1 ton, Pasar Serdang 300 kg, Pasar Jembatan Lima 500 kg, Pasar Kemayoran, 300 kg dan Pasar Cipete sebanyak 300 kg. Selanjutnya Badan Pangan Nasional akan terus memasok CRM ke pasar-pasar turunan sampai harga kembali normal,” ujar Ketut.