c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

03 Agustus 2023

17:29 WIB

Bursa Kripto Telah Ketok Palu, Ini Tanggapan Asosiasi

Peresmian Bursa Kripto menunjukkan langkah progresif BAPPEBTI. Namun, perlu dipertimbangkan kebijakan untuk mendorong daya saing pemain lokal.

Penulis: Nuzulia Nur Rahma

Editor: Fin Harini

Bursa Kripto Telah Ketok Palu, Ini Tanggapan Asosiasi
Bursa Kripto Telah Ketok Palu, Ini Tanggapan Asosiasi
Investor kripto memantau grafik perkembangan nilai aset kripto Bitcoin dan Ethereum di Cilandak, Jakarta Selatan, Rabu (8/2/2023). ValidNewsID/Arief Rachman

JAKARTA - Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (ASPAKRINDO) memberi sambutan atas diresmikannya Bursa, Kliring, dan Pengelola Tempat Penyimpanan (Depository) aset kripto di Indonesia oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI). 

Ketua ASPAKRINDO, Teguh Kurniawan Harmanda mengatakan, pendirian dan pemberian izin ini merupakan langkah awal dalam penyelenggaraan transaksi yang sesuai dengan peraturan BAPPEBTI. Untuk itu ia melihat peresmian ini menunjukkan langkah progresif BAPPEBTI dan komitmen pemerintah dalam menciptakan lingkungan yang mendukung perkembangan teknologi aset kripto di Indonesia.

"Langkah ini juga menjadi momentum penting bagi Calon Pedagang Fisik Aset Kripto (CPFAK) untuk memperoleh status pedagang fisik aset kripto. Selain itu, peresmian ini juga memberikan wadah bagi pelaku usaha untuk bertransaksi secara aman dan terpercaya," kata Manda dalam pernyataan resmi, Kamis (3/8).

Baca Juga: Bursa Kripto Telah Diresmikan, Ini Komitmen Commodity Future Exchange

Di Indonesia sendiri, aset kripto tiap tahunnya bertumbuh. Tercatat pada Juni 2023, terjadi penambahan pelanggan aset kripto sebanyak 141,8 ribu pelanggan. Lalu, jumlah pelanggan aset kripto terdaftar sebanyak 17,54 juta pelanggan. Nilai transaksi perdagangan fisik aset kripto selama Juni 2023 tercatat sebesar Rp8,97 triliun atau naik 9,3% bila dibandingkan bulan sebelumnya. 

Adapun jenis aset kripto yang banyak ditransaksikan yaitu Tether (USDT), Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Ripple (XRP) dan Binance Coin (BNB). Sementara itu, total nilai transaksi periode Januari hingga Juni 2023 tercatat sebesar Rp66,44 triliun atau turun 68,65% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Daya Saing
Chairwoman Asosiasi Blockchain Indonesia (A-B-I), Asih Karnengsih juga menyatakan optimismenya akan masa depan kripto di Indonesia. Menurutnya peresmian Bursa, Kliring, dan Pengelola Tempat Penyimpanan (Depository) aset kripto ini membuka jalan bagi akselerasi pertumbuhan industri aset kripto domestik dalam hal pengawasan dan pengembangan produk dan jasa dalam transaksi aset kripto.

Ia juga menekankan pentingnya Bursa, Lembaga Kliring, dan Depository untuk mempertimbangkan biaya keanggotaan dan transaksi demi mempertahankan daya saing pelaku usaha lokal. 

"Adanya beban biaya pajak yang harus dibayarkan CPFAK (PPh Badan) serta pajak yang dikenakan pada pelanggan (PPN & PPh), pengenaan biaya keanggotaan dan transaksi aset kripto pada organ penyelenggaraan pasar, diharapkan tidak akan menjadi penambahan beban bagi CPFAK atau pengenaan biaya lebih pada pelanggan," sebutnya.

Ia mengatakan bahwa hal ini dapat mendorong berpindahnya minat pada penggunaan platform transaksi aset kripto asing atau tidak terdaftar, yang juga dapat mengakibatkan capital outflow

"Untuk itu diperlukan upaya akselerasi dan intensif dari Pemerintah, untuk membina pertumbuhan industri, mengingat Indonesia memiliki potensi dalam industri aset kripto yang besar untuk bersaing dengan negara-negara Asia Tenggara," imbuhnya.

Baca Juga: Bursa Kripto Indonesia Telah Diresmikan, Ini Daftar Lengkapnya!

Senada, CEO Tokocrypto, Yudhono Rawis mengatakan langkah selanjutnya yang harus dilakukan industri kripto di Indonesia adalah pengembangan inovasi produk dan layanan kripto yang sesuai dengan kebutuhan dan preferensi pasar Indonesia.

Menurut Yudho, meskipun pasar global saat ini cenderung turun, keberadaan bursa kripto dengan segala fungsinya dapat memberikan sentimen positif bagi pasar lokal. Dengan adanya lebih banyak pilihan dan layanan yang ditawarkan oleh bursa kripto, ia berharap ini akan menarik minat investor dan mendongkrak likuiditas, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi sentimen harga aset kripto secara global.

"Kami berharap industri kripto di Indonesia dapat lebih matang dalam menciptakan ekosistem agar lebih terintegrasi dan berdaya saing dengan global players. Dengan adanya bursa kripto, potensi untuk menggairahkan transaksi di pasar lokal sangat mungkin terjadi," sebutnya.

Ia juga menilai bursa kripto berperan sebagai pusat perdagangan aset kripto dan mampu menciptakan likuiditas yang lebih tinggi untuk aset kripto. Pengembangan produk juga dapat menjadi pendorong penting untuk kembali menghidupkan pasar kripto di Indonesia, sehingga dapat meningkatkan minat dan aktivitas perdagangan.

Yudho dalam hal ini memastikan Tokocrypto sudah mengajukan pendaftaran untuk mendapatkan Surat Persetujuan Anggota Bursa (SPAB). Setelah memperoleh SPAB, Calon Pedagang Fisik Aset Kripto akan kembali mendaftar ke Bappebti untuk mendapat izin sebagai Pedagang Fisik Aset Kripto. 

"Semoga proses ini bisa berlangsung dengan cepat dan tidak ada hambatan," tandasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar