c

Selamat

Kamis, 6 November 2025

EKONOMI

13 Agustus 2025

20:04 WIB

Bulog Tanggapi Soal Beras Impor Menumpuk Di Gudang

Dirut Bulog mengungkapkan saat ini masih ada beras di gudang Bulog yang berasal dari pengadaan dalam negeri dan sisa beras impor tahun kemarin.

Penulis: Erlinda Puspita

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">Bulog Tanggapi Soal Beras Impor Menumpuk Di Gudang</p>
<p id="isPasted">Bulog Tanggapi Soal Beras Impor Menumpuk Di Gudang</p>

Sejumlah pekerja mengangkut beras di Gudang Bulog Tambak Aji, Semarang, Jawa Tengah, Senin (23/6/2025). Antara Foto/Aprillio Akbar

JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog, Ahmad Rizal Ramdhani mengonfirmasi adanya stok beras sisa impor tahun lalu yang masih tersimpan di gudang Bulog. Ia menjelaskan saat ini jumlah beras yang berada di gudang Bulog mencapai 3,9 juta ton. 

Dari angka itu, sebanyak 2,8 juta ton berasal dari pengadaan dalam negeri. Sisanya sebanyak 1,1 juta ton berasal dari impor tahun sebelumnya.

“Yang 2,8 (juta ton) pengadaan dalam negeri. Itu ditambah sisa-sisa yang dulu. (Beras tahun lalu) masih ada,” kata Rizal saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Pangan, di Jakarta, Rabu (13/8).

Rizal memastikan, beras-beras tersebut saat ini sudah mulai digelontorkan ke masyarakat dalam bentuk bantuan pangan dan beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP). Beras-beras tersebut kata dia, dikeluarkan berdasarkan sistem first in-first out (FIFO) atau beras yang pertama masuk ke gudang Bulog, maka akan jadi yang pertama dikeluarkan.

Baca Juga: Akui Distribusi SPHP Lambat, Dirut Bulog Sebut Aplikasi Jadi Masalah Utama

“Sekarang sudah (dikeluarkan) bantuan pangan sampai 91% hampir 321 (ribu) ton. Kemudian ditambah dengan beras SPHP yang 1,3 juta ton, nah itu yang akan didistribusikan. Jadi kan sistemnya FIFO,” tambah Rizal.

Menurut Direktur Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog, Mokhammad Suyamto dalam Rapat Koordinasi Inflasi Daerah pada Senin (11/8) lalu, total stok beras yang berada di gudang Bulog sebanyak 3.946.827 ton yang terdiri dari 3.934.282 ton beras Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan sebanyak 12.545 ton beras komersial milik Bulog.

Bau Apek
Sebelumnya, salah satu anggota Ombudsman RI, Yeka Hendra Fatika menyampaikan masih ada beras impor tahun lalu yang tersimpan di gudang Bulog. Ia menilai beras tersebut artinya telah berumur lebih dari setahun dan belum tersalurkan ke pasar.

“Sebagian beras yang ada di Bulog itu kan beras impor tahun lalu, ada yang berumur sudah satu tahun (impor pada ) Februari 2024. Jadi sudah satu tahun lebih,” jelas Yeka pada Konferensi Pers 'Mengurai Masalah Layanan Publik dalam Pusaran Polemik Beras Oplosan', Jakarta, Jumat (8/8).

Karena beras yang berpotensi beraroma apek tersebut, Yeka juga menyampaikan banyak penggilingan yang enggan mengolah beras Bulog.

Baca Juga: Bapanas Tegas Tak Akan Longgarkan Perbadan 2/2023 Demi Beras Bau Apek

“Otomatis pasti mohon maaf (beras di gudang Bulog yang diimpor tahun lalu) bau apek. Nah sementara itu di dalam persyaratan mutu label, pelaku usaha dilarang mengolah atau menggunakan beras apek sebagai bahan baku untuk trading,” tutur Yeka.

Lebih lanjut, berkaitan dengan beras yang telah tersimpan lebih dari setahun tersebut, Yeka pun menilai beras berpotensi memiliki aroma tidak sedap atau apek, sehingga perlu melewati proses pengolahan lebih lanjut. Namun, ia memastikan beras tersebut tetap aman dikonsumsi.

“Lantas kalau beras bau apek, masyarakat masih bisa konsumsi? Masih, karena diolah lagi bisa diproses lagi. Jadi jangan dipikir bahwa nanti beras apek, lantas konsumen tidak akan bisa konsumsi, tidak. Itu persoalan penyimpanan saja, bisa diproses lagi,” tandas Yeka.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar