c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

16 Desember 2022

15:08 WIB

Bulog Pastikan Kedatangan Beras Impor Jamin Stabilitas Harga

Hingga akhir Desember 2022, beras impor akan masuk Indonesia sebanyak 200 ribu ton, dari total yang direncanakan sebanyak 500.000 ribu ton.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

Bulog Pastikan Kedatangan Beras Impor Jamin Stabilitas Harga
Bulog Pastikan Kedatangan Beras Impor Jamin Stabilitas Harga
Dirut Perum Bulog Budi Waseso, Mendag Zulkifli Hasan dan Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi meninjau pembongkaran beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, (16/12). Antara Foto/Galih Pradipta

JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso memastikan stabilitas harga beras di pasaran dapat terjaga dengan baik. Optimisme tersebut terjadi pasca bertambahnya stok Cadangan Beras Pemerintah yang dikuasai oleh Bulog melalui masuknya beras impor yang baru tiba Jumat ini (16/12).

Hal tersebut disampaikan Budi Waseso saat meninjau pembongkaran perdana kedatangan beras impor di Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) bersama Menteri Perdagangan, Kepala Badan Pangan Nasional dan beberapa stakeholder terkait.

“Sampai dengan akhir Bulan Desember 2022 ini, akan masuk beras impor sebanyak 200.000 ton untuk menambah cadangan beras pemerintah ke 14 titik pelabuhan di Indonesia,” jelas Buwas dalam keterangan tertulis, Jakarta, Jumat (16/12).

Beras impor tersebut akan masuk dari Pelabuhan Malahayati dan Lhokseumawe (Aceh), Belawan (Medan), Dumai (Riau), Teluk Bayur (Padang), Boom Baru (Palembang), Panjang (Lampung), Tanjung Priok (Jakarta), Merak (Banten), Tanjung Perak (Surabaya), Tenau (Kupang). 

Kemudian, sebut Buwas, sisa impor beras akan direalisasikan tahun depan sampai dengan sebelum panen raya.

Ia merinci, beras impor dari Vietnam yang tiba hari ini mencapai 10.000 ton. Sebanyak 5.000 ton tiba di Tanjung Priok, sisanya 5.000 ton di Merak.

“Secara terus-menerus (beras impor) akan terus bertambah karena sudah banyak kapal impor dari Vietnam, Thailand, Pakistan dan Myanmar yang sudah antre akan bersandar,” ujar Dirut Bulog.

Sementara itu, Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengatakan, jumlah beras yang akan diimpor Indonesia adalah sebanyak 500.000 ton. Beras sebanyak itu akan masuk secara bertahap sampai dengan Februari 2023 atau sebelum panen raya.

Mendag Zulkifli melanjutkan, sebenarnya tidak ada yang ingin melakukan impor, jika stok komoditas terkait pada posisi mencukupi. Namun, beberapa bulan terakhir harga beras meroket dan stok Bulog untuk kebutuhan operasi pasar makin berkurang.

“Sehingga dibutuhkan segera stok dari luar negeri, untuk meredam kenaikan harga beras ini," kata Mendag.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menegaskan, kegiatan importasi beras ini bukan keinginan Bulog. Melainkan hasil keputusan dua kali Rapat Koordinasi Terbatas atau Rakortas dalam rangka penambahan stok cadangan beras pemerintah, guna menjaga stabilitas harga di pasaran.

"Jika diperlukan, beras impor ini akan digelontorkan dalam rangka menghadapi Natal dan Tahun Baru, sehingga tidak ada gejolak harga" kata Arief.

Pemerintah kembali menjelaskan, kebijakan pengadaan beras dari luar negeri semata-mata untuk memperkuat cadangan beras nasional. Kebijakan yang diambil ini, juga tidak akan mengganggu beras petani hasil produksi dalam negeri.

Pasalnya, beras asal impor ini hanya akan dipergunakan pada kondisi tertentu, seperti penanggulangan bencana, intervensi harga jika diperlukan, dan beberapa kegiatan pemerintah lainnya. 

Dominasi Impor Beras 2022
Sebelumnya, BPS mencatat, impor beras yang dilakukan Indonesia didominasi oleh beras jenis ‘broken rice’ atau beras hancur sebanyak 284,50 ribu ton. Jumlah tersebut setara dengan 87,15% dari total impor beras yang dilakukan sepanjang Januari-November 2022.

"Khusus untuk komoditas beras, pada Januari-November 2022 impor beras kita sebanyak 326,45 ribu ton yang didominasi oleh broken rice, other than of a kind used for animal feed dengan kode HS 10064090," kata Deputi Statistik Produksi M Habibullah di Jakarta, Kamis (15/12).

Menurut catatan BPS, impor beras terbesar kedua yakni berjenis glotinous rice atau beras ketan sebanyak 26,23 ribu ton atau 8,03% dari total impor beras. Lalu impor beras dengan kategori beras other fragrant rice sebanyak 7,10 ribu ton (2,17%), basmati rice sebanyak 6,55 ribu ton (2,01%), dan hom mali rice sebanyak 1,76 ribu ton (0,54%).

Habibullah memaparkan impor beras terbesar sepanjang 11 bulan di tahun ini, berasal dari India dengan volume 157,97 ribu ton. Jumlah tersebut mencakup 48,49% dari total impor beras.

Selanjutnya, beras impor juga banyak diimpor dari Pakistan. Di periode 11 bulan pertama 2022, Indonesia mengimpor 68,72 ribu ton beras asal Pakistan atau 21,05% dari total impor beras.

Impor beras juga dilakukan dari negara tetangga Thailand sebanyak 51,58 ribu ton atau 15,80% dari total impor. Sementara itu, 13,58% impor beras berasal dan dari Vietnam sebanyak 44,34 ribu ton.

Pantauan Stok dan Harga Beras
Bapanas mencatat, stok beras yang dimiliki Bulog cenderung berkurang setiap minggunya dalam kurun waktu pekan I November hingga pekan I Desember 2022. Beruntun, mulai dari 644.210 ton di pekan I November, menjadi 642.366 ton, berkurang menjadi 594.857 ton, turun lumayan dalam menjadi 541.072 ton di pekan terakhir November. Posisi beras Bulog terakhir berada di kisaran 494.202 ton pada pekan I Desember.

Secara umum, hingga pekan pertama Desember 2022, Indonesia masih memiliki stok beras sebanyak 6,24 juta ton. Tersebar paling banyak di rumah tangga (3,21 juta ton); penggilingan (1,31 juta ton); pedagang (869.771 ton); Bulog (494.202 ton); Horeka sekitar (316.297 ton); dan Pasar Induk Beras Cipinang (31.601 ton).

Dengan data stok beras di atas, ketahanan beras yang dimiliki Indonesia di berbagai tingkatan diestimasi mampu memenuhi kebutuhan untuk konsumsi masyarakat selama 76 hari. Asumsinya, setiap hari beras yang dikonsumsi nasional berkisar 82.471,48 ton. 

Lainnya, Kemendag mencatat, harga beras premium mengalami kenaikan Rp200 (1,56%) menjadi Rp13.000/kg pada 15 Desember dibandingkan sebulan sebelumnya. Sementara dalam jangka waktu yang sama, harga beras medium juga mengalami kenaikan Rp200 (1,83%) menjadi Rp11.100/kg.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar