22 April 2025
08:00 WIB
Bulan Ramadan, BPS: Impor Bawang Putih Capai 36,8 Ribu Ton
Impor bawang putih pada Maret 2025 atau saat bulan Ramadan mencapai sebesar 36,8 ribu ton atau senilai US$52,1 juta.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Fin Harini
Pedagang bumbu dapur saat merapikan dagangannya di Pasar Enjo, Jakarta Timur. ValidNewsID/Agung Muhammad Fatwa
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan impor bawang putih pada Maret 2025 atau saat bulan Ramadan mencapai sebesar 36,8 ribu ton.
"Impor bawang putih pada bulan Maret 2025 sebesar 36,8 ribu ton atau senilai US$52,1 juta," ungkap Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam Rilis BRS Perkembangan Ekspor-Impor Maret 2025, Jakarta, Senin (21/4).
Amalia menyebutkan secara bulanan, nilai impor barang konsumsi naik sebesar 18,73% (month to month/mtm), dari senilai US$1,47 miliar pada Februari 2025 menjadi US$1,74 miliar pada Maret 2025.
"Peningkatan impor barang konsumsi terutama terjadi pada beberapa komoditas sayuran (HS07) dan buah-buahan (HS08) seperti garlic atau bawang putih, baik yang fresh atau yang didinginkan, nilai impornya naik US$46 juta dibandingkan bulan lalu," katanya.
Selain bawang putih, Amalia juga membeberkan beberapa hasil impor pada Maret 2025. Untuk impor daging jenis lembu pada bulan Maret 2025, misalnya, adalah sebesar 8 ribu ton atau senilai US$23,9 juta.
Kemudian, impor susu pada Maret 2025 sebesar 26 ribu ton atau senilai US$82,5 juta. "Nilai ini turun 2,75% dibandingkan Februari 2025," jelas dia.
Lalu, impor gandum dan meslin pada Maret 2025 sebesar 798,91 ribu ton atau senilai US$222,5 juta, impor kapas pada Maret 2025 sebesar 32,61 ribu ton atau senilai US$94,56 juta.
Berikutnya, impor kedelai pada Maret 2025 mencapai sebesar 112,66 ribu ton atau senilai Rp50,83 juta.
"Kedelai kita impor (asal Amerika Serikat) sepanjang tiga bulan, Januari sampai Maret 2025 sebesar US$271,6 juta. Kapas impor sebesar US$23,6 juta, gandum US$45,14 juta," beber dia.
Nilai Impor Naik
Sebelumnya, BPS melaporkan, nilai impor RI pada Maret 2025 mencapai US$18,92 miliar, terdiri dari impor migas senilai US$3,13 miliar dan nonmigas senilai US$15,79 miliar.
Adapun, angka impor mengalami kenaikan baik secara bulanan maupun tahunan. Secara bulanan, nilai impor naik tipis sebesar 0,38% dibandingkan Februari 2025 yang senilai US$18,85 miliar.
Secara bulanan, impor migas naik sebesar 9,07%, sedangkan nonmigas turun 1,18%.
“Peningkatan impor migas disebabkan oleh bertambahnya impor minyak mentah US$12,1 juta (1,46%) dan hasil minyak US$248,1 juta (12,14%),” imbuhnya.
Sementara itu, secara tahunan (year on year/yoy), capaian impor naik sebesar 5,34% dibandingkan Maret 2024 yang senilai US$17,96 miliar. Nilai impor non-migas naik 7,91%, namun impor migas turun sebesar 5,98%.
Selanjutnya, BPS juga mencatat, nilai impor berdasarkan penggunaannya, yaitu barang konsumsi dan barang modal naik secara bulanan. Sedangkan, bahan baku/penolong mengalami penurunan.