c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

29 September 2025

08:40 WIB

BTN Hadirkan Program Kurangi Angsuran KPR Dengan Sampah

Menggandeng Rekosistem, BTN menghadirkan program inovatif yang membuat nasabah mengurangi angsuran KPR dengan sampah.

Penulis: Fin Harini

<p id="isPasted">BTN Hadirkan Program Kurangi Angsuran KPR Dengan Sampah</p>
<p id="isPasted">BTN Hadirkan Program Kurangi Angsuran KPR Dengan Sampah</p>

Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo dalam acara peluncuran "Bayar Angsuranmu Pakai Sampahmu" di Pesona Kahuripan 11, Bogor, Sabtu (27/9/2025). Antara/HO-BTN

JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) menghadirkan program inovatif "Bayar Angsuranmu Pakai Sampahmu" yang memungkinkan nasabah mengurangi cicilan angsuran kredit pemilikan rumah (KPR) melalui pengelolaan sampah rumah tangga.

"Program ini kami rancang agar mendukung keberlanjutan lingkungan sekaligus meringankan beban keuangan masyarakat. Melalui program ini, kami mengajak para developer dan warga perumahan untuk mulai memilah sampah,” kata Direktur Risk Management BTN Setiyo Wibowo di Jakarta, Minggu (29/9), dikutip dari Antara.

Baca Juga: BTN Pastikan Likuiditas Rp25 T Terserap Optimal

Setiyo menambahkan, sampah yang dikelola dengan baik bisa ditukar dengan uang yang khusus diperuntukkan mengurangi angsuran KPR. 

Semakin banyak sampah yang dikumpulkan, maka semakin besar tabungan yang bisa digunakan untuk mengurangi cicilan.

Ia mengingatkan bahwa sampah memiliki nilai ekonomi. Setiap orang rata-rata menghasilkan satu kilogram sampah per hari, sehingga dalam satu keluarga dengan anggota empat orang bisa terkumpul hingga empat kilogram sampah per hari.

Program pengelolaan sampah ini merupakan kerja sama BTN dengan Rekosistem, perusahaan pengelola sampah berbasis teknologi.

Untuk mengangkut sampah warga, ada layanan Reko Keliling & BTN yang menerima berbagai jenis sampah, mulai dari plastik, logam, kertas, hingga minyak jelantah dan elektronik bekas.

Sampah yang disetorkan masyarakat akan dipilah, dicatat, dan dikonversi menjadi poin bernama Rekopoin. Nilai poin tersebut kemudian ditransfer ke rekening BTN nasabah untuk membantu pembayaran angsuran rumah.

Mekanisme tersebut menjadikan sampah yang biasanya berakhir di tempat pembuangan akhir, kini memiliki nilai nyata sebagai tabungan.

Setiyo menambahkan bahwa program ini juga sejalan dengan strategi environmental, social, and governance (ESG) BTN untuk menghadirkan pembiayaan rumah yang ramah lingkungan.

“Melalui program ini, pengelolaan sampah dari rumah bukan hanya sekadar untuk menabung dan mengurangi cicilan KPR, tapi juga menjadi tabungan bagi masa depan bumi yang lebih baik,” ujar Setiyo.

Agar Tak Berakhir di Pembuangan
CEO dan Co-Founder Rekosistem Ernest Christian Layman mengatakan, masalah sampah di Indonesia masih pelik karena sebagian besar masih berakhir di tempat pembuangan akhir dan pengelolaannya memakan biaya tinggi.

Dengan partisipasi masyarakat, maka sampah bisa dikelola lebih baik dan bahkan membantu mengurangi angsuran KPR.

“Ini bukan hanya inovasi finansial, tapi juga kontribusi nyata menjaga bumi agar tetap lestari,” ujar Ernest.

Sementara itu, Direktur Utama Pesona Kahuripan Angga Budi Kusuma menilai inovasi BTN ini membawa keuntungan ganda bagi masyarakat.

“Pembeli rumah bisa menukar sampah menjadi tabungan untuk mengurangi angsuran. Di Pesona Kahuripan, sebanyak 3.800 unit sudah menggunakan material ramah lingkungan. Dengan lebih dari 14 ribu warga, kami siap mendukung program ini dan melibatkan UMKM agar manfaatnya semakin luas,” kata Angga.

Baca Juga: Percepat Penanganan Sampah, Pemerintah Libatkan Danantara Dan Swasta

Sebagai informasi, Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) mencatat jumlah timbulan sampah per hari mencapai 9.738,65 ton. Sepanjang 2024, seluruh Indonesia menghasilkan timbulan sampah 34,21 juta ton. 

Jumlah sampah ini didominasi sisa makanan, dengan porsi sebesar 39,25% dari total timbulan sampah. Diikuti sampah plastik 19,73%, kayu/ranting 12,58% dan kertas/karton 11,23%.

Jenis sampah lainnya adalah logam, dengan porsi 3,46%, kain 2,55%, kaca 2,38%, karet/kulit 2,11% dan lainnya 6,71%.

Rumah tangga menjadi penghasil sampah terbesar yakni 53,74% dari total timbulan sampah. Pasar menjadi penyumbang sampah terbesar berikutnya dengan sumbangsih 14,48%, diikuti Kawasan 11,95%, perniagaan 10,49%, fasilitas publik 3,76% dan lainnya 1,61%.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar