02 Februari 2023
20:07 WIB
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Editor: Fin Harini
JAKARTA - PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk meningkatkan peran financial inclusion melalui AgenBRILink. Hingga akhir Desember 2022, tercatat BRI memiliki AgenBRILink sebanyak 627 ribu yang tersebar di seluruh Indonesia.
Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan Peran Agen Bank menjadi salah satu instrumen penting dalam pemerataan akses masyarakat terhadap layanan keuangan formal, utamanya di daerah 3T (Terdepan, Terluar dan Tertinggal).
“Tahun ini kita menargetkan jumlah AgenBRILink bertambah 25 ribu agen sehingga di akhir 2023 diproyeksikan menjadi tak kurang 650 ribu agen,” imbuhnya dalam pernyataan resmi, Kamis (02/02).
Baca Juga: Naik 106,14%, BRI Raup Laba Rp39,31 Triliun di Triwulan III
Sunarso menambahkan bahwa saat ini para Agen ini mampu mencatatkan transaksi finansial yang mencengangkan, dengan volume mencapai Rp1,3 kuadriliun atau tepatnya Rp1.297 triliun.
“Ini jadi angka yang fantastis di tengah proses akselerasi akses produk perbankan di masyarakat daerah, yang jadi fokus penetrasi BRI,” tambahnya.
Menurutnya, besarnya transaksi yang dilakukan secara semi-konvensional ini terjadi di tengah fokus proses bisnis BRI menuju digitalisasi. Kendati, masyarakat di daerah juga masih banyak yang melakukan transaksi secara konvensional lewat BRILink.
"Transaksinya enggak main-main, kecenderungannya digital memang naik, tapi lewat AgenBRILink setahun mencapai sekitar Rp1,3 kuadriliun. Itu fakta dan realita, padahal agen BRILink adalah hybrid bank dengan bisnis proses yang digital," urainya.
Baca Juga: Sambut Nataru, BRI Siapkan Uang Tunai Rp25 Triliun
Ia menuturkan, hybrid bank atau perpaduan pengembangan digitalisasi di perbankan terus dilakukan sambil terus menyediakan layanan konvensional jadi strategi BRI. Mengingat, fokus BRI yang membidik sektor informal hingga usaha mikro melalui Holding Ultra Mikro.
Strategi ini dianggap Sunarso sebagai keberhasilan untuk meningkatkan akses masyarakat di daerah terhadap produk perbankan. Kedepannya, BRI dan BRI group bisa membuka peluang baru bagi produk lainnya selain dari tabungan.
"Dibuat fully digital nggak laku, mungkin laku di kota besar, tapi karena masih ada (di daerah) yang gak paham digital. Makanya kita layani secara konvensional, tapi kalau konvensional aja, sekian tahun ganti generasi, BRI akan ketinggalan," bebernya.
"Maka kita kembangkan hybrid bank, kita digitalkan core-nya, ekosistemnya kita rangkai secara digital, dan digital proposition-nya kita perkuat," tutup Sunarso.