17 April 2023
16:47 WIB
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan, impor Indonesia pada Maret 2023 naik 29,33% secara bulanan (month to month/mtm) dibandingkan Februari 2023. Nilai impor ini tercatat sebesar US$20,59 miliar.
Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi mengatakan, kenaikan impor Maret 2023 ini disebabkan oleh kenaikan impor migas dan kenaikan impor non-migas. Tercatat, impor migas sebesar US$3,02 miliar atau naik 25,28% dibandingkan Februari 2023.
Meskipun begitu, Imam menuturkan nilai impor Indonesia pada Maret 2023 secara tahunan terjadi penurunan. Dia mengatakan, nilai impor Indonesia pada Maret 2023 turun 6,29% dibandingkan periode yang sama pada 2022.
“Dalam tiga tahun terakhir pertumbuhan impor bulan Maret selalu naik karena ada kenaikan impor non migas sebesar 30,05 persen pada Maret 2023 terhadap bulan sebelumnya karena ada peran beberapa komoditas,” kata Imam dalam konferensi pers, Senin (17/4).
Baca Juga: Nilai Ekspor Indonesia Maret 2023 Naik 9,89%
Di samping, itu impor non-migas Maret 2023 senilai US$17,57 miliar, naik 30,05% dibandingkan Februari 2023 atau turun 4,86% dibandingkan Maret 2022.
Peningkatan impor golongan barang nonmigas terbesar Maret 2023 dibandingkan Februari 2023 adalah mesin/perlengkapan elektrik dan bagiannya US$582,9 juta (29,45%).
Sementara itu, penurunan terbesar adalah serealia US$87,6 juta (19,47%).
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari–Maret 2023 adalah Tiongkok US$15,04 miliar (32,26%), Jepang US$4,25 miliar (9,12%), dan Thailand US$2,92 miliar (6,26%). Impor nonmigas dari ASEAN US$8,07 miliar (17,31%) dan Uni Eropa US$3,38 miliar (7,24%).

Menurut golongan penggunaan barang, nilai impor Januari–Maret 2023 terhadap periode yang sama tahun sebelumnya terjadi peningkatan pada golongan barang modal US$896,5 juta (10,50%) dan barang konsumsi US$125,5 juta (2,73%), namun bahan baku/penolong turun US$2.884,0 juta (6,60%).
Sementara itu, neraca perdagangan Indonesia Maret 2023 mengalami surplus US$2,91 miliar terutama berasal dari sektor nonmigas US$4,58 miliar, namun tereduksi oleh defisit sektor migas senilai US$1,67 miliar.
BPS juga melaporkan, ekspor Indonesia mencapai US$23,50 miliar atau naik 9,89% mtm. Pertumbuhan tersebut tak setinggi pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya. Adapun secara tahunan atau dibandingkan Maret 2022, ekspor pada Maret 2022 turun 11,33%.