01 Oktober 2024
12:00 WIB
BPS Catat Deflasi September 2024 0,12%, Sudah 5 Bulan Beruntun
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,12% secara bulanan (mtm) pada September 2024. Ini adalah deflasi kelima secara beruntun.
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
Warga melintas di tumpukan beras karung yang berada di Naga Swalayan, Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Rabu (28/2/2024). ValidNewsID/Erlinda Puspita Wardani
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,12% secara bulanan (mtm) pada September 2024. Terjadi penurunan indeks harga konsumen (IHK), dari 106,06 poin pada Agustus 2024 menjadi 105,93 poin pada September 2024.
Secara tahunan, Indonesia mengalami inflasi 1,84% (yoy). Sementara inflasi secara tahun berjalan 0,74% (ytd).
"Deflasi pada bulan September 2024 ini terlihat lebih dalam dibandingkan bulan Agustus 2024 dan ini merupakan deflasi kelima pada tahun 2024 secara bulanan," kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti dalam konferensi pers hari ini, Selasa (1/10).
BPS mencatat inflasi secara tahunan terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 2,57%; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 1,18%; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,60%; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 1,08%.
Kemudian, kelompok kesehatan sebesar 1,69%; kelompok transportasi sebesar 0,92%; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 1,55%; kelompok pendidikan sebesar 1,94%; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 2,25%; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 6,25%.
Baca Juga: BPS: Mamin Dan Tembakau Dorong Deflasi Agustus 0,03%
Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,28%.
Komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan inflasi secara tahunan pada September 2024, antara lain beras, bawang putih, cabai rawit, kentang, kopi bubuk, gula pasir, minyak goreng, sigaret kretek tangan (SKT), sigaret kretek mesin (SKM), sigaret putih mesin (SPM), sewa rumah, kontrak rumah, upah asisten rumah tangga, mobil, angkutan udara, akademi/PT, uang sekolah SD, nasi dengan lauk, kue kering berminyak, dan emas perhiasan.
Sedangkan komoditas yang memberikan andil/sumbangan deflasi secara tahunan, antara lain cabai merah, daging ayam ras, telur ayam ras, tomat, ikan segar, bensin, dan telepon seluler.
Sementara komoditas yang dominan memberikan andil/sumbangan deflasi bulanan pada September 2024, antara lain cabai merah, cabai rawit, telur ayam ras, daging ayam ras, tomat, daun bawang, kentang, wortel, dan bensin.
Baca Juga: BPS: Deflasi Juli 2024 0,18%
Sedangkan komoditas yang memberikan andil/ sumbangan inflasi bulanan, antara lain ikan segar, kopi bubuk, sigaret kretek mesin (SKM), angkutan udara, dan akademi/PT. Pada September 2024, kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan inflasi tahunan, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,73%; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,06%; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,10%; kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,06%.
Kemudian, kelompok kesehatan sebesar 0,05%; kelompok transportasi sebesar 0,11%; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,03%; kelompok pendidikan sebesar 0,11%; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,22%; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,39%.
"Sementara kelompok pengeluaran yang memberikan andil/sumbangan deflasi tahunan, yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,02%," ucap Amalia.