22 Desember 2022
14:30 WIB
Penulis: Nuzulia Nur Rahma
JAKARTA – Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Eddy Abdurachman mengatakan, sektor perkebunan sawit tumbuh positif. Hal ini terlihat dari volume ekspor sawit 2022 yang mencapai 34,67 juta MT dengan pendapatan pungutan ekspor sebesar Rp34,5 triliun.
"Kebijakan pungutan ekspor telah berhasil mendorong hilirisasi dengan komposisi ekspor CPO yang terus menurun. Di samping itu, capaian kinerja imbal hasil dana kelolaan BPDPKS di tahun 2022 mencapai Rp800 miliar (123,31%)," kata Eddy dalam konferensi pers, Kamis (22/12).
Dia menyebutkan pertumbuhan sektor sawit di Indonesia juga telah mendorong produk domestik bruto (PDB) di sektor perkebunan pada angka yang positif, sehingga PDB Indonesia pada kuartal III/2022 dapat bertumbuh positif di angka 5,72%.
Sektor sawit juga disebut telah melibatkan 2,4 juta petani swadaya dan 16 juta tenaga kerja. Industri kelapa sawit juga telah berkontribusi pada pendapatan pemerintah, keuntungan bagi perusahaan, lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan bagi petani kecil.
Baca Juga: CIPS: Masih Banyak Tantangan Ketertelusuran Sawit di Indonesia
Sebagai lembaga pengelola dana, Eddy menegaskan BPDPKS memastikan prinsip 'from palm oil to palm oil' diterapkan di setiap program. Ini terlihat dari kinerja penghimpunan dana BPDPKS 2022 dari pungutan ekspor sawit diperkirakan mencapai Rp34,5 triliun, sedangkan kinerja imbal hasil dana kelolaan 2022 sebesar Rp800 miliar.
Dia menjelaskan, dana kelola tersebut digunakan untuk menjalankan program-program yang meliputi pemberian dukungan untuk program mandatori biodiesel, peremajaan sawit rakyat, penyediaan sarana dan prasarana kelapa sawit, penelitian dan pengembangan, pengembangan sumber daya manusia, serta program promosi dan kemitraan.
Lebih dalam Eddy memaparkan, seluruh kegiatan prioritas yang dilakukan oleh BPDPKS ditujukan dalam rangka pengembangan kelapa sawit berkelanjutan dengan beberapa tujuan utama.
Di antaranya menjaga stabilitas harga dan efisiensi biaya produksi yang dilakukan melalui penciptaan kualitas produk yang unggul, kepastian suplai, kepastian pasar dan tersedianya infrastruktur yang mendukung, utamanya untuk melakukan transformasi kesejahteraan rakyat melalui industri kelapa sawit yang berkelanjutan.
B35
Eddy mengungkapkan, program insentif biodiesel yang telah diimplementasikan sejak 2015 bertujuan untuk menjaga stabilitas harga CPO, mendorong kemandirian dan ketahanan energi nasional.
Selain itu, biodiesel juga akan mengurangi emisi gas rumah kaca dan penghematan devisa yang berasal dari berkurangnya impor solar, hingga 2022, telah menyalurkan volume biodiesel sebesar 42,98 juta KL dengan dana biodiesel yang telah dibayarkan sejumlah Rp144,59 triliun.
“Pemerintah berhasil secara konsisten mempertahankan penerapan program mandatori biodiesel melalui masa pandemi dan gejolak harga minyak dunia, bahkan di tahun 2022 telah bersiap untuk implementasi B35,” ucapnya.
Dia juga memaparkan Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) sejak 2016 sampai dengan 2022. Realisasi penyaluran dana PSR seluas 273.666 hektare untuk 120.168 pekebun dengan dana mencapai Rp7,52 triliun yang tersebar di 21 provinsi di Indonesia.
Baca Juga: Serapan Sawit Untuk Biodiesel Tak Ganggu Kebutuhan Pangan
Capaian 2022 ini menurun dibandingkan tahun sebelumnya, utamanya disebabkan kendala terhadap pemenuhan persyaratan keterangan tidak berada di kawasan hutan dan kawasan lindung gambut serta keterangan tidak berada di lahan HGU.
Kinerja program penelitian dan pengembangan di mana sejak 2015 hingga 2022 telah mendanai 279 riset yang melibatkan 950 peneliti di 78 lembaga penelitian dan pengembangan di Indonesia dengan dana yang telah disalurkan mencapai Rp501,2 miliar.
Pada 2022 ini, dia menegaskan BPDPKS lebih selektif dalam pendanaan dengan prioritas riset-riset yang berpotensi untuk mencapai komersialisasi dan dapat dimanfaatkan langsung oleh industri.
“Salah satu Inovasi unggulan dari program litbang untuk peningkatan konsumsi dalam negeri dan nilai tambah kelapa sawit yaitu reka cipta Bensin Sawit (Bensa) dengan RON 110 dan Minyak Makan Sehat. Peneliti Riset ini yang berasal dari ITB, dinobatkan sebagai Innovator of the Year of Sustainable Energy pada perhelatan People of The Year 2022 Metro TV” tegas Eddy.
Sementara untuk capaian program pengembangan SDM, sejak tahun 2015 hingga 2022 telah melibatkan 11.688 peserta pelatihan dan 4.265 mahasiswa yang mendapatkan beasiswa dengan dana yang telah disalurkan sebanyak Rp305,2miliar.
BPDPKS, urai Eddy, berkomitmen untuk terus menambah jumlah penerima manfaat program ini pada tahun-tahun mendatang.
Di sisi lain, capaian program sarana dan prasarana di tahun 2022 BPDPKS meliputi 15 lembaga pekebun yang telah ditetapkan sebagai penerima dana sarana dan prasarana dengan total nilai dana mencapai Rp44,3miliar berupa kegiatan ekstensifikasi, intensifikasi, mesin pertanian, dan peningkatan jalan.
Eddy juga menjelaskan kontribusi BPDPKS terhadap pengembangan UMKM Sawit di Indonesia
“BPDPKS telah menjalankan berbagai program kemitraan UKMK sawit dengan berkolaborasi dengan perguruan tinggi, asosiasi petani sawit, Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) dan bersama anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), di samping itu di akhir tahun ini, BPDPKS juga telah mendapatkan penghargaan Sawit Indonesia Award 2022 dalam kategori Pemberdayaan UKMK dan Petani Sawit," ucap Eddy.