11 November 2025
17:44 WIB
Bos Pertamina Buka Suara Soal Potensi Etanol Dari Gula Aren
Pertamina lewat Pertamina NRE siap menjajaki dan mengkaji peluang pemanfaatan aren sebagai bahan baku bioetanol bersama Kementerian Kehutanan
Penulis: Yoseph Krishna
Petugas SPBU melayani pembeli produk Pertamax Green 95 di SPBU 44.571.28 Pedaringan, Solo, Jawa Tengah. ANTARA FOTO/Idhad Zakaria.
JAKARTA - Direktur Utama PT Pertamina Simon Aloysius Mantiri mengakui ada rencana pengembangan etanol berbasis gula aren. Proyek itu jadi bagian dari kerja sama dengan Kementerian Kehutanan yang diteken beberapa waktu lalu.
"Jawa Barat itu aren ya, pokoknya semua potensi kita kejar terus. Ketika sudah ada tanggal pasti nanti kita kabari," sebut Simon saat ditemui di Kantor Kementerian ESDM, Senin (10/11).
Proyek pengembangan etanol berbasis gula aren, sambung Simon, tak lepas dari upaya PT Pertamina melakukan diversifikasi energi. Dia mengakui, transisi energi membuat PT Pertamina harus menjalankan dual growth strategy, yakni mempertahankan bisnis eksisting sembari beralih ke bisnis energi yang lebih bersih.
Baca Juga: Dilema Industri Bioetanol: Antara Pemenuhan Pangan Vs. Energi
Pengembangan etanol pun jadi salah satu instrumen PT Pertamina untuk ikut andil dalam agenda transisi energi dunia. Diyakini, pencampuran etanol bakal membuat bahan bakar minyak (BBM) menjadi lebih bersih.
"Jadi yang pasti ujungnya semua berkolaborasi dan yang pasti juga kita semua memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat," tambahnya.
PT Pertamina saat ini memiliki produk BBM Pertamax Green 95 yang memiliki 5% kandungan etanol di dalamnya. Ke depan, lanjutnya, bukan tak mungkin etanol dari aren yang dikembangkan bersama Kemenhut bakal dimanfaatkan untuk produk dengan nozzle berwarna ungu tersebut.
"Tentunya kalau dari proyek yang sudah kita pilotkan itu memang memungkinkan ya. Jadi bisa, dari situ (gula aren) bisa," kata dia.
Simon menerangkan beberapa daerah di Indonesia punya pohon aren yang tumbuh secara alamiah, mulai dari Jawa Barat, Sulawesi Utara, hingga beberapa titik di Tanah Borneo.
Karena itu untuk memperbesar potensi pemanfaatan gula aren, harus ada perluasan kebun di tempat-tempat lain. Dengan begitu, pemanfaatan gula aren sebagai bahan baku etanol bisa berkelanjutan.
"Tentu kalau untuk memperluas skala, kita harus penanaman di tempat lain. Tapi, sekaranng kita memanfaatkan yang sudah ada, tadi di Jawa Barat," papar Simon Aloysius Mantiri.
Baca Juga: BBM Etanol E10 Butuh 1,2 Juta KL! ESDM Andalkan Molases Tebu Lokal
Sekadar informasi, Kemenhut bersama Pertamina New & Renewable Energy (Pertamina NRE) tengah menjajaki dan mengkaji pengembangan bioetanol berbahan dasar aren di Indonesia.
Pasalnya, aren dinilai punya potensi menjanjikan sebagai sumber bahan baku bioetanol. Terlebih, ada peluang pengembangan aren di dekat pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) kelolaan PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) di Jawa Barat.
Kedekatan lokasi perkebunan aren dengan sumber panas bumi tersebut menjadi nilai tambah karena panas bumi memiliki sumber energi untuk proses pengolahan bioetanol. Rencana ini disambut baik oleh masyarakat sekitar PLTP Kamojang, Garut, Jawa Barat yang berharap adanya manfaat ekonomi dari nilai tambah aren yang mereka tanam.
Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya pemerintah dalam mendorong pemanfaatan energi terbarukan berbasis kearifan lokal. Selain itu, proyek tersebut juga sejalan dengan misi Pertamina NRE dalam memperluas portofolio energi bersih di Indonesia.