c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

24 Agustus 2023

18:10 WIB

Bos Inalum Beberkan Peluang Dan Tantangan Smelter Aluminium

Inalum menilai teknologi yang semakin canggih akan mengefisienkan operasional smelter aluminium

Penulis: Yoseph Krishna

Editor: Fin Harini

Bos Inalum Beberkan Peluang Dan Tantangan Smelter Aluminium
Bos Inalum Beberkan Peluang Dan Tantangan Smelter Aluminium
Rapat Dengar Pendapat (RDP) Komisi VII DPR bersama jajaran Dewan Direksi PT INALUM, Kamis (24/8). Validnews/Yoseph Krishna

JAKARTA - Direktur Utama PT INALUM Danny Praditya menjabarkan operasional industri pengolahan alumina menjadi aluminium saat ini menghadapi sejumlah tantangan.

Salah satu tantangan yang dihadapi INALUM ialah sumber mineral dan material yang terbatas. Tantangan tersebut, ia katakan, dialami oleh pemain smelter alumina tingkat global.

"Sumbernya terbatas, siapa yang menguasai resources menjadi penentu dan punya bargaining position yang sangat tinggi secara geopolitik," imbuh Danny dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR, Kamis (24/8).

Baca Juga: GALUNESIA Diharap Jawab Lima Tantangan Hilirisasi Aluminium

Selain itu, akuisisi dan pengembangan teknologi juga menjadi tantangan tersendiri bagi INALUM. Dalam hal ini, Danny mengatakan semakin advance teknologi, maka operasional bisa semakin efisien.

"Artinya Indonesia diharapkan bisa mengaplikasikan teknologi yang paling efisien," tambah dia.

Tantangan lainnya ialah soal pengelolaan Enviroment, Social and Governance (ESG) di tengah perubahan iklim. INALUM sendiri saat ini tengah memperjuangkan Green Product Certificate supaya nilai aluminium yang dihasilkan perusahaan bisa optimal.

Tak sampai situ, pergeseran rantai pasok serta stabilitas harga komoditas akibat konflik geopolitik juga ia anggap sebagai tantangan industri pemurnian alumina. Dua tahun belakangan, Danny menyebut harga komoditas sangat fluktuatif akibat adanya supercycle.

"Tahun 2021-2022 kita nikmati harga komoditas yang sangat tinggi. Tahun 2023 cenderung terkoreksi negatif tapi kita berharap di semester 2 harga bisa rebound dan kita bisa mendapat nilai yang lebih optimum untuk aluminium yang kita produksi," kata Danny.

Kendati demikian, Danny menegaskan INALUM tak hanya menghadapi tantangan, tapi juga menemukan peluang strategis. Peluang itu salah satunya datang dari kebutuhan domestik akan aluminium yang kurang lebih mencapai 1,2 juta ton. 

Saat ini, sebanyak 300 ribu ton mampu dipenuhi oleh INALUM dan sisanya berasal dari impor.

"Dalam waktu dekat, INALUM tidak akan sendiri lagi karena sudah ada smelter aluminium yang di Morowali sudah beroperasi dengan kapasitas yang lebih besar," imbuh dia.

Danny menyebut operasional smelter aluminium di Morowali merupakan momentum INALUM untuk berkompetisi dan mempertahankan market share. Untuk itu, dia berharap inisiatif strategis dan masif yang tengah disusun bisa dieksekusi dengan baik.

Baca Juga: Pemerintah Diharap Perbanyak Industri Smelter Bauksit Dalam Negeri

Dari sisi global, peluang datang dari kebutuhan yang signifikan untuk ekosistem kendaraan listrik. Ia menggambarkan kebutuhan aluminium per satu unit EV mencapai 1 ton. 

Artinya, pertumbuhan ekosistem kendaraan listrik akan menjadikan aluminium sebagai material of choice sehingga permintaan semakin meningkat.

"Termasuk apabila bicara terkait baterai, dari battery pack itu 19% adalah aluminium, jadi kita liat hampir sama apabila pertumbuhan aluminium dan nikel dalam konteks pemenuhan kebutuhan untuk baterai juga akan memberikan kontribusi demand yang signifikan," tandas Danny Praditya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar