c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

03 Juli 2024

18:00 WIB

Bos Garuda Indonesia Minta Pemerintah Naikkan Tarif Batas Atas

Sejak 2019 tak pernah menaikkan tarif domestik, Garuda Indonesia minta pemerintah merelaksasasi tarif batas atas.

Penulis: Yoseph Krishna

<p>Bos Garuda Indonesia Minta Pemerintah Naikkan Tarif Batas Atas</p>
<p>Bos Garuda Indonesia Minta Pemerintah Naikkan Tarif Batas Atas</p>

Pesawat Garuda Indonesia di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Blangbintang, Kabupaten Aceh Besar, Aceh. Antara Foto/Ampelsa

JAKARTA - Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Irfan Setiaputra mengungkapkan rerata tarif penerbangan pada April 2024 tercatat sebesar US$148 per pax atau mengalami penurunan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya di level US$167 per pax.

Sejatinya, Irfan mengatakan tren penurunan rerata tarif itu sudah terjadi sejak Februari 2024 lalu. Menurutnya, hal itu tak lepas dari peran tarif penerbangan domestik yang sudah diatur batas atasnya oleh pemerintah.

"Memang kita punya domestik itu menantang tidak bisa kita naikkan (tarif). Sudah dari 2019 tidak kita naikkan," ucapnya dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VI DPR di Gedung Parlemen, Rabu (3/7).

Karena itu, Irfan meminta Komisi VI DPR agar memanggil kementerian terkait supaya membuka tarif batas atas. Dengan demikian, Garuda Indonesia bisa menaikkan tarif penerbangan domestik.

"Jadi tolong kementerian terkait supaya dipanggil untuk membantu Garuda supaya bisa dibuka lagi tarif batas atas ya. Saya sudah beberapa bulan terakhir bicara terus soal ini," imbuh Irfan.

Baca Juga: Meneroka Tingginya Harga Tiket Pesawat Udara

Dia menambahkan, rerata tarif tiket penerbangan Garuda Indonesia sepanjang 2023 lalu berhasil menyentuh US$161,81. Angka itu tercatat mengalami peningkatan dibanding capaian tahun 2022 yang hanya US$150,19.

Hal itu tak lepas dari upaya Garuda Indonesia menaikkan tarif pada beberapa rute internasional. Di samping itu, maskapai pelat merah tersebut juga melancarkan utilisasi setiap pesawat, serta meningkatkan kapasitas penumpang.

Hasilnya, Garuda Indonesia berhasil mencatat peningkatan Average Monthly Revenue (AMR) sebesar 11% pada 2023, serta penurunan 31% Cost to Revenue Ratio pada periode yang sama.

"Jadi kalau dibanding 2022 per pesawat itu menghasilkan revenue lebih banyak (dibanding cost). Ini bisa terjadi salah satunya dari sisi harga kita naikkan, tapi kalau di domestik tidak mungkin karena ada tarif batas atas," jelas dia.

Baca Juga: Kemenhub Evaluasi Tarif Batas Atas Tiket Pesawat

Lebih lanjut, Irfan mengatakan jumlah penumpang yang terangkut oleh Garuda Indonesia periode April 2024 mencapai kisaran 976 ribu orang. Angka itu diketahui menjadi rekor tertinggi bagi perusahaan.

Karena itu dengan koreksi tarif batas atas, dirinya menilai Garuda Indonesia bisa semakin pulih. Meski begitu, secara umum dirinya memastikan kondisi perusahaan semakin hari semakin membaik, khususnya dari sisi operasi.

"Kesimpulan umum kita makin membaik, sudah positif dari segi operation tapi kalau dibanding yang lain-lain belum dan memang akan ada limit selalu dari segi revenue karena jumlah pesawat juga terbatas," tandas Irfan Setiaputra.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar