03 September 2025
13:00 WIB
Bos BRI Bocorkan Strategi Peningkatan Dana Murah
BRI andalkan dana murah dalam menciptakan ruang pertumbuhan perusahaan secara jangka panjang. Hingga akhir Juni 2025, total Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI tumbuh 6,7% (yoy) menjadi Rp1.482,12 triliun.
Penulis: Fitriana Monica Sari
Editor: Khairul Kahfi
JAKARTA - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI (BBRI) terus memperkuat fundamental bisnis dengan menekankan strategi pertumbuhan yang sehat dan berkelanjutan. Penguatan dana murah (CASA) menjadi kunci dalam menciptakan ruang pertumbuhan yang lebih sehat bagi profitabilitas perusahaan secara jangka panjang.
Direktur Utama BRI Hery Gunardi menjelaskan, saat ini perseroan secara terukur mendorong peningkatan dana giro dan tabungan untuk menjaga efisiensi biaya dana.
Strategi tersebut tecermin dari makin meningkatnya komposisi dana murah (CASA). Hingga akhir Juni 2025, total Dana Pihak Ketiga (DPK) BRI tumbuh 6,7% (yoy) menjadi Rp1.482,12 triliun. Dari jumlah tersebut, porsi CASA mencapai 65,5%, atau tumbuh double digit sebesar 10,6% (yoy).
“Komposisi ini menunjukkan strategi BRI yang konsisten dalam mendorong penghimpunan dana murah melalui optimalisasi alat transaksi (transaction banking). Dengan CASA yang makin dominan, biaya dana (Cost of Fund/CoF) BRI dapat ditekan, sehingga mendukung profitabilitas jangka panjang yang lebih baik,” katanya, Jakarta, Rabu (3/9).
Baca Juga: Perkuat Struktur Pendanaan Jangka Panjang, BRI Fokus Himpun Dana Murah
Hery juga menyebut, akselerasi pertumbuhan dana murah yang positif turut ditopang oleh optimalisasi kanal digital yang terus mencatat kinerja impresif. Pada kuartal II/2025, BRImo sebagai super app andalan BRI mencatatkan pertumbuhan signifikan, dari sisi jumlah pengguna maupun volume transaksi.
Jumlah pengguna BRImo meningkat 21,2% (yoy) menjadi 42,7 juta user, sementara volume transaksinya naik 25,5% (yoy) menjadi Rp3.231,7 triliun.
Kemudian, dari sisi merchant, transaksi bisnis melalui BRI meningkat pesat dengan volume penjualan merchant naik 27,2% (yoy) menjadi Rp105,5 triliun. Jumlah transaksi juga melonjak 50,2% menjadi 308 juta transaksi.
Tak hanya itu, kinerja QRIS BRI juga menunjukkan pertumbuhan signifikan. Volume transaksi meningkat 142,9% (yoy) menjadi Rp37,2 triliun, dengan jumlah transaksi yang naik 162,5% menjadi 313,7 miliar transaksi.
“Capaian ini menegaskan bahwa transformasi digital BRI tidak hanya memperkuat basis dana murah, tetapi juga memperluas ekosistem pembayaran digital yang inklusif bagi seluruh lapisan masyarakat di Indonesia,” jelasnya.
Baca Juga: BRI Buka Suara Soal Ajakan Tarik Dana Massal Dari Bank BUMN
Di sisi lain, upaya BRI dalam menekan biaya dana juga mendapat dukungan dari kondisi makro. Diketahui, sejak Januari 2025, Bank Indonesia telah menurunkan BI-Rate sebesar 100 bps, dengan suku bunga acuan berada di level 5% pada Agustus 2025, yang diikuti penurunan suku bunga antar bank menjadi 4,68% per 20 Agustus 2025.
“Penurunan suku bunga juga turut menekan biaya dana perbankan, mendukung efisiensi dan membuka ruang untuk ekspansi kredit,” pungkas Hery.