18 November 2023
12:33 WIB
Penulis: Fitriana Monica Sari
BALIKPAPAN - Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman optimistis pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di tahun politik 2024 mendatang akan tetap tumbuh. Hal itu berkaca dari data lima kali pemilu terakhir.
Berdasarkan data yang dimilikinya, dalam lima kali pemilu terakhir, yaitu tahun 1999, 2004, 2009, 2014, dan 2019, IHSG selalu bertumbuh positif.
“Insya Allah akan positif, dengan melihat data sebelum-sebelumnya. Dalam lima kali pemilu terakhir, IHSG selalu bertumbuh positif,” kata Iman dalam media gathering di Novotel Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (17/11).
Pada tahun 1999, misalnya, pertumbuhan IHSG 70,06% secara tahunan (year on year/yoy) dengan pertumbuhan kapitalisasi pasar 157,11% yoy. Kemudian pada tahun 2004, pertumbuhan IHSG 44,56% yoy dengan pertumbuhan kapitalisasi pasar 47,70% yoy.
Baca Juga: Bursa Sepekan Ditutup Bervariasi, IHSG Naik 2,47%
Lalu, pada tahun 2009, pertumbuhan IHSG 86,98% yoy dengan pertumbuhan kapitalisasi pasar 87,59% yoy. Selanjutnya, tahun 2014, pertumbuhan IHSG 22,29% yoy dengan pertumbuhan kapitalisasi pasar 23,92% yoy.
Berikutnya, pada tahun 2019, pertumbuhan IHSG 1,70% yoy dengan pertumbuhan kapitalisasi pasar 3,44% yoy.
Menurut Iman, ada beberapa langkah dan inisiatif strategis yang dilakukan BEI guna menyikapi kondisi tahun politik. Yakni, perlindungan investor, pendalaman pasar, serta sinergi dan konektivitas regional.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, IPO yang terjadi saat ini adalah karena penundaan tahun lalu dan percepatan dari 2024.
"Jadi kalau kita lihat, yang eksisting IPO ada 77 ytd. Itu kalau kita lihat, beberapa mempercepat di 2023 karena mereka lihat ada pemilu. Artinya apa? Dengan 900 lebih emiten kita yang ada, ini jadi opsi," terangnya.
Hingga saat ini, komposisi investor terdiri dari asing dan domestik. Persentase transaksi harian domestik sudah 65%-an dan asing sekitar 35-40%.
"Artinya, kalau kita bicara hari ini tentunya kita belum kondusif, sehingga kalau kita lihat IHSG kita ini bergerak dari akhir tahun lalu sideways, turun tapi sideways. Tapi frekuensi maupun secara value menurun dibandingkan tahun lalu. Kalau saya lihat ini masih positif," kata Iman.
Baca Juga: Apa Itu IHSG? Yuk Simak Sejarah dan Fungsinya
Dirinya berharap meski pemilu dilaksanakan di Februari 2024, perlu suasana yang kondusif agar orang mulai berinvestasi.
Dia pun menjelaskan, yang terjadi selama ini penurunan karena faktor makro, yaitu interest rate. Menurut Iman, faktor Bank Sentral Federal Reserve atau The Fed terus meningkatkan suku bunga lebih dominan dibandingkan faktor politiknya.
"Jadi faktor politisnya nggak terlalu berdampak tapi tidak signifikan, tapi dalam kondisi ekonominya membaik itu akan lebih baik peningkatan transaksi kita di tahun depan," serunya optimistis.
Sementara itu, Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Pasar Modal OJK Antonius Hari Prasetyo
mengaku pihaknya optimistis dengan pertumbuhan jumlah investasi di Pasar Modal.
“Kalau saya sih optimistis (investor bertumbuh) ya, karena dari data yang kami punya, setiap Pemilu (investasi) malah bertumbuh. Apalagi dari statistik, growth investor saat ini kebanyakan berasal dari anak muda atau milenial,” pungkas Antonius.