c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

09 Agustus 2024

08:00 WIB

BNP Paribas AM: Cara Pandang Masyarakat Investasi ESG Harus Diubah

BNP Paribas AM menilai cara pandang masyarakat bahwa investasi ESG tidak sebaik investasi tradisional harus diubah. Berikut alasannya.

Editor: Fin Harini

<p id="isPasted">BNP Paribas AM: Cara Pandang Masyarakat Investasi ESG Harus Diubah</p>
<p id="isPasted">BNP Paribas AM: Cara Pandang Masyarakat Investasi ESG Harus Diubah</p>

Ilustrasi investasi hijau. Shutterstock/Miha Creative

JAKARTA - PT BNP Paribas Asset Management menyatakan sebagian besar masyarakat menilai tingkat pengembalian produk investasi berbasis Environment, Social and Governance (ESG) dan berkelanjutan tidak sebaik investasi tradisional.

“Cara pandang tersebut perlu diubah,” kata CEO BNP Paribas Asset Management, Maya Kamdani, dalam sesi one on one Sustainability Action for Future Economy (SAFE) 2024 bertajuk ESG-Based Investments: Securing a Sustainable Future di Jakarta, Kamis (8/8).

Dilansir dari Antara, Maya mengatakan produk investasi berbasis ESG dan berkelanjutan tidak bisa disamakan dengan investasi tradisional. Sebab, kedua produk investasi tersebut memiliki kriteria pengukuran yang berbeda.

Maya menyebutkan hasil studi Morningstar tahun 2023 menemukan dalam jangka pendek atau kurang dari setahun tingkat pengembalian investasi berbasis ESG memang kalah dibandingkan dengan produk investasi konvensional.

Tapi, bila ditarik periode yang lebih panjang, misalnya 3-5 tahun atau lebih maka pengembalian produk investasi berbasis ESG akan lebih tinggi dibanding investasi tradisional.

Baca Juga: Menimbang Investasi Dengan ESG

Oleh karena itu, cara pandang terhadap investasi berbasis ESG dan berkelanjutan perlu ikut diubah. “Investasi berbasis ESG bisa dilihat sebagai alat bantu memitigasi risiko, agar misalnya risiko kontroversinya minim,” ujar Maya.

BNP Paribas Asset Management meluncurkan reksadana BNP Paribas Indonesia ESG Equity. BNP Paribas Indonesia ESG Equity merupakan reksa dana berbasis ESG ke empat yang diluncurkan perusahaan manajer investasi ini.

Investasi tersebut ditujukan untuk mendorong partisipasi investor menuju sistem perekonomian yang berkelanjutan dan inklusif. Sekaligus mendukung program pemerintah untuk mencapai sustainable development goals atau SDGs.

Proses pemilihan investasi yang digunakan dalam BNP Paribas Indonesia ESG Equity merujuk kepada prinsip dan pedoman integrasi ESG global perusahaan. Yakni, tim manajer investasi akan mengintegrasikan pertimbangan faktor-faktor ESG yang relevan ke dalam pengambilan keputusan investasi mereka.

Maya berpendapat tantangan utama di dalam mensosialisasikan investasi berbasis ESG dan berkelanjutan adalah kesadaran publik.

“Sekalipun sebuah perusahaan memiliki produk investasi ESG yang sangat bagus tapi pihak investor tidak peduli, akan tetap susah pemasarannya,” katanya.

Sejauh ini, BNP Paribas Indonesia ESG Equity cenderung menempatkan investasinya pada saham-saham dari emiten yang memiliki kepedulian tinggi dan menerapkan praktik baik pada aspek lingkungan, sosial dan tata kelola.

Tak seperti produk ESG lain, lanjut Maya, BNP memaparkan hasil pengukuran ini secara transparan dan berkala yang tercantum dalam lembar fakta.

BNP Paribas Indonesia ESG Equity merupakan reksa dana keempat yang mengusung tema keberlanjutan. BNP Paribas AM menjadi produksi investasi pertama di industri dalam memperkenalkan kombinasi integrasi ESG dengan prinsip syariah pada 2016.

Pertumbuhan AuM ESG
Dikutip dari Pricewaterhouse Copper, manajer aset secara global diperkirakan akan meningkatkan aset yang dikelola (AuM) terkait ESG menjadi US$33,9 triliun pada tahun 2026, dari US$18,4 triliun pada tahun 2021. Dengan proyeksi tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 12,9%.

Pertumbuhan aset ESG berada pada kecepatan yang tinggi, mencapai 21,5% dari total AuM global dalam waktu kurang dari 5 tahun. Hal ini mewakili perubahan dramatis dan berkelanjutan dalam industri manajemen aset dan kekayaan (AWM) menurut laporan PwC’s Asset and Wealth Management Revolution 2022.

Laporan ini juga menangkap pandangan 250 investor institusi dan manajer aset di seluruh dunia, yang mewakili hampir setengah dari AuM global.

Baca Juga: Mengapa Bisnis Harus Terapkan Konsep ESG?

AuM yang berorientasi pada ESG diperkirakan akan tumbuh jauh lebih cepat dibandingkan pasar AWM secara keseluruhan. Berdasarkan skenario pertumbuhan kasus dasar PwC, AUM yang berorientasi pada ESG di AS (pasar AWM terbesar) akan meningkat dua kali lipat dari US$4,5 triliun pada tahun 2021 menjadi US$10,5 triliun pada tahun 2026; di Eropa (sudah naik 172% pada tahun 2021 saja) akan meningkat 53% menjadi US$19,6 triliun.

Investor di wilayah lain di luar AS dan Eropa juga meningkatkan alokasinya. Asia-Pasifik (APAC) memiliki persentase pertumbuhan AuM ESG tercepat, dengan persentase pertumbuhan ini diperkirakan meningkat lebih dari tiga kali lipat, mencapai US$3,3 triliun pada tahun 2026. 

Produk-produk ESG di Afrika dan Timur Tengah memperoleh pangsa pasar, begitu pula di Amerika Latin, di mana produk-produk ESG bernilai US$25 miliar dalam AuM.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar