c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

07 Agustus 2023

19:37 WIB

BKF: Pertumbuhan PDB Kuartal II Lampaui Ekspektasi Pasar

Pertumbuhan ekonomi ini lebih tinggi dibandingkan mayoritas negara dan kawasan, termasuk Vietnam, Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Korea Selatan

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

BKF: Pertumbuhan PDB Kuartal II Lampaui Ekspektasi Pasar
BKF: Pertumbuhan PDB Kuartal II Lampaui Ekspektasi Pasar
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Pedagang melayani pembeli daging sapi di Pasar Agung, Depok, Sabtu (18/3/2023). ValidNewsID/Fikhri Fathoni

JAKARTA - Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kemenkeu Febrio Kacaribu menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,17% (yoy) di kuartal II/2023 berhasil melampaui ekspektasi pasar. Pertumbuhan ekonomi nasional melanjutkan tren di atas 5% selama tujuh kuartal beruntun.

Bahkan, pertumbuhan ekonomi ini juga berhasil tercapai meski dengan basis pertumbuhan yang sudah tinggi di periode sama tahun sebelumnya. “Ini menunjukkan resiliensi aktivitas ekonomi nasional di tengah perlambatan global,” jelasnya dalam keterangan resmi, Jakarta, Senin (7/8).

Lebih lanjut, capaian pertumbuhan PDB ini lebih tinggi dibandingkan mayoritas negara dan kawasan, termasuk Vietnam, Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Korea Selatan yang tumbuh masing-masing sebesar 4,1%; 0,6%; 2,6%; dan 0,9% (yoy) pada periode yang sama.

Dari sisi pengeluaran, kuatnya pertumbuhan ekonomi nasional ditopang oleh konsumsi masyarakat yang tumbuh sebesar 5,23% (yoy). Daya beli masyarakat terus terjaga dengan tingkat inflasi yang terus menurun.

“Berbagai kebijakan bantuan sosial kepada masyarakat berpenghasilan rendah, pemberian THR dan gaji ke-13 serta Tunjangan Profesi Guru (TPG), serta kebijakan masa libur lebaran yang lebih panjang mampu mendorong aktivitas konsumsi masyarakat,” ungkapnya.

Baca Juga: Ekspor Indonesia Turun 2,75% pada Kuartal II/2023

Aktivitas terkait penyelenggaraan Pemilu juga sudah mulai terlihat menguat. Tecermin dari konsumsi Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) yang mampu tumbuh 8,62% (yoy).

Febrio menekankan, peran APBN terbukti cukup signifikan dalam menopang kinerja pertumbuhan kuartal II/2023. Sementara, Konsumsi Pemerintah yang mencakup belanja pegawai dan belanja barang tumbuh sangat kuat 10,62%, atau jauh lebih tinggi dari pertumbuhan kuartal I/2023 sebesar 3,45%.

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (PMTB) atau investasi pada kuartal II/2023 juga tumbuh 4,63% (yoy). Kepala BKF menilai, pertumbuhan investasi nasional terus menunjukkan perbaikan, seiring dengan reformasi struktural yang terus digulirkan untuk menciptakan iklim investasi yang makin menarik.

“Pertumbuhan positif investasi juga didorong oleh pertumbuhan barang modal bangunan, peralatan, dan mesin, yang berarti aktivitas produksi terus kuat,” lanjutnya.

Di samping itu, investasi non-bangunan, mesin mekanik, dan penjualan alat berat juga terpantau ekspansif. Kendati pemerintah juga terus menyoroti pertumbuhan ekspor yang mulai mengalami kontraksi 2,75%, sementara impor juga terkontraksi 3,08%, di tengah perlambatan perdagangan dunia.

Namun demikian, ekspor produk unggulan nasional masih tumbuh positif. “Secara volume, pertumbuhan ekspor batu bara, olahan kelapa sawit, dan besi baja masing-masing tumbuh 5,1%; 56,4%; dan 18,0% (yoy) pada kuartal kedua,” ujarnya.

Sektor manufaktur tumbuh sebesar 4,88% (yoy) pada kuartal II/2023 dan sektor perdagangan tumbuh 5,25%, sejalan ekspansi sektor manufaktur selama 23 bulan berturut-turut.

Sebagai kontributor utama dari industri manufaktur, industri pengolahan makanan dan minuman tumbuh 4,62% pada kuartal kedua, didorong oleh peningkatan produksi olahan minyak sawit dan konsumsi dalam negeri.

“Aktivitas hilirisasi masih terus mendorong tingkat pertumbuhan industri pengolahan logam dasar yang tumbuh 11,49% (yoy) di kuartal kedua,” katanya.

Kualitas pertumbuhan ekonomi juga terjaga sebagaimana ditunjukkan oleh penurunan tingkat pengangguran menjadi 5,45% pada Februari 2023 dan persentase penduduk miskin pada Maret 2023 sebesar 9,36%.

Modal Penting 2023
Febrio mengungkapkan, resiliensi tren ekspansi perekonomian nasional yang terjaga hingga kuartal II/2023 menjadi modal penting bagi tren pertumbuhan ekonomi ke depan.

Meskipun demikian, pemerintah tetap akan terus memantau dan mengantisipasi risiko perlambatan ekonomi dunia saat ini, yang dampaknya bisa memengaruhi kinerja perdagangan internasional Indonesia.

Dorongan terhadap keberlanjutan tahapan hilirisasi akan terus dilakukan untuk mendorong kinerja ekspor nasional.

“Pemerintah juga akan terus memanfaatkan sebesar-besarnya berbagai forum kerja sama ekonomi internasional untuk memperluas pasar ekspor produk-produk nasional,” terangnya.

Baca Juga: BPS: Pertumbuhan Ekonomi Sejumlah Wilayah Tak Sebaik Tahun lalu

Dengan pencapaian tingkat pertumbuhan tersebut serta keberlanjutan perbaikan struktural. Pemerintah optimis bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi nasional pada 2023 diperkirakan sekitar 5,1%.

Dirinya juga mengingatkan, saat ini Indonesia sudah naik menjadi kelas menengah-atas berdasarkan gross national income (Pendapatan Nasional Bruto/PNB). Tapi, pemerintah akui capaian ini saja belum cukup.

“Tren pertumbuhan di atas 5% ini merupakan hasil kerja keras bersama dan patut diapresiasi. Akan tetapi, kita akan terus mempercepat pertumbuhan ekonomi untuk dapat meraih cita-cita bersama menjadi negara berpendapatan tinggi di tahun 2045,” pungkasnya.

Dalam jangka pendek, Indonesia menargetkan penghapusan kemiskinan ekstrem menjadi 0% dan penurunan prevalensi stunting menjadi 14% pada 2024.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar