06 Februari 2023
14:30 WIB
JAKARTA - Kebijakan The Fed yang telah menaikkan suku bunga hingga tujuh kali telah berhasil menekan tingkat inflasi Amerika Serikat (AS) yang mulai melandai ke level 6.5% pada Desember 2022. Investor akan mencermati tingkat inflasi AS pada Januari 2023 yang akan dirilis tanggal 14 Februari 2023 nanti dengan harapan inflasi dapat kembali melandai.
Kabar baiknya, meredanya inflasi AS mendorong harga aset kripto Bitcoin dan Ethereum menguat signifikan, masing-masing 40% dan 30%, yang juga diikuti dengan mayoritas aset kripto lainnya.
“Kenaikan pada Januari 2023 ini memang cukup mengejutkan melihat secara data historis sejak tahun 2014-2022, Bitcoin cenderung bearish di setiap Bulan Januari,” kata Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha dalam keteranagnnya, Senin (6/2).
Selain itu, total kapitalisasi keseluruhan pasar aset kripto juga menguat hingga menyentuh US$1.098,4 miliar yang juga merupakan level tertinggi dalam 24 minggu terakhir. Kenaikan tersebut terjadi setelah The Fed menaikkan suku bunga 25 basis poin 4,5-4,75%.
“Kenaikan suku bunga tersebut sesuai dengan ekspektasi pasar dan lebih rendah dari kenaikan sebelumnya yang mencapai 50 basis poin,” ucapnya.
Dia melanjutkan, kenaikan suku bunga yang lebih rendah dapat menjadi sentimen yang positif bagi pergerakan pasar aset kripto. Pergerakan Bitcoin di setiap bulan Februari cenderung bergerak positif dengan kenaikan rata-rata di sebesar 12.11% dari tahun 2014-2022.
Pergerakan harga aset kripto juga menguat 2,89% pada sepekan terakhir pada sepekan terakhir (30 Januari-3 Februari 2023).
Tercermin dari tingkat kesulitan penambangan Bitcoin (mining difficulty) yang telah mencapai titik tertinggi pada hari Minggu (29/1), naik sekitar 4,68% dari 37,59 triliun menjadi 39,35 triliun (periode 16 Januari-30 Januari). Sekadar informasi, mining difficulty adalah angka yang mewakili daya komputasi yang diperlukan untuk menambang satu BTC, yang diperbarui kira-kira setiap dua minggu.
Mining difficulty menjadi lebih sulit ketika lebih banyak penambang memasuki jaringan dan lebih mudah ketika miners keluar dari jaringan.
“Dengan menimbang berbagai faktor yang telah dipaparkan, kami melihat pada Februari ini Bitcoin berpotensi untuk melanjutkan momentum bullish,” serunya.
Walau berpotensi naik, pihaknya menghimbau investor untuk tetap mengikuti perkembangan pasar, mengingat aset kripto adalah salah satu instrumen investasi dengan volatilitas tinggi.
“Sesuaikan gaya investasi Anda dengan profil risiko masing-masing. Terapkan strategi take profit dan memanfaatkan fitur stop loss yang telah tersedia di Ajaib Kripto untuk meminimalisir kerugian saat berinvestasi,” imbuhnya.sebelumnya
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) melaporkan nilai transaksi kripto sepanjang 2022 sebesar Rp306,4 triliun. Angka ini menurun 64,3% dibandingkan pada tahun sebelumnya yang mencapai Rp858,76 triliun. Sementara itu, pada 2020 tercatat Rp64,9 triliun.
Literasi Aset Kripto
Angka yang mudah naik dan turun dengan begitu cepat dinilai Meteri Perdagangan Zulkifli Hasan sangat berisiko, khususnya bagi calon pelanggan yang tidak memahami tentang kripto.
"Ini kan berarti risikonya tinggi banget. Makanya di hold dulu kemarin, kemudian dikasih penjelasan, kemudian aturannya sekarang sudah ada dan kita sudah buka lagi. Jadi nanti yang masuk di bidang ini dengan segala opportunity-nya, risikonya sudah paham," kata Zulkifli.
Untuk diketahui, Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Bappebti melakukan penghentian sementara atau moratorium penerbitan izin pendaftaran calon pedagang fisik aset kripto (CPFAK) atau exchange kripto pada tahun lalu.
Penghentian penerbitan izin ini bertujuan untuk mewujudkan kegiatan perdagangan pasar fisik aset kripto yang transparan, efisien, dan efektif. Saat ini sudah ada 25 perusahaan Calon Pedagang Aset Kripto yang terdaftar di Bappebti.
Bappebti sendiri menggandeng Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) untuk melakukan literasi kepada masyarakat terkait investasi aset kripto.
Plt Kepala Bappebti Kemendag Didid Noordiatmoko mengungkapkan sebanyak 48% ari 16,55 juta pelanggan aset kripto pada November 2022 di Indonesia merupakan pelanggan berusia sekitar 18-35 tahun.
"Artinya umur-umur milenial yang saya khawatirkan ketika berinvestasi hanya ikut-ikutan semata. Karena gengsi dengan temannya," ujarnya.
Melalui literasi, pihaknya mengharapkan masyarakat akan teredukasi dengan lebih baik lagi, sehingga secara kualitas dalam transaksi tidak sekedar ikut-ikutan.
Sementara itu, Ketua Umum Aspakrindo Teguh Kurniawan Harmanda menuturkan selain kepada pengusaha, literasi kepada masyarakat memang diperlukan.
"Jadi saran saya, jangan ikut-ikutan investasi, kalau kita tau kan influencer (pemengaruh) kan suruh beli ini beli itu, tapi mereka nggak tanggung jawab, koinnya juga nggak terdaftar jadi harus benar-benar (diperhatikan)," ujarnya.