c

Selamat

Sabtu, 15 November 2025

EKONOMI

09 Januari 2025

20:00 WIB

Bisnis Cantik Yang Kian Menarik

Potensi pasar membuat Indonesia kedatangan banyak pemain baru di sektor bisnis kecantikan. Untungnya, kian makin banyak pemain lokal dengan produk lokal yang tak kalah bersaing di bisnis cantik.

Penulis: Fitriana Monica Sari, Aurora K M Simanjuntak, Erlinda Puspita

Editor: Rikando Somba

<p>Bisnis Cantik Yang Kian Menarik</p>
<p>Bisnis Cantik Yang Kian Menarik</p>

Ilustrasi Perawatan Kecantikan. dok. Shutterstock/Mila Supinskaya

JAKARTA - Meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia, terutama generasi muda, terhadap kebugaran dan kecantikan (wellness and aesthetic), menjadi pendorong pertumbuhan sektor bisnis tersebut di dalam negeri. Pertumbuhan bisnis ini, terlihat dari makin menjamurnya klinik kecantikan dengan beragam layanan di Indonesia. Di samping itu, berbagai produk dan jasa kecantikan juga berlomba-lomba menguasai marketplace.

Saat ini, banyak anak muda yang sudah peka, menggunakan skincare saja tidak cukup untuk merawat diri. Perlu perawatan atau treatment tambahan, khususnya pada bagian wajah atau tubuh.

Monique Handa (24), karyawati swasta yang rutin berkunjung ke klinik kecantikan Qderma tiap bulannya, adalah salah satu contoh anak muda yang peka itu. Dia rela merogoh koceknya antara Rp1 juta sampai 2 juta per bulan untuk merawat kulit wajahnya.

"Saya rajin treatment untuk mengatasi permasalahan kulit, karena skincare dirasa tidak cukup ampuh untuk mengatasinya. Melakukan treatment ke klinik bisa jadi cara instan untuk memperbaiki kulit wajah," ungkapnya kepada Validnews, Rabu (8/1).

Sejauh ini, Monique memang rutin menjalani beberapa jenis perawatan di klinik kecantikan. Di antaranya, basic facial, laser glass skin/laser glowing and brightening, underarms hair removal, hingga peeling skin recovery. Dia juga suka mengambil beberapa paket treatment untuk mencerahkan kulit. Contohnya, facial derma oxy photo shower dan laser glowing and brightening. "Harga perawatannya mulai dari Rp275.000, Rp350.000, hingga Rp1,2 juta per satu kali treatment," ungkap Monique.

Tak cukup sampai di situ, kian kemari, layanan yang ditawarkan klinik kecantikan juga makin variatif. Ingat kah, tahun lalu, sempat ada satu prosedur kecantikan yang hit dan jadi perbincangan, yaitu suntik DNA salmon. Ini adalah metode peremajaan kulit dengan menyuntikkan asam hialuronat (hyaluronic acid) murni dan molekul DNA yang diperoleh dari sperma ikan salmon.

Treatment injeksi DNA salmon ini memiliki banyak manfaat, seperti memperlambat penuaan, melembabkan dan mencerahkan kulit, merangsang produksi kolagen. Kemudian, memperbaiki kulit akibat acne scars, pigmentasi, dan flek hitam.

Sivana (23) bercerita kepada Validnews, dirinya pernah melakukan sesi perawatan instant DNA salmon di klinik Airin. Treatment tersebut menjadi andalan baginya untuk mencerahkan kulit kusam. "Saya treatment instant DNA Salmon seharga Rp600.000. Ke depan, bakal cobain skin booster NCFT, karena review orang-orang katanya lebih worth it, walau lebih mahal," ucapnya, Rabu (8/1).

Treatment Populer
Deputy General Manager Ngoerah Sun Wellness and Aesthetic Center Nahla Shihab membenarkan, layanan perawatan anti-aging dan skin booster seperti injeksi DNA salmon dan kolagen diproyeksikan bakal jadi tren yang naik pesat di 2025.

Dia yakin, tingkat permintaan atau demand para klien terhadap perawatan kulit tersebut masih akan tinggi ke depannya. Di samping itu, menurutnya, treatment laser dan botox yang sudah menjadi andalan sejak lama akan tetap populer tahun ini.

"Sekarang tuh orang lagi suka banget skin booster ya. Mereka selalu mencari skin booster, kolagen, hyaluronic acid atau salmon DNA. Jadi saya rasa perawatan itu akan tinggi (permintaannya), selain laser dan botox," terang Nahla kepada Validnews, Selasa (7/1).

Sebagai informasi, perawatan suntik DNA salmon merupakan inovasi kecantikan yang berasal dari Korea Selatan. Layanan ini mulai dikenal di Indonesia beberapa tahun terakhir. Prosedur medis layanan kecantikan yang melibatkan injeksi itu dilakukan oleh dokter spesialis dermatologi dan venereology (SpDV) atau spesialis kulit dan kelamin (SpKK).

Biaya treatment suntik DNA salmon pun beragam, tergantung masing-masing klinik. Harga pun variatif, dibanderol mulai dari Rp600.000 hingga jutaan rupiah.

Optimisme senada juga diungkapkan Founder Lavees Clinic Beauty & Wellness Monita Sugianto. Dia menilai, tren perawatan kecantikan yang sudah populer sejak 2024, seperti anti-aging dan peremajaan kulit akan berlanjut tahun ini. Dia memaparkan, treatment paling hit di klinik swasta itu tahun lalu adalah perawatan untuk mengatasi masalah flek atau hiperpigmentasi, khususnya melasma.

"Jadi, treatment yang paling banyak yang dilakukan di klinik adalah untuk memudarkan melasma, seperti melasma spot shoot, kemudian skin booster HA, chemical peeling TCA, brightening, dan lainnya," ujar Monita kepada Validnews, Kamis (9/1).

Kemudian tahun ini, Lavees Clinic Beauty and Wellness akan menyediakan alat-alat yang lebih canggih. Contohnya, microneedling RF, picolaser yang premium dan injectable seperti exosome, dan sel punca atau stem cell.

Monita mempersiapkan sederet perawatan tersebut karena memproyeksikan, layanan serupa akan tetap digemari konsumen pada 2025 ini. Namun, tentu saja dengan tambahan alat dan metode yang lebih canggih. "Jadi, kemungkinan itu adalah treatment-treatment yang nanti di 2025 ini akan menjadi hits ya, terutama, sih, di stem cell," ucapnya.

Founder Lavees sekaligus dokter dan medical aesthetic consultant itu menyampaikan, biaya yang perlu disiapkan untuk melakukan perawatan cukup variatif, tergantung bahan dan alat yang digunakan saat penanganan. Estimasinya, perawatan kecantikan memakan biaya sekitar Rp1-7 juta. Sementara khusus layanan stem cell, bisa hingga Rp20 juta, tergantung area dan dosis injeksinya.

"Stem cell ini dosisnya beda antara di wajah dan seluruh tubuh, jadi akan memengaruhi biayanya. Ketika disuntikkan di wajah mungkin hanya Rp5 juta, sedangkan untuk seluruh tubuh mungkin bisa sampai Rp10-Rp20 juta," papar Monita.

Oh, ya, asal tahu saja, perawatan kesehatan dan kecantikan berteknologi canggih nan kekinian, kini juga tak terbatas di klinik-klinik swasta saja, loh. Ngoerah Sun Wellness and Aesthetic Center di Bali, selaku rumah sakit vertikal pemerintah juga menyediakan treatment berstandar internasional. Ini kabar baik bagi konsumen karena punya makin banyak pilihan.

"Secara medis, kita alat-alatnya canggih, dokter-dokternya semua well-trained dan profesional, dan yang paling kita perhatikan agar menjadi pembeda dengan yang lain adalah hospitality-nya," tutur Nahla.

Prospek Ke Depan
Monita mengaku optimistis, tim Lavees Clinic Beauty and Wellness bisa meraup cuan 30% lebih besar dari 2024. Hal ini terutama disokong berbagai treatment baru dengan teknologi yang lebih canggih dari sebelumnya.

Strategi treatment baru dan teknologi, setidaknya cukup berhasil membuat dua cabang klinik Lavees di Bekasi dan Depok, mengalami peningkatan konsumen signifikan sepanjang 2023-2024, masing-masing tumbuh sebesar 75% dan 52%.

"Kami berusaha untuk meningkatkan revenue klinik tersebut sekitar 30% dengan caranya tadi mengadakan treatment-treatment yang baru, yang update, yang teknologinya advance, kemudian marketing-nya juga digenjot," kata Monita.

Di sisi lain, Ngoerah Sun Wellness and Aesthetic Center di Bali mengaku masih merintis. Unit vertikal Kementerian Kesehatan (Kemenkes) itu baru saja diresmikan pada Oktober 2024, dan buka untuk publik mulai 1 Januari 2025. Nahla mengatakan, pemerintah melalui Kementerian Kesehatan ingin meningkatkan medical tourism. Sebab, Indonesia diharapkan bisa menjadi destinasi wisata medis seperti Korea Selatan dan Thailand.

Namun, itu bakal menjadi rencana dan target jangka panjang. Nahla menyampaikan, sedikitnya ada dua rencana dan target jangka pendek yang akan dijalankan. Pertama, menggencarkan promosi dan edukasi supaya Ngoerah Sun makin dikenal khalayak luas.

Sejak buka pertama kali, NgoerahSun sudah kedatangan klien untuk melakukan perawatan di sana. Ke depan, jumlah klien ini perlu didongkrak. "Karena kami baru buka ya, jadi kita berharap paling enggak orang aware ada wellness and aesthetic center ini di Bali," terang Nahla.

Kedua, mendatangkan dokter bedah plastik rekanan dari Korea Selatan. Dengan ini, klien bisa melihat dan memahami, skill dokter-dokter di Indonesia pun sudah sama dengan ahlinya dari Korea.

"Kami berharap tahun ini orang aware, lalu datang dan punya experience layanan di sini sampai mau balik-balik lagi, dan kasih tahu teman dan keluarga mereka. Kami ingin di-acknowledge dulu, sampai nanti bisa menjadi leading yang terbaik," kata Nahla.

Dari sisi analisis bisnis, Guru Besar Ekonomi Industri & Business Strategy, Sekolah Vokasi UGM Mudrajad Kuncoro melihat, industri kecantikan, baik di hulu maupun hilir, produk maupun jasa, sudah tumbuh pesat ketimbang zaman dulu. Mudrajad pun memproyeksikan, ke depannya, industri jasa kecantikan dalam negeri akan tetap tumbuh positif.

"Saya lihat industri kecantikan tumbuhnya luar biasa. Nyatanya para pemain besar kita makin berkembang dari Martha Tilaar dan lain-lain yang ada di Indonesia, semua growing baik kecantikan atau perawatan," ujarnya kepada Validnews, Rabu (8/1).

Namun, Mudrajad tidak menyebutkan besaran pertumbuhannya. Dia hanya mengilustrasikan, dulu hanya ada dua atau tiga jenama besar di Indonesia, seperti Martha Tilaar dan Citra, yang dikenal menyuguhkan perawatan kecantikan. “Dari hulu ke hilirnya berkembang, bagus. Ada demand meskipun ada penurunan daya beli nasional,” imbuhnya.

Meski begitu, ada dua hal yang perlu menjadi perhatian pelaku bisnis, yakni kenaikan tarif PPN menjadi 12% untuk barang mewah, serta pelemahan daya beli masyarakat. Dia pun mengingatkan, pelaku bisnis jangan cepat-cepat menaikkan harga produk dan jasa kecantikan. Menurutnya, penting untuk memastikan terlebih dahulu, apakah produk kosmetik dan jasa layanan kecantikan kena PPN 12% atau tidak.

“Ke depan (bisnis kecantikan) masih berkembang. Memang ada pelemahan (daya beli) dan PPN naik. Nah, tapi apakah produk kosmetik dan kecantikan terkena PPN 12%? Produknya? Servisnya? Kalau iya, pasti memukul. Kalau enggak, semoga masih bisa bertahan,” ucap Mudrajad.

Layanan Canggih
Untuk mengejar pertumbuhan, Nahla sendiri menyatakan, klinik Ngoerah Sun bekerja sama dengan Sun Healthcare International dari Korea Selatan. Karena itu, ia berani menjamin jajaran dokter serta para perawatnya kompeten dan mumpuni. Ditambah lagi, layanan dan alat-alat yang digunakan sudah canggih dan berstandar internasional.

"Dokter-dokter Indonesia, terutama yang praktik di Ngoerah Sun ini sangat qualified. Mereka sudah banyak banget, training di Indonesia maupun luar negeri, seperti Korea, Taiwan, Turki, Jepang," ucap Nahla.

Nahla yang juga dokter spesialis ini meyakini, kualitas perawatan yang diberikan kepada klien akan memuaskan. Harapannya, dari kualitas datanglah kuantitas.

Dengan melihat pengerjaan tangan dokter yang mumpuni, dia berharap, klien domestik maupun bule alias turis luar negeri, makin berminat melakukan perawatan di unit vertikal rumah sakit pemerintah. Nahla menggaransi, masyarakat lokal, turis domestik sekaligus mancanegara akan mendapatkan treatment, fasilitas, dan hospitality terbaik ketika menjalani perawatan di NgoerahSun.

"Jadi kami ingin punya tingkat hospitality seperti di hotel-hotel bintang lima, yang biasanya servisnya sangat baik. Kami sangat-sangat mengutamakan kenyamanan klien," ucapnya.

Lebih lanjut, Nahla memaparkan, NgoerahSun memiliki 4 layanan unggulan. Terdiri dari medical check-up (MCU), aesthetic dentistry, plastic surgery, dan derma esthetic. Pihaknya pun, kata Nahla, juga menyediakan layanan mulai dari paling basic hingga kompleks. Contoh layanan basic seperti facial, peeling, filler, skin booster, laser, botox, injeksi vitamin C, hingga scaling gigi.

"Kami juga ada athletic endurance atau athletic recovery infusion. Terus, karena Bali tempatnya turis dan biasanya, kan, turis-turis dari luar negeri suka jet lag, kita juga punya jet lag infusion. Terus ada energize atau power up infusion," tambah Nahla.

Kemudian, layanan invasif, seperti tindakan bedah minor dan mayor juga tersedia di NgoerahSun. Contohnya, sedot lemak (liposuction), operasi hidung (rhinoplasty), operasi payudara (breast augmentation dan breast lift).

Nahla menambahkan, NgoerahSun juga punya digital dental laboratorium. Fasilitas ini merupakan yang pertama di rumah sakit pemerintah, dan baru ada beberapa unit saja yang tersedia di rumah sakit swasta RI.

Pihaknya pun membidik, NgoerahSun bisa menjadi pelopor sekaligus contoh baik bagi rumah sakit vertikal Kementerian Kesehatan lainnya. Dia optimistis, rumah sakit pelat merah tidak kalah pamor dari wellness dan aesthetic center swasta. Ia pun berharap jumlahnya makin banyak, supaya orang-orang Indonesia enggak perlu nyari service wellness dan aesthetic ke luar negeri.

Gaya Hidup
Apapun itu, hadirnya makin banyak klinik kecantikan swasta maupun pemerintah justru menjadi sinyal positif bagi konsumen, industri kecantikan, serta perekonomian RI. Persebaran klinik kecantikan akan lebih memudahkan konsumen mengakses layanan perawatan. Konsumen juga bisa disuguhkan harga dan promo layanan yang variatif karena terciptanya persaingan dan inovasi yang makin berkembang.

Bagi perekonomian, bertumbuhnya jumlah klinik kecantikan akan berbanding lurus dengan pembukaan lapangan kerja. Dengan kata lain, makin banyak klinik, selain pemasukan pajak, maka makin banyak pula lapangan kerja yang tercipta dan menyerap orang-orang lokal.

Buntutnya, makin banyak konsumsi dalam sektor industri kecantikan, maka kontribusinya terhadap produk domestik bruto (PDB) pun bertambah. "Karena sekarang produk kecantikan itu sudah masuk lifestyle yang utama, jadi meski harganya naik pasti akan tetap dibutuhkan," ungkap Mudrajad.

Sementara itu, Pengamat Bisnis Kahfi Kurnia melihat, potensi ciamik dari bisnis kecantikan, bisa dilihat dari jumlah klinik kecantikan yang menjamur.  Usaha skala besar maupun menengah, sama-sama ekspansi, hingga mendirikan cabang di berbagai daerah di Indonesia. Bahkan, kini masyarakat juga makin mudah menjumpai berbagai jenis layanan kecantikan di mal-mal. Apalagi, ia melihat, target pasar bisnis kecantikan juga tidak homogen lagi. Tak hanya menyasar kaum perempuan, tapi juga ke pasar laki-laki.

Banyaknya influencer, baik perempuan maupun pria, yang mempertontonkan berbagai jenis proses treatment kecantikan di media sosial, juga kian membuat industri ini booming. 

"Sekarang bisa dijumpai klinik-klinik besar sudah punya cabang secara nasional di daerah-daerah, seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, lalu ada klinik yang mainnya skala regional di wilayah mereka. Itu luar biasa,” ungkap Kahfi kepada Validnews, Rabu (8/1).

Sayangnya, ia melihat, sekalipun sudah menjadi gaya hidup banyak orang, layanan kecantikan di Indonesia harganya cenderung mahal bagi masyarakat kelas menengah. Jika saja ini harga bisa ditekan, pasar pun akan makin meluas.

Klinik Ilegal dan Produk Impor
Namun yang namanya bisnis, tentu punya tantangan. Untuk bisnis kecantikan, pertumbuhannya dibayangi oleh makin maraknya kemunculan klinik perawatan bodong. Termasuk produk skincare impor dan produk ilegal yang tidak memiliki izin edar.

Kahfi melihat, potensi pasar yang menggiurkan di Indonesia, menjadi celah bagi pengusaha nakal untuk membuka usaha ilegal sekaligus memasarkan produknya. “Salah satu kekurangan maraknya bisnis kecantikan ini, makin marak juga kosmetik-kosmetik China atau impor ilegal bisa dijumpai di pasaran, seperti di ITC Mangga dua dan lain-lain yang murah-murah itu,” tandasnya.

Sebagai contoh, kasus Ria Beauty, yang memberikan terapi kecantikan abal-abal dengan modus menghilangkan bopeng pada wajah. Pemilik Ria Beauty, Ria Agustina sudah menjalankan bisnis tersebut selama 5 tahun, dan baru terbongkar sekarang.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai, pemilik Salon Ria Beauty mungkin memang mengikuti sertifikasi untuk menerapkan jasa layanan kepada konsumen. Namun, standarnya dinilai tidak sesuai dengan standar di Indonesia. Dokter Spesialis Dermatologi dan Venereologi dari PB IDI, Muji Iswanty menjelaskan, tindakan dermaroller membutuhkan proses sterilisasi, berisiko perdarahan, dan berisiko infeksi. Oleh karena itu, perlu dilakukan oleh tenaga medis tersertifikasi, khususnya dermatolog.

Karena itu, Kahfi pun menekankan, pentingnya pemerintah lebih gencar melakukan pengawasan. Terutama pada aspek perizinan.

“Pastikan klinik-klinik kecantikan tidak boleh ada yang melakukan tindakan operasi seperti liposuction yang bisa memakan korban jiwa (kalau bukan ahlinya). Terus perawat yang melakukan tindakan dengan teknologi tinggi harus bersertifikasi,” tegasnya.

Monita pun mewanti-wanti hal yang sama. Dia melihat, bisnis kecantikan Indonesia memang kedatangan banyak pemain baru. Namun, ia menyayangkan, banyak yang tidak berasal dari latar belakang pendidikan kedokteran, tenaga medis atau apoteker, tapi berani membuat dan mengedarkan produk skincare, makeup, ataupun body care. Hal itu bisa menjatuhkan pamor bisnis lokal dan para produsen produk kecantikan lokal. Padahal, menurutnya, pemain sungguhan sedang bersaing dengan produk-produk impor.

“Sangat disayangkan saat ini di Indonesia, khususnya di media sosial, banyak oknum-oknum yang menjatuhkan produk-produk lokal dengan mengatakan, bahan produk ini over claim, padahal kita sedang bersaing dengan produk-produk luar,” kata Monita.

Dia berharap, pada 2025 konsumen di Indonesia sudah lebih pintar. Mereka diharapkan tidak hanya memilih harga murah, tapi lebih jeli melihat isi kandungan produk dan layanan. Harus diingat, skincare, makeup, dan body care akan dioleskan langsung ke tubuh. Karenanya, pengguna tidak boleh melakukannya sembarangan. 

“Sekarang sudah banyak banget produk-produk lokal bagus yang gak kalah dengan produk luar negeri. Tapi jangan (pilih) yang gak jelas, gak ada BPOM-nya. Jangan pilih yang murah tapi gak bagus,” tutup Nahla mewanti-wanti.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar