c

Selamat

Rabu, 5 November 2025

EKONOMI

22 Maret 2024

14:43 WIB

BI: Uang Beredar Februari 2024 Capai Rp8.739,6 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat, pada Februari 2024 uang beredar mencapai Rp8.739,6 triliun atau tumbuh 5,3% (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 5,4% (yoy).

BI: Uang Beredar Februari 2024 Capai Rp8.739,6 Triliun
BI: Uang Beredar Februari 2024 Capai Rp8.739,6 Triliun
Petugas memperlihatkan uang pecahan Rp75.000 di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (23/6/2022 ). Antara Foto/Muhammad Adimaja

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat, likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Februari 2024 tumbuh positif. 

Posisi M2 pada Februari 2024 tercatat sebesar Rp8.739,6 triliun atau tumbuh 5,3% (yoy), relatif stabil dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya 5,4% (yoy). 

"Perkembangan tersebut didorong oleh pertumbuhan uang beredar sempit (M1) sebesar 5,2% (yoy) dan uang kuasi sebesar 5,3% (yoy)," jelas Asisten Gubernur BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat (22/3).

Baca Juga: BI Pastikan Kecukupan Uang Layak Edar di Nataru dan Lebaran 2024

Komponen M1 dengan pangsa 54,8% dari M2 tumbuh 5,2% (yoy) pada Februari 2024, setelah tumbuh 4,9% (yoy) pada bulan sebelumnya.

Perkembangan M1 terutama disebabkan oleh perkembangan uang kartal di luar bank umum dan BPR, serta tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.

Adapun uang kartal yang beredar di masyarakat pada Februari 2024 sebesar Rp911,7 triliun, atau tumbuh 12,0% (yoy), setelah tumbuh 10,3% (yoy) pada Januari 2024.

Baca Juga: BI Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi 2024 Capai 4,7-5,5%, di 2025 4,8-5,6%

Lebih lanjut, perkembangan M2 pada Februari 2024 terutama dipengaruhi oleh perkembangan penyaluran kredit. Penyaluran kredit pada Februari 2024 tumbuh sebesar 11,0% (yoy), relatif terjaga dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 11,5% (yoy). 

Erwin menambahkan, aktiva luar negeri bersih tumbuh sebesar 2,3% (yoy), setelah tumbuh sebesar 4,8% (yoy) pada bulan sebelumnya. 

"Sementara itu, tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat terkontraksi sebesar 1,0% (yoy), setelah tumbuh sebesar 1,9% (yoy) pada Januari 2024," ujarnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar