c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

09 September 2023

09:19 WIB

BI: Sepekan Terakhir Aliran Modal Keluar Rp7,57 T

BI mencatat aliran modal keluar tersebut didominasi oleh aliran di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan saham dalam jumlah kecil.

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

BI: Sepekan Terakhir Aliran Modal Keluar Rp7,57 T
BI: Sepekan Terakhir Aliran Modal Keluar Rp7,57 T
Logo Bank Indonesia. Shutterstock/dok

JAKARTA - Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono melaporkan, aliran modal asing keluar dari Indonesia sebesar Rp7,57 triliun sepanjang 4-7 September 2023. Aliran modal keluar tersebut didominasi oleh aliran di pasar Surat Berharga Negara (SBN) dan saham dalam jumlah kecil.

“Nonresiden (investor asing) di pasar keuangan domestik tercatat jual neto Rp7,57 triliun, terdiri dari jual neto Rp7,06 triliun di pasar SBN dan jual neto Rp0,50 triliun di pasar saham,” ungkapnya dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat (8/9).

Dengan perkembangan tersebut, selama 1 Januari-7 September 2023, modal asing yang masuk ke Indonesia berupa beli neto Rp84,74 triliun di pasar SBN. Sedangkan jual neto Rp1,74 triliun di pasar saham.

Baca Juga: Waspadai Kenaikan Inflasi Akibat Pelemahan Rupiah Semester II

“(Sementara) premi credit default swap/CDS Indonesia 5 tahun per 7 September 2023 sebesar 80,11 bps, naik dibandingkan per 1 September 2023 sebesar 78,17 bps,” sebutnya.

Selain itu, dirinya melaporkan nilai tukar rupiah juga terpantau bergerak stagnan menuju akhir pekan ini. Rupiah ditutup pada level (bid) Rp15.320 per dolar AS pada akhir Kamis (7/9) dan dibuka pada level (bid) Rp15.320 per dolar AS pada jumat pagi (8/9).

Kemudian, yield Surat Berharga Negara (SBN) 10 tahun bergerak turun tipis ke level 6,55% pada jumat pagi (8/9), setelah sehari sebelumnya sempat naik ke posisi 6,56%.

Di waktu yang sama, BI juga memantau Indeks Dolar DXY menguat ke level 105,06 poin terhadap pergerakan enam mata uang negara utama lainnya yakni Euro Eropa, Yen Jepang, Poundsterling Britania Raya, Dolar Kanada, Krona Swedia, dan Franc Swiss.

Baca Juga: Per Agustus, Cadangan Devisa Melorot Rp9 Triliun

Erwin juga menginformasikan, bahwa yield surat utang negara yang dikeluarkan pemerintah AS (US Treasury Note/UST) dengan tenor 10 tahun juga terpantau naik pada Kamis (7/9).

Yield UST/US Treasury Note 10 tahun naik ke level 4,244%,” paparnya.

Ke depan, bank sentral akan terus menjalin koordinasi dengan semua pemangku kepentingan untuk menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia. Hal ini dilakukan untuk melanjutkan proses pemulihan ekonomi yang tengah berlangsung hingga kini.

“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait, serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” katanya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar