24 November 2023
08:35 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) mencatat tren perdagangan daring atau e-commerce Indonesia masih mencatat pertumbuhan yang positif hingga kini. Selama Oktober 2023, total transaksi e-commerce tanah air berhasil menyentuh Rp42,2 triliun.
“Secara nominal, transkasi e-commerce ini mencapai Rp42,2 triliun atau tumbuh 10,69% (month-to-month/mtm) dan secara 4,99% (year-on-year/yoy),” jawab Fili usai RDG-BI Edisi November 2023, Jakarta, Kamis (23/11).
Pertumbuhan positif juga terjadi dari sisi volume perdagangan digital yang selama Oktober sudah mencapai 361,54 juta transaksi. Capaian ini bertumbuhan 8,13% (mtm) dan 32,04% (yoy).
Dirinya menjabarkan, tiga produk teratas yang paling sering dibeli selama bulan ini mencakup produk fesyen; personal care dan kosmetik; serta produk rumah tangga dan kantor.
“Paling tidak, ada dua hal yang menyebabkan (kenaikan e-commerce). Pertama, akseptasi untuk belanja di e-commerce semakin meluas; dan kedua, adanya promo (pembelian) tanggal-tanggal kembar,” sebutnya.
Dalam agenda Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2022, BI optimistis, ekonomi dan keuangan digital akan meningkat pada 2023 dan 2024. Spesifik, nilai transaksi e-commerce
Baca Juga: Teten Ungkap 3 e-Commerce Yang Dihubungi TikTok
Menanggapi hal tersebut, Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan, transaksi e-commerce di Indonesia yang meningkat cepat mendongkrak efisiensi dan produktivitas, sehingga mendorong percepatan perputaran uang. Kondisi jual-beli saat ini jauh berbeda daripada yang dilakukan secara konvensional di masa lampau.
“Karena dulu kalau orang belanja perlu keluar ke toko dan segala macam, itu pun masalah transaksinya perlu waktu. Kalau ini bisa lebih cepat, sehingga perputaran uang (tinggi), karena transaksi yang dilakukan pembeli dan penjual lebih cepat,” jelas Perry.
Dirinya mencontohkan, pembayaran belanja yang dilakukan lewat QRIS dan BI-Fast bisa diselesaikan secara serta-merta. Bahkan, transaksi via BI-Fast bisa dilakukan secara real-time.
“Tapi, kalau yang Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) memang penyelesaiannya (transaksi) memerlukan waktu. Sehingga kami akan mengintegrasikan keduanya,” ujarnya.
Baca Juga: Ekonom Minta Pemerintah Desak E-commerce Transparansi Dua Data Ini
Selain itu, pesatnya transaksi perdagangan digital juga terjadi karena didukung harga yang lebih kompetitif bagi konsumen. Pada gilirannya, hal ini Perry yakini bisa mendukung upaya stakeholders dalam upaya pengendalian inflasi, khususnya pada harga barang-barang untuk kebutuhan sehari-hari seperti fesyen, personal care, makanan-minuman, hingga elektronik.
“Komponen-komponen barang yang diperdagangkan di e-commerce itu juga mendukung pengendalian inflasi. Karena harganya bisa lebih murah sehingga itu kenapa kami terus mempercepat digitalisasi keuangan karena manfaatnya banyak,” jelasnya.
Perry mengungkapkan manfaat digitalisasi keuangan dapat mendorong ekonomi karena perputaran transaksi bisa yang lebih cepat; transaksi antara pembeli, penjual, dan financial issuance juga lebih cepat; dan bisa mendukung penurunan inflasi.