c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

09 Agustus 2023

15:08 WIB

BI: Secara Bulanan, IPR Juli 2023 Ambles 4,6%

BI menyebut penurunan IPR Juli 2023 sejalan dengan normalisasi permintaan masyarakat setelah periode liburan sekolah, Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), dan cuti bersama

Penulis: Khairul Kahfi

Editor: Fin Harini

BI: Secara Bulanan, IPR Juli 2023 Ambles 4,6%
BI: Secara Bulanan, IPR Juli 2023 Ambles 4,6%
Pekerja melayani pembayaran di kasir Hypermart, Jalan Tole Iskandar, Depok, Senin (15/5/2023). ValidNewsID/Fikhri Fathoni

JAKARTA - Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono memperkirakan, normalisasi permintaan atau kegiatan belanja masyarakat pasca HBKN serta usainya libur sekolah jadi faktor utama kinerja penjualan eceran pada Juli 2023 menurun secara bulanan.

Bank Indonesia melaporkan, secara bulanan, kinerja penjualan eceran pada Juli 2023 diperkirakan ambles sebesar -4,6% (month-to-month/mtm), atau terkontraksi lebih dalam dibandingkan -0,3% (mtm) pada Juni 2023. 

Adapun, Indeks Penjualan Riil (IPR) Juli 2023 yang sebesar 212,7 poin terbilang menurun daripada IPR Juni 2023 yang menyentuh 222,9 poin. Setelah bulan puasa pada April 2023 dengan torehan IPR sebesar 242,9 poin, BI mencatat IPR Mei-Juli 2023 cenderung menurun dari 223,5 poin menjadi 212,7 poin.

“Diperkirakan penurunan (IPR Juli 2023) sejalan dengan normalisasi permintaan masyarakat setelah periode liburan sekolah, Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), dan cuti bersama,” jelasnya dalam keterangan resmi yang diterima, Jakarta, Rabu (9/8).

Baca Juga: Momen Libur Sekolah dan Cuti Iduladha Kerek Kinerja Penjualan Eceran

Survei Penjualan Eceran (SPE) mencatat, penurunan IPR Juli 2023 utamanya diakibatkan kontraksi pertumbuhan pada Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dari 0,3% menjadi -5,6% (mtm); perlambatan pada Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi dari 2,7% menjadi 0,9% (mtm); serta Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dari 2,3% menjadi 1,8% (mtm).

Secara bulanan, kinerja penjualan eceran tercatat meningkat di Kota Banjarmasin 4,5% (mtm) dan Denpasar 0,9% (mtm). Sementara terjadi perbaikan penjualan eceran meski masih berada pada level kontraksi seperti di Kota Semarang, termasuk Purwokerto sebesar -2,0% (mtm); Medan -1,3% (mtm); dan Surabaya (-0,3%, mtm).

“Di sisi lain, Kota Bandung tercatat turun lebih dalam dan masuk ke dalam fase kontraksi sebesar -15,1 % (mtm),” ungkap laporan SPE.

Sebagai perbandingan, pertumbuhan IPR bulanan pada Juni 2023 dapat terjadi berkat strategi potongan harga oleh pedagang ritel, kelancaran distribusi, dan peningkatan permintaan pada periode HBKN, event tengah tahun (mid year sale), serta musim liburan sekolah.

Hasilnya, terjadi pertumbuhan penjualan Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau 0,3% (mtm); Barang Budaya dan Rekreasi 2,7% (mtm); Bahan Bakar Kendaraan Bermotor 2,3% (mtm) yang berbalik dari fase kontraksi pada Mei; serta membaiknya penjualan Subkelompok Sandang dari sebelumnya -26,7% menjadi -0,2% (mtm).

Meski menurun secara bulanan, Erwin menyampaikan, kinerja penjualan eceran per Juli 2023 masih tetap kuat ditandai dengan pertumbuhan sebesar 6,3% (year-on-year/yoy). Meski lagi-lagi, pertumbuhannya tak setinggi bulan sebelumnya yang mencapai 7,9% (yoy).

“Tetap kuatnya kinerja penjualan eceran tersebut didorong oleh Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau dan Subkelompok Sandang yang tetap tumbuh positif, serta Kelompok Suku Cadang dan Aksesori yang mengalami perbaikan,” paparnya. 

Secara umum, SPE mencatat, IPR tahunan mengalami tren penurunan. Seperti, Kelompok Makanan, Minuman dan Tembakau yang pertumbuhannya melambat dari 12% menjadi 11,1% (yoy); Subkelompok Sandang melambat dari 15% menjadi 5,7% (yoy); dan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor dari 0,2% menjadi -7,2% (yoy).

Begitu juga Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi dari -16,3% menjadi -17,4% (yoy); Kelompok Peralatan RT Lainnya dari -6,9% menjadi -12,3% (yoy); Kelompok Barang Budaya dan Rekreasi dari -0.9% menjadi -10,7% (yoy); hingga Kelompok Barang Lainnya dari 1,8% menjadi -4,7% (yoy). 

Hanya Kelompok Suku Cadang dan Aksesori yang mengalami perbaikan meski masih dalam zona negatif, dari -5,2% menjadi -1,9% (yoy).

Secara tahunan, beberapa kota yang meningkat penjualan ecerannya, terutama terjadi di Kota Jakarta, Bandung, dan Medan masing-masing sebesar 7,6% (yoy), 9,6% (yoy), dan 50,3% (yoy).

Baca Juga: Normalisasi Konsumsi Masyarakat Usai Hari Raya Redam IPR Mei 2023

Prakiraan Penjualan dan Harga ke Depan
Erwin menyampaikan, responden memprakirakan penjualan akan menurun pada September 2023 atau tiga bulan yang akan datang. Namun, diperkirakan meningkat pada Desember 2023 atau enam bulan yang akan datang. 

Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) September 2023 tercatat sebesar 133,4 poin, atau lebih rendah dari 140,9 poin pada periode sebelumnya. Sementara itu, IEP Desember 2023 tercatat 149,9 poin, lebih tinggi dibandingkan 141,2 poin pada bulan sebelumnya. 

“Dari sisi harga, responden memprakirakan tekanan inflasi akan menurun pada September 2023, namun diprakirakan akan meningkat pada Desember 2023 sejalan dengan ekspektasi penjualan ke depan,” sebutnya.

Identifikasi BI, peningkatan IEP Desember 2023 diprakirakan didorong oleh permintaan masyarakat yang meningkat seiring dengan momen HBKN Natal dan libur akhir tahun yang didukung oleh kelancaran distribusi, serta strategi potongan harga alias diskon.

Selain itu dari sisi harga, BI memperkirakan, tekanan inflasi akan menurun pada September 2023 atau tiga bulan yang akan datang. Namun diprakirakan akan meningkat pada Desember 2023 atau enam bulan yang akan datang, sejalan dengan ekspektasi penjualan ke depan. 

Tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) September 2023 tercatat sebesar 115,9 poin, yang lebih rendah dari 117,7 poin pada periode sebelumnya. “Sementara, IEH Desember 2023 tercatat sebesar 130,0 poin, lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 123,0 poin,” pungkasnya.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar