c

Selamat

Jumat, 7 November 2025

EKONOMI

21 Februari 2024

14:47 WIB

BI Pertahankan BI Rate 6% Pada Februari 2024

BI tetap mempertahankan suku bunga acuan BI Rate di level 6,00% pada Februari 2024. Level suku bunga moneter ini terhitung bertahan dan melanjutkan posisi suku bunga akhir tahun lalu.

Penulis: Khairul Kahfi

BI Pertahankan BI Rate 6% Pada Februari 2024
BI Pertahankan BI Rate 6% Pada Februari 2024
Konferensi Pers RDG-BI Edisi Februari 2024, Jakarta, Rabu (21/2). Validnews/Khairul Kahfi

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) tetap mempertahankan suku bunga acuan BI Rate di level 6,00% pada Februari 2024. Level suku bunga moneter ini terhitung bertahan dan melanjutkan posisi suku bunga akhir tahun lalu.

Dengan demikian, BI-Rate bertahan dalam level yang sama selama lima bulan terakhir atau sejak Oktober 2023. 

“Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 20 dan 21 Februari 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI Rate sebesar 6,00%,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo dalam Konferensi Pers RDG-BI Edisi Februari 2024, Jakarta, Rabu (21/2).

BI juga mempertahankan suku bunga Deposit Facility di level 5,25%, sementara suku bunga Lending Facility tetap berada di kisaran 6,75%. Perry menjelaskan, keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability

“Untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah, serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024,” urainya.

Perry menekankan, keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. Yaitu untuk penguatan stabilisasi nilai tukar Rupiah serta langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5±1% pada 2024. 

Baca Juga: Peneliti: BI Akan Tahan BI Rate Di Level 6%

Sementara itu, kebijakan makroprudensial dan sistem pembayaran tetap pro-growth untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada dunia usaha dan rumah tangga.

“Akselerasi digitalisasi sistem pembayaran, termasuk digitalisasi transaksi keuangan pemerintah pusat dan daerah, juga terus didorong untuk meningkatkan volume transaksi dan memperluas inklusi ekonomi-keuangan digital,” jelasnya.

Di sisi lain, BI melalui berbagai upaya  terus memperkuat bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Pertama, stabilisasi nilai tukar Rupiah melalui intervensi di pasar valas pada transaksi spot, Domestic Non-Deliverable Forward (DNDF), dan Surat Berharga Negara (SBN) di pasar sekunder.

Baca Juga: Apa Itu Suku Bunga Acuan BI Dan Fungsinya

Kedua, penguatan strategi operasi moneter yang pro-market untuk efektivitas kebijakan moneter, termasuk optimalisasi Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), Sekuritas Valas Bank Indonesia (SVBI), dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI). 

“Ketiga, perluasan pendalaman pasar uang dan pasar valas melalui peningkatan volume dan jumlah pelaku transaksi repurchase agreement (repo),” ungkapnya.

Keempat, penguatan kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dengan fokus pada suku bunga kredit per sektor ekonomi. Kelima, upaya akselerasi digitalisasi sistem pembayaran guna mendorong inklusi ekonomi keuangan dan memperluas Ekonomi Keuangan Digital (EKD) termasuk perluasan QRIS antarnegara, baik volume transaksi maupun peserta Penyedia Jasa Pembayaran (PJP).

“Keenam, perluasan kerja sama internasional di area kebanksentralan termasuk peningkatan Local Currency Transactions (LCT) untuk fasilitasi transaksi perdagangan dan investasi, sistem pembayaran dan pasar keuangan antarnegara,” jabarnya. 


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar