13 Februari 2024
15:53 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Fin Harini
JAKARTA - Bank Indonesia menilai, kondisi keuangan konsumen pada Januari 2024 sedikit membaik. Tercermin dari rasio konsumsi terhadap pendapatan di bulan ini yang naik tipis sebesar 30 basis poin (bps) atau 0,3 persen poin dibandingkan Desember 2023.
Sebelumnya, hasil pantauan BI, proporsi pengeluaran konsumen terhadap pendapatan (average propensity to consume ratio) selama September-Desember 2023 konsisten menurun. Dari kisaran 76,3%; menurun ke 75,6%; menjadi 75,3%; dan turun lebih dalam ke 74,3%.
“Rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi Januari 2024 mengalami sedikit kenaikan dibandingkan bulan sebelumnya, yaitu menjadi sebesar 74,6%,” sebut BI dalam Survei Konsumen Januari 2024, Jakarta, Selasa (13/2).
Baca Juga: OJK Rilis POJK untuk Pelindungan Konsumen dan Masyarakat
Sementara itu, proporsi pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio) pada saat yang sama menurun 70 bps atau 0,7 persen poin menjadi 9,3%. Dibanding bulan sebelumnya, proporsi pembayaran cicilan/utang bergerak turun dari 10,0%.
Kemudian, proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) tercatat meningkat 50 bps atau 0,5 persen poin pada Januari 2024. Dibanding bulan sebelumnya, proporsi pendapatan yang disimpan lanjut bergerak naik dari 15,7% menjadi 16,2% di bulan pertama tahun ini.
Berdasarkan kelompok pengeluaran, rata-rata porsi konsumsi terhadap pendapatan terpantau meningkat untuk hampir semua kelompok pengeluaran. Hanya responden dengan tingkat pengeluaran Rp2,1-3 juta/bulan dan di atas Rp5 juta/bulan yang relatif mengalami penurunan.
Sementara itu, porsi tabungan terhadap pendapatan terindikasi meningkat pada hampir seluruh tingkat pengeluaran. Kenaikan paling mencolok, terutama pada responden dengan tingkat pengeluaran di atas Rp5 juta.
Rinciannya, dibanding Desember 2023, konsumen pendapatan Rp1-2 juta/bulan, rata-rata proporsi konsumsi dari pendapatannya sebesar 77,8% (naik 260 bps); lalu proporsi pembayaran cicilan/utang 6,8% (turun 140 bps); dan proporsi untuk disimpan sebagai tabungan 15,3% (turun 140 bps).
Kemudian, konsumen berpendapatan Rp2,1-3 juta/bulan, rata-rata proporsi konsumsi dari pendapatannya sebesar 74,9% (turun 140 bps); lalu proporsi pembayaran cicilan/utang 8,9% (turun 20 bps); dan proporsi untuk disimpan sebagai tabungan 16,2% (naik 160 bps).
Lalu, konsumen pendapatan Rp3,1-4 juta/bulan, rata-rata proporsi konsumsi dari pendapatannya sebesar 73,6% (naik 30 bps); lalu proporsi pembayaran cicilan/utang 9,8% (turun 80 bps); dan proporsi untuk disimpan sebagai tabungan 16,6% (naik 50 bps).
Baca Juga: Satgas Pasti Blokir 47 Rekening Bank dan 309 Nomor WA Pinjol Ilegal
Selanjutnya, konsumen pendapatan Rp4,1-5 juta/bulan, rata-rata proporsi konsumsi dari pendapatannya sebesar 71,3% (naik 10 bps); lalu proporsi pembayaran cicilan/utang 11,2% (turun 40 bps); dan proporsi untuk disimpan sebagai tabungan 17,5% (naik 30 bps).
Terakhir, konsumen pendapatan di atas Rp5 juta/bulan, rata-rata proporsi konsumsi dari pendapatannya sebesar 66,1% (turun 510 bps); lalu proporsi pembayaran cicilan/utang 14,6% (naik 250 bps); dan proporsi untuk disimpan sebagai tabungan 19,3% (naik 260 bps).