12 Mei 2022
12:25 WIB
Penulis: Khairul Kahfi
Editor: Dian Kusumo Hapsari
BALI – Bank Indonesia menganggap transformasi digital merupakan salah satu solusi meningkatkan akses keuangan yang menjangkau kaum perempuan, kaum muda, dan UMKM. Hal itu dilakukan guna mewujudkan pertumbuhan inklusif sebagai langkah mendorong pemulihan ekonomi pasca-pandemi.
Gubernur BI Perry Warjiyo menekankan, digitalisasi merupakan game changer untuk membangun akses keuangan yang lebih inklusif. Terdapat tiga langkah penting untuk mengatasi tantangan UMKM berupa keterbatasan kemampuan ekonomi, literasi keuangan, dan akses infrastruktur digital.
"Langkah pertama melalui pemberdayaan ekonomi, termasuk bagi perempuan untuk menjadi pengusaha mikro," jelasnya dalam keterangan pers, Jakarta, Kamis (12/5).
Kedua, melalui langkah peningkatan kapasitas, produktivitas, literasi dan pengelolaan keuangan melalui edukasi yang didukung inovasi dan digitalisasi proses bisnis. Dengan begitu, kelompok UMKM bisa lebih berdaya dan kompetitif.
Ketiga adalah harmonisasi kebijakan, antara lain melalui dukungan BI terhadap UU Cipta Kerja yang merupakan regulasi penyederhanaan proses perizinan, "Serta mendukung ekosistem UMKM dan e-commerce untuk mendorong akses UMKM ke pasar domestik dan global," sebut Perry.
Informasi tambahan, Bank Dunia mencatat, sebanyak 1,7 miliar orang di dunia masih kesulitan mengakses layanan keuangan dasar. Penyebabnya, masih minimnya literasi dan keterbatasan pada infrastruktur, persepsi tidak dibutuhkannya pembiayaan, informasi yang asimetris, masalah kepemilikan dokumen legal, hingga keamanan siber.
Sejalan dengan hal itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak I Gusti Ayu Bintang Darmawati menyampaikan, dengan populasi dan peran yang besar di UMKM, perempuan menjadi tulang punggung pertumbuhan dan stabilitas ekonomi.
Menteri Bintang menjabarkan, Indonesia telah memiliki berbagai program untuk meningkatkan kesetaraan gender, kewirausahaan dan keuangan inklusif. Antara lain melalui pelatihan kewirausahaan bagi perempuan serta desa ramah perempuan-anak.
"Begitu juga kerangka pengaturan yang meliputi strategi nasional inklusi keuangan perempuan, serta regulasi yang mendukung wirausaha perempuan, dan peningkatan akses kredit UMKM," papar Bintang.
Sementara itu, Co-chair GPFI Bank Sentral Italia Magda Bianco menyampaikan, digitalisasi telah mentranformasi kehidupan kita secara umum dan sistem keuangan secara khusus. Digitalisasi menjadi penolong utama di masa pandemi, membuka kesempatan luas bagi UMKM untuk inovasi produk dan jasa keuangan yang berkualitas.
"Serta mendukung kemudahan akses, mengurangi biaya transaksi dan menjadi prasarana dalam evaluasi kelayakan kredit, yang pada gilirannya akan menciptakan inklusi yang lebih luas," ungkap Magda.
Seminar ini menjadi bekal untuk memulai sidang GPFI kedua pada 12–13 Mei, yang akan mendiskusikan progress penyusunan deliverables sebagai target dari Presidensi Indonesia G20 2022 di area digital financial inclusion dan SME Finance.