c

Selamat

Minggu, 16 November 2025

EKONOMI

26 Mei 2025

08:39 WIB

BI dan PBOC Perbarui MoU Untuk Dorong Penggunaan Mata Uang Lokal

Selain MoU antara BI dan PBOC untuk mendorong penggunaan mata uang lokal, terdapat berbagai MoU lain antara China dan Indonesia yang ditandatangani dalam kunjungan PM Li Qiang ke Jakarta.

Penulis: Al Farizi Ahmad

<p id="isPasted">BI dan PBOC Perbarui MoU Untuk Dorong Penggunaan Mata Uang Lokal</p>
<p id="isPasted">BI dan PBOC Perbarui MoU Untuk Dorong Penggunaan Mata Uang Lokal</p>

Gubernur BI Perry Warjiyo (depan, kanan) dan Gubernur PBOC Pan Gongsheng (depan, kiri) saat penandatanganan MoU di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (25/5/2025). ANTARA/HO-Bank Indonesia

JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dan bank sentral China atau People's Bank of China (PBOC) memperbarui nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) untuk mendorong penggunaan mata uang lokal dalam transaksi bilateral.

Nota kesepahaman tersebut ditandatangani oleh Gubernur BI Perry Warjiyo dan Gubernur PBOC Pan Gongsheng di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (25/5), disaksikan langsung oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Republik Rakyat China Li Qiang.

Dalam siaran pers bersama di Jakarta, Minggu (26/5), BI menyebut MoU ini memperkuat nota kesepahaman sebelumnya yang ditandatangani kedua bank sentral pada 30 September 2020. Yakni, memperluas cakupan kerja sama penyelesaian mata uang lokal bilateral mencakup transaksi berjalan, transaksi modal, dan transaksi keuangan.

“Nota kesepahaman ini juga melengkapi upaya kerja sama dalam meningkatkan konektivitas pembayaran untuk penggunaan mata uang lokal yang lebih luas dalam transaksi bilateral,” sebut BI.

Nota kesepahaman ini selanjutnya akan mempromosikan penggunaan mata uang lokal dalam transaksi dan investasi bilateral serta meningkatkan kerja sama moneter antara kedua negara di pasar moneter dan keuangan.

Perkuat Hubungan Ekonomi
Diberitakan sebelumnya, selain MoU antara BI dan PBOC, Pemerintah Indonesia dan China juga menandatangani MoU lainnya yang juga disaksikan oleh Presiden RI Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Republik Rakyat China Li Qiang.

Salah satu MoU tersebut yakni mengenai kerja sama dalam kebijakan pembangunan ekonomi yang ditandatangani oleh Dewan Ekonomi Nasional (DEN) serta National Development and Reform Commission (NDRC) China.

Selain itu, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI dan Kementerian Perdagangan China meneken kerja sama untuk memperkuat hubungan ekonomi kedua negara di sektor industri dan rantai pasok

Terakhir, MoU antara Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI dan Kementerian Perdagangan China serta Pemerintah Provinsi Fujian China, yang membahas kerja sama program Two Countries Twin Parks antara kedua negara.

"Kami telah melaksanakan pembicaraan yang cukup produktif hari ini dan telah mencapai kesepakatan dalam banyak sekali bidang kerja sama. Kami optimistis bahwa kerja sama ini akan membawa kebaikan bagi kedua bangsa dan rakyat kita,” kata Presiden Prabowo saat jamuan makan siang di Istana Negara, Jakarta, Minggu (25/5).

Indonesia dan China, jelas Prabowo, dapat menunjukkan kepada dunia bahwa kekuatan dapat digunakan untuk kebaikan dan mencapai kesejahteraan bersama.

Prabowo menginginkan agar hubungan kedua negara tidak hanya sebatas hubungan ekonomi, tetapi juga berkembang dalam berbagai bidang. Salah satunya, untuk mengupayakan perdamaian.

"Tetapi yang lebih penting ini akan membawa kedamaian di seluruh kawasan Asia Tenggara, bahkan Asia Pasifik. Jadi sekali lagi, terima kasih kunjungan Yang Mulia," tandasnya.

Sementara itu, Li Qiang menyampaikan salam dan pesan khusus dari Presiden Tiongkok Xi Jinping kepada Prabowo, sekaligus menegaskan pentingnya membangun masa depan bersama antara kedua negara.

“Pertama-tama, saya ingin menyampaikan salam hangat dan harapan terbaik dari Presiden Xi Jinping kepada Yang Mulia Presiden,” ujar Li Qiang.

PM Li Qiang juga mengingatkan kembali kunjungan Prabowo ke Tiongkok pada November tahun lalu, yang menghasilkan kesepakatan penting antara dua kepala negara.

“Selama kunjungan Yang Mulia Presiden ke Tiongkok pada November tahun lalu, kedua kepala negara kita mencapai konsensus penting tentang pembangunan komunitas Tiongkok-Indonesia dengan masa depan bersama yang memiliki pengaruh regional dan global,” tandas Li.

Seusai pertemuan, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menuturkan, nota kesepahaman yang terjalin terkait dengan kerja sama ekonomi kedua negara di berbagai sektor termasuk sektor digital, industri, dan sektor strategis lainnya.

”Kemudian, MoU (nota kesepahaman) juga memperpanjang (proyek) two countries twin park, yang kita jadwalkan di Batang seluas 500 hektar dan didorong untuk menjadi Shenzhen-nya Indonesia,” kata Airlangga.

Airlangga menuturkan, taksiran nilai pengembangan awal proyek di Batang, Jawa Tengah, itu minimal US$3 miliar. Kemudian ada lagi di Bintan, industrial estate di Bintan. "Kemudian di Chinanya di Provinsi Fujian,” jelasnya.

Airlangga pun menyebut sejumlah manfaat bagi Indonesia dalam kerja sama dengan China, yakni masuknya investasi serta memperkuat rantai pasok kedua negara.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar