c

Selamat

Senin, 17 November 2025

EKONOMI

30 Agustus 2022

17:29 WIB

BI: Biaya Transfer BI FAST Berpeluang Turun Di Bawah Rp2.500

Penurunan tarif biaya transfer BI FAST dapat dilakukan, seiring dengan potensi transaksi yang diperkirakan semakin meningkat, lantaran semakin banyak perbankan yang menjadi peserta layanan BI-FAST

BI: Biaya Transfer BI FAST Berpeluang Turun Di Bawah Rp2.500
BI: Biaya Transfer BI FAST Berpeluang Turun Di Bawah Rp2.500
Layanan transfer lewat sistem Bi Fast. dok. OCBC NISP.com

JAKARTA – Biaya transfer antarbank menggunakan layanan BI FAST yang saat ini dibanderol sebesar Rp2.500 per transaksi, kemungkinan akan ditetapkan lebih rendah ke depannya. Bank Indonesia saat ini tengah mengevaluasi beberapa faktor yang bisa menurunkan biaya tersebut.

“Ke depan ini bisa diturunkan secara bertahap karena kita lihat banyak faktor dan evaluasi berkala,” kata Direktur Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (BI) Fitria Irmi Triswati di Jakarta, Selasa (30/8).

Fitria menjelaskan, hal tersebut memungkinkan BI FAST sendiri dikembangkan demi memenuhi kebutuhan masyarakat luas. Termasuk pelaku UMKM yang membutuhkan biaya transfer yang rendah.

Nantinya, kata Fitri, Bank Indonesia akan melihat faktor-faktor pendukung penurunan biaya transfer BI-FAST. Kemudian melakukan evaluasi secara bertahap sehingga dapat diketahui besaran penurunan biaya ini.

Selain itu, Fitria menuturkan, penurunan tarif biaya transfer BI FAST juga dapat dilakukan dengan mempertimbangkan potensi transaksi yang diperkirakan semakin meningkat. Apalagi, belakangan semakin banyak perbankan yang menjadi peserta layanan BI-FAST.

“Peningkatan transaksi datang dari perluasan peserta dan kanal sehingga biaya transaksi bisa lebih murah,” jelasnya.

Sejauh ini peserta layanan BI-FAST ada sebanyak 77 bank sehingga telah mewakili 85% dari pangsa sistem pembayaran ritel nasional. Sebanyak 77 bank peserta itu masuk dalam batch pertama hingga keempat dengan rincian 21 bank pada batch pertama. Lalu, 22 bank dan satu non-bank pada batch kedua, delapan bank pada batch ketiga dan 25 bank pada batch keempat.

Kepala Departemen Penyelenggara Sistem Pembayaran BI Ida Nuryanti menambahkan, pihaknya sedang menyiapkan batch kelima yang ditargetkan akan rampung pada November 2022. Ia menyebutkan terdapat sebanyak 49 bank yang menyatakan komitmennya dalam batch kelima sehingga BI akan melihat secara detail komitmen dari para calon peserta layanan BI FAST tersebut.

“Kita akan lihat komitmen tersebut siapa yang sudah siap. Untuk melihat kesiapan maka BI melakukan survei check point untuk mengukur kesiapan keamanan dan teknologinya,” jelas Ida.

Untuk diketahui, BI-FAST sendiri merupakan infrastruktur sistem pembayaran yang disediakan oleh BI. Sistem ini dapat diakses melalui aplikasi yang disediakan industri sistem pembayaran untuk memfasilitasi transaksi pembayaran ritel masyarakat.

Implementasi BI-FAST oleh peserta kepada nasabah, akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan strategi dan rencana peserta dalam mempersiapkan kanal pembayaran bagi masing-masing nasabah.

Dalam gelombang ke-4, BI juga menambah layanan kebanksentralan melalui BI-FAST untuk mendukung pelaksanaan tugas Bank Indonesia di bidang moneter, makroprudensial serta sistem pembayaran dan pengelolaan uang Rupiah.

Layanan BI-FAST secara bertahap akan diperluas mencakup layanan bulk credit, direct debit serta request for payment sekaligus cross border retail payment. BI mengharapkan dukungan dan partisipasi seluruh Penyedia Jasa Pembayaran (PJP), untuk dapat memanfaatkan BI-FAST yang akan menjadi backbone infrastruktur sistem pembayaran ritel masa depan.

Jumlah Transaksi
Fitria menambahkan, jumlah transaksi BI-FAST sepanjang 1 Januari hingga 24 Agustus 2022 telah mencapai 224,8 juta transaksi, dengan nilai Rp810,4 triliun. 

“Sejak implementasi pada Desember 2021, volume transaksi BI-FAST terus meningkat seiring dengan perluasan peserta dan stabilitas sistem yang terus terjaga,” serunya.

Fitria mengatakan, rata-rata harian volume transaksi selama 1 hingga 24 Agustus 2022 sebesar 1,83 juta transaksi atau meningkat 16% dibanding 1 sampai 24 Juli 2022 yang sebanyak 1,57 juta transaksi. Menurut Fitria, peningkatan ini terjadi karena perluasan peserta.

Ia menjelaskan, saat ini pengembangan BI-FAST sedang sampai tahap satu dan dua yaitu direct debit, bulk credit dan request for payment yang akan diimplementasikan pada Mei 2023. Sekadar informasi, direct debit merupakan layanan penagihan secara berkala berdasarkan mandat perdebatan rekening yang telah disetujui nasabah.

Sementara itu, bulk credit merupakan perintah pemindahan dana dari satu nasabah pengirim ke beberapa nasabah penerima, dalam satu instruksi atau one to many. Untuk request for part ment (RFP) adalah layanan permintaan transfer dana dari nasabah penerima kepada nasabah pengirim, berdasarkan persetujuan nasabah pengirim atas informasi permintaan transfer dana dimaksud.

“Pengembangan BI-FAST juga akan dilanjutkan setelah 2023 yaitu perluasan layanan termasuk cross border,” ujar Fitria.

BI-FAST sendiri sejauh ini sudah memberi manfaat baik bagi industri perbankan, termasuk UMKM, maupun masyarakat luas, melalui penyediaan berbagai fitur dan transaksi pembayaran real time yang terjangkau.

Bagi industri perbankan, BI-FAST mendorong inovasi melalui optimalisasi fitur BI-FAST sehingga meningkatkan customer base dan engagement bagi pertumbuhan perbankan. Bagi industri lainnya, BI-FAST menjaga kesinambungan sektor riil melalui transaksi pembayaran real time dengan harga terjangkau.

Bagi masyarakat, BI-FAST memudahkan bertransaksi yaitu melalui pembayaran real time, serta efisiensi biaya melalui harga terjangkau sehingga meningkatkan inklusi keuangan. “Pada akhirnya dapat memperluas ekosistem digital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang kuat, inklusif dan berkelanjutan,” tegas Fitria.


KOMENTAR

Silahkan login untuk memberikan komentarLoginatauDaftar