10 Mei 2024
18:34 WIB
BI-Bank Sentral UEA Teken MoU Penggunaan Mata Uang Lokal
Bank Indonesia (BI) dan Bank Sentral Uni Emirat Arab (UEA) menandatangani MoU pembentukan kerangka kerja yang mendorong penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral
Penulis: Khairul Kahfi
Karyawan memegang uang di BNI KC Mega Kuningan, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Antara Foto/Aprillio Akbar
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) dan Bank Sentral Uni Emirat Arab (UEA) menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) pembentukan kerangka kerja yang mendorong penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral. Dalam mendukung peningkatan hubungan perdagangan antara kedua negara.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan, pentingnya upaya memperdalam pasar keuangan dan memperkuat hubungan ekonomi Uni Emirat Arab dengan Indonesia melalui penggunaan mata uang lokal.
“Inisiatif ini merupakan salah satu upaya mendorong stabilitas dan ketahanan untuk mengatasi meningkatnya kerentanan ekonomi,” katanya dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Jumat (10/5).
BI mencatat, kemitraan antara UEA dan Indonesia salah satunya ditunjukkan dengan pertumbuhan perdagangan nonmigas yang terus meningkat antara 2017 dan 2023.
Selain itu, MoU tersebut juga menjabarkan kerangka kerja yang terdiri dari berbagai elemen. Untuk memfasilitasi penyelesaian transaksi perdagangan lintas batas dalam dua mata uang nasional, yakni Dirham UEA dan Rupiah Indonesia.
MoU juga menjelaskan jenis transaksi yang memenuhi syarat dan memungkinkan untuk mendukung pengembangan pasar keuangan. Kolaborasi ini menandai tonggak penting dalam memperkuat kerja sama keuangan bilateral dan diharapkan akan membantu dunia usaha mengurangi biaya pemrosesan transaksi.
Baca Juga: ASEAN Sepakat Perkuat Pembayaran Regional dan Mata Uang Lokal
Berdasarkan perjanjian ini, Bank Sentral UEA dan Bank Indonesia akan berkolaborasi dalam mendorong penggunaan mata uang nasional mereka dengan mendukung penerapan kerangka kerja secara bertahap, yang juga bertujuan mendukung stabilitas perekonomian dan stabilitas sistem keuangan.
Lebih lanjut, Gubernur Bank Sentral UEA Khaled Mohamed Balama mengatakan, perjanjian ini merupakan dasar untuk memperkuat kemitraan masa depan antara kedua belah pihak.
“(Sehingga) membuka peluang bisnis yang lebih besar di sektor perbankan dan keuangan,serta sebagai upaya mendukung pertumbuhan perdagangan dan investasi,” ujar Khaled.
Mengutip Antara, Dirjen Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Didi Sumedi optimistis nilai perdagangan Indonesia dengan Dubai, UEA akan terus meningkat hingga diperkirakan menembus US$10 miliar dalam waktu 2-3 tahun ke depan.
Peningkatan nilai dagang itu salah satunya dipengaruhi oleh implementasi Indonesia-United Arab Emirates Comprehensive Economic Partnership Agreement (IUAE-CEPA) yang berlaku sejak 1 September 2023.
"Saya bisa targetkan mungkin dalam 2-3 tahun ke depan, bisa sampai US$10 miliar," ujar Didi usai menghadiri acara Dubai Chamber, Senin (6/5).
Indonesia dan Dubai merupakan dua negara yang saling membutuhkan dalam hal perdagangan. Selain itu, Dubai juga dianggap sebagai hub yang mampu menghubungkan Indonesia dengan negara-negara yang berada di kawasan Timur Tengah, Afrika, dan negara-negara terdekat lainnya.
Baca Juga: Kadin: Kerja Sama Mata Uang Lokal Tangkal Pelemahan Rupiah
Lebih lanjut, Didi menyampaikan, Indonesia dan Dubai perlu melakukan peningkatan volume perdagangan melalui berbagai sektor. Mulai dari, diversifikasi perdagangan hingga transformasi perdagangan jasa untuk dapat mewujudkan target tersebut.
"Kalau kita melihat dari peta perdagangan dan data-data potensial perdagangan antara dua negara, ini sangat-sangat besar," katanya.
Pada 2021, nilai perdagangan Indonesia dan Dubai mencapai US$4 miliar, sedangkan pada 2022 angkanya meningkat menjadi US$5 miliar. Namun demikian, pada 2023 nilainya turun menjadi US$3,5 miliar.
Menurutnya, sepanjang 2023 nilai perdagangan secara global mengalami penurunan lantaran harga komoditas yang juga menurun. Namun, pada Januari dan Februari 2024, angkanya mulai merangkak naik secara signifikan.
Didi pun berharap, Indonesia dan Dubai dapat memperluas perdagangan melalui investasi dan sektor jasa pada tahun ini. "Kita minta mereka untuk bisa bekerja sama dari sisi membuka tidak hanya pasar dan perdagangannya saja, tapi juga investasi di sana dan juga jasa," ucapnya.