30 Oktober 2025
20:32 WIB
BFI Finance Catat Kinerja Solid Di Tengah Tantangan Industri Pembiayaan
BFI Finance membukukan laba bersih Rp1,17 triliun pada kuartal III/2025, tumbuh 4,7% yoy dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Penulis: Fin Harini
Pegawai tengah melayani calon debitur di kantor BFI Finance. BFI Finance/Dok
TANGERANG SELATAN – Di tengah perlambatan ekonomi dan tekanan daya beli masyarakat, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) tetap menunjukkan ketahanan. Hingga kuartal III/2025, perusahaan mencatatkan kinerja solid dengan pertumbuhan aset, laba bersih, dan kualitas pembiayaan yang terjaga di atas rata-rata industri.
Sutadi, Presiden Direktur BFI Finance, Kamis (30/10), menyebutkan BFI Finance membukukan laba bersih Rp1,17 triliun, tumbuh 4,7% yoy, dengan Return on Asset (ROA) sebesar 7,7% dan Return on Equity (ROE) sebesar 14,7%.
Menurutnya, pencapaian ini menegaskan posisi BFI Finance sebagai salah satu pemain multifinance dengan fundamental bisnis paling sehat di Tanah Air, di saat banyak pelaku industri pembiayaan menghadapi tekanan dari menurunnya penjualan otomotif dan persaingan yang semakin ketat.
Baca Juga: BFI Bukukan Laba Rp405,5 Miliar Di Kuartal I/2025
Hingga akhir September 2025, total aset BFI Finance mencapai Rp25,4 triliun, naik 5,5% secara tahunan (yoy). Total piutang pembiayaan dikelola (managed receivables) tercatat Rp26 triliun, tumbuh 13% yoy. Realisasi pembiayaan baru selama Januari–September mencapai Rp16,4 triliun, atau naik 15,2% dibanding periode sama tahun lalu.
“Kinerja yang solid ini menjadi bukti bahwa strategi bisnis berbasis kualitas pembiayaan dan tata kelola perusahaan yang kuat mampu membawa pertumbuhan berkelanjutan. Kami terus memperkuat inovasi layanan dan efisiensi proses guna menjaga kepercayaan konsumen dan mitra bisnis,” ujarnya melalui siaran pers.
Portofolio Seimbang dan Risiko Terkendali
Sutadi mengatakan, portofolio pembiayaan BFI Finance masih didominasi segmen berjaminan mobil sebesar 51,1%, diikuti motor 7,6%, dan pembiayaan pembelian mobil 17,3%. Di luar sektor otomotif, pembiayaan alat berat dan mesin menyumbang 14,9%, properti 5,4%, serta segmen syariah dan lainnya 3,7%.
Dengan komposisi tersebut, imbuhnya, perusahaan menjaga keseimbangan antara ekspansi dan kehati-hatian. Rasio Non-Performing Financing (NPF) bruto berada di 1,55%, sementara net NPF di 0,26%. Angka ini ia sebut jauh lebih baik dari rata-rata industri 2,51% per Agustus 2025 (data OJK).
Baca Juga: BFI Finance Cetak Pertumbuhan Piutang 14,2% Hingga Semester I/2025
Tingkat NPF coverage tercatat 2,5 kali dari nilai NPF bruto, menunjukkan cadangan kerugian yang memadai. Di sisi permodalan, gearing ratio tetap sehat di 1,2 kali, jauh di bawah batas maksimum regulasi 10 kali dan lebih rendah dari rata-rata industri 2,2 kali.
Struktur pendanaan pun solid. Sekitar 63,2% sumber dana berasal dari lembaga keuangan dan nonkeuangan, didukung pendanaan alternatif melalui penerbitan obligasi. Pada 5 Oktober 2025, perusahaan melunasi pokok dan bunga Obligasi Berkelanjutan VI Tahap I Tahun 2024 Seri A senilai Rp100 miliar, yang menunjukkan pengelolaan likuiditas yang kuat.
Sebagai lembaga pembiayaan berbasis masyarakat, BFI Finance menyalurkan piutang pembiayaan modal kerja senilai Rp14,8 triliun, naik 15,5% yoy, untuk mendukung pelaku usaha produktif di berbagai sektor.